Citra menoleh, "Kalau begitu kamu pulang dan tidur di tempat tidurmu sendiri. Aku tidak ingin makan mie."
Satya tidak berbicara. Dia menunduk dan menatap wanita yang duduk bersila di sofa itu tanpa ekspresi. Rambut hitam panjangnya sudah benar-benar kering, kakinya putih dan ramping. Dia adalah wanita kecil yang sombong. Setelah hampir satu menit, pria itu berdiri tegak. Dia meletakkan ponselnya di meja kopi, dan berjalan menuju dapur dengan kaki jenjangnya.
Citra menoleh lagi, melihat ke arah Satya yang perlahan menghilang. Dia mengangkat sudut bibirnya dengan bangga. Saat Citra hendak bangun dan kembali ke kamar tidur untuk mencari piyama, ponsel di meja kopi bergetar. Dia melihat ke bawah tanpa sadar. Layar ponsel itu menunjukkan sebuah nomor.
"Satya, seseorang meneleponmu."
Pria itu berkata dari dapur, "Angkat saja." Citra tidak mengangkatnya. Dia mengambil ponsel itu dan memberikannya pada Satya di dapur, "Ini."