Satya memakai jas hitam panjang. Wajahnya seperti pahatan yang sempurna. Fitur wajahnya tampak tanpa cela. Ekspresinya dingin, dan kecantikannya begitu menawan. Sejak dia masuk, aura mendominasinya memenuhi bangsal.
Feni memandang pria yang datang dengan acuh tak acuh itu. Dia sebenarnya tidak peduli, tapi dia tiba-tiba menyadari bahwa tanpa Citra di sisinya, Satya sebenarnya tampak seperti orang yang berbeda. Feni pun berkata dengan suara yang tajam dan menampilkan senyum yang dibuat-buat, "Kamu adalah pacar Citra, apa dia ingin kamu melihat ibunya?"
"Nyonya Feni." Satya menutup pintu bangsal dengan mudah. Sosoknya tinggi dan tegap. Suaranya rendah dan acuh tak acuh, tapi memiliki kesan penuh ironi. Dia dengan cepat menanggapi pertanyaan Feni, "Anda adalah ibu kandungnya, jadi saya secara khusus datang untuk memberitahu Anda."
Mata Feni membelalak tidak percaya, tapi ekspresinya tetap, "Satya, apa maksudmu?"