Chereads / Trauma (Kisah si Alisa) / Chapter 2 - Bab 02

Chapter 2 - Bab 02

"Kau sedang masak apa?" Tanya wanita dengan tatanan yang ayu dan penampilan formal itu.

Alisa yang sedang sibuk dengan kegiatan masaknya di dapur langsung berbalik tersentak kaget saat mendengar suara dari arah belakangnya.

"Ah...kakak, kau mengagetkanku, aku sedang memasak nasi goreng untuk sarapan kita." Sekilas menoleh kearah lawan bicara, lalu kembali kesibukannya. "Susu mu belum aku siapkan, apa kau akan berangkat sekarang?" Lanjut gadis berponi itu.

"Tak usah, aku sekarang ingin minum jus saja." Sambil berjalan menuju kulkas, sembari mengambil gelas pada laci pantri. "Hari ini, aku berangkat lebih awal karena ada sidang dari kasus yang kutangani. Apa hari ini sudah waktunya masuk kuliahmu, Hmm?" Sambil menegukkan jus jeruknya.

"Belum...kemungkinan besok jadwal awal aku masuk kak." Dengan meletakkan dua piring nasi goreng yang selesai dia masak di atas meja makan.

Dan dibalas anggukan dari orang yang disebut kakaknya tersebut. "Hhmm...maaf bukannya mengabaikan nasi goreng mu, tapi aku harus berangkat sekarang, tak apakan jika sarapan tanpa ku." Lanjutnya dengan mendekatkan wajahnya pada Alisa untuk memberi kecupan kecil di keningnya, yang disambut seyum tipis oleh Alisa, lalu wanita itu pergi dari ruang makan munuju ruang tengah.

Alisa hanya termenung melihat punggung kakaknya semakin menjauh. "Hati-hati dijalan Kak Mawar!!" Seketika yang terpanggil berbalik dengan senyumnya dan melambaikan tangan.

Sesaat setelah sosok kakaknya menghilang, ruangan itu tampak sunyi. Namun, Alisa yang masih berdiri termenung didepan meja makan, menatap kepergian kakaknya. Setelah itu dia menundukkan kepalanya menatap meja makan, terlihat dua piring nasi goreng tadi.

Alisa menggeser kursinya lalu mendudukkan bokongnya. Perlahan, Alisa meraih sendok dan garpunya. Serasa keadaan menjadi sunyi dan mencekam. Rumah itu memang tidak terlalu besar, hanya ditinggali oleh Alisa dan kakaknya saja tidak ada pembantu, namun terkadang beberapa hari memanggil orang hanya untuk membersihkan ruangan. Diluar cuacanya sangat cerah namun didalam rumah seolah sangat mendung, mungkin itu hanya suasana hati Alisa. Dengan wajah sendu, Alisa menikmati sarapan.

Sesaat Alisa terdiam.

"Sendiri" gumamnya.

Meski rasa malas untuk makan, tapi rasa laparnya tidak bisa di bendung lagi, segera tangan itu meraih sendok untuk menyuapkan nasinya lagi untuk makanannya.

***

Di balkon kamarnya, Alisa menatap langit pagi, menikmati udara sejuk, Alisa memejamkan matanya sejenak menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Ini adalah moment yang dia disukai, terasa menenangkan, memandang cerah langit biru.

Alisa menyandarkan tubuhnya pada pembatas besi, dan kedua tangannya melipat diatas pembatas besi.

Terasa tenang, kedua sudut bibir itu terangkat, menghirup udara pagi dan menikmati semilir angin, seakan beban dalam dirinya sementara menghilang.

Setelah menikmati udara paginya dibalkon, Alisa membalikkan tubuhnya berniat beranjak dari sana.

Gadis itu berjalan menuju ranjangnya. Membuka laci sisi ranjangnya meraih buku kesenangannya. Novel. Ya~Alisa sangat hobi dengan membaca novelnya. Banyak sekali koleksi-koleksi novel pada rak buku dikamarnya.

Bukan hanya novel saja, namun banyak sekali macam-macam buku. Alisa memang kerap sekali gemar membaca.

Alisa type orang yang tertutup, pendiam namun sebenarnya dia tidak seperti itu. Hanya saja kejadian beberapa tahun, yang telah mengubah karakternya.

Sekarang gadis itu berubah posisi, yang awalnya duduk tegak diatas ranjang, lalu menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, dengan novel kesanyangannya. Sesaat kemudian rasa pening itu muncul sedikit memijat pelan dahinya dan matanya sedari tadi dia gunakan untuk melihat setiap inci pada huruf-huruf pada buku, sesekali dia mengucek matanya, tapi rasa lelah di matanya tak bisa di kontrol, tak lama sampai rasa kantuk itu tiba. Segeralah dia mengakhiri kegiatannya, untuk menepis kelelahannya dengan membaringkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian terdengar dengkuran halus, gadis itu sudah tertidur.

Tiba-tiba pintu kamar yang tak terkunci mulai sedikit terbuka, terlihat tangan kekar maraih kenop pintu, namun masih belum terlihat orang di balik pintu, dia mengintip dicelah pintu yang terbuka sedikit, sekiranya orang yang dikamar itu tertidur pulas, sosok pria dewasa tinggi badan proposional, melangkah pelan menuju ranjang yang mendapati Alisa sedang tidur pulas.

Sangking pelannya, sampai tak terdengar bunyi sepatu, agar pria itu mengganggu Alisa yang tertidur pulas, pria itu mulai mendekati Alisa yang ternyata sudah berdiri disamping ranjang.

Pria itu diam sejenak mengamati Alisa, pandangannya menyusuri tubuh Alisa dari kepala hingga kakinya, dengan kedua sudut bibir yang terangkat sebuah seringai seakan melihat makanan lezat.

Setelah selesai memandangnya, pria itu mendudukan bokongnya pada sisi ranjang, namun dengan gerak yang sangat pelan, seakan tidak ingin mengganggu orang dihadapannya

Setelahnya, tangannya menjulur membelai lembut wajah gadis itu dengan punggung tangannya pelan.

"Kau masih tetap cantik." Gumamnya pelan, namun perlakuannya sedikit mengusik tidur Alisa, hingga mata bulat itu terbuka.

Mata Alisa membola seketika melihat sosok pria di hadapannya. Dengan spontan gadis itu berteriak.

Mendengar teriakkan Alisa, tangan kekar itu langsung mendekap mulutnya.

"Sssttttt...." Sambil menutup mulutnya dengan telunjuk.

Seketika Alisa menggeleng cepat, supaya pria itu tidak melakukan sesuatu padanya, alih-alih seperti kejadian beberapa tahun lalu. Terlihat peluh pada dahi gadis itu padahal udara di sekitarnya sangat dingin adanya AC, badannya juga mulai bergetar, karena rasa takutnya.

Pria itu tetap membungkam mulut Alisa agar tidak berteriak.

"Kau merindukanku, hmm?"

Alisa menggeleng cepat kepalanya, gadis itu berusaha berteriak, namun sia-sia saja, karena bungkaman itu sangat kencang.

"Oohh...cup~cup~cup...sayang...jangan menangis ini tidak akan sakit, aku akan pelan-pelan." Dengan smirknya.

Tidak perlu waktu lama.

Pria itu akhirnya mulai mencumbui bibir gadis itu dengan kasar, dengan kedua tangan Alisa yang terikat kuat dengan tangan kekar itu.

Alisa meronta-ronta menolaknya, tapi tetap saja sia-sia karena tenaga pria itu lebih kuat dari Alisa.

Dengan membabi buta, cumbuan itu sudah beralih pada leher Alisa, mencumbuinya, mengigitnya. Dan liquid bening itu jadi semakin keluar dari kedua mata Alisa. Tak menghiraukan akan tangisannya, pria itu sekarang mulai melepas tangan kanannya untuk membuka baju Alisa, gadis itu bergerak gelisah untuk menghalau tindakkannya tapi tetap saja tangan gadis itu tidak bisa mencegahnya karena kedua tangannya masih terikat kuat dengan satu tangan pria itu.

Kraaakkk

Karena pria itu terlihat kesusahan membuka setiap kancing baju Alisa akhirnya dia merobek paksa.

Alisa membola seketika melihat bajunya yang terbuka lebar, dia lebih menggerang keras di balik telapak besar yang membungkam mulutnya itu.

Sampai akhirnya, tubuh yang awalnya terbalut baju itu hanya tersisa bra yang menutupi payudaranya. Pria itu memandang takjup tubuh Alisa.

Alisa hanya menangis mengerang-ngerang frustasi. Pria itu seakan kerasukan setan yang dipikirkannya adalah melampiaskan hasratnya, matanya yang tidak teralihkan dengan menatap tubuh Alisa, seperti hewan yang kelaparan melihat mangsanya, inilah moment yang pria itu tunggu-tunggu.

Dan sekarang dia tak mau melewatkannya lagi.

Seketika pria itu lalu menindihkan badannya di atas Alisa, mengurungnya dengan badannya, hingga gadis itu tidak bisa berkutik. Tangan kanan pria itu, setelah berhasil melucuti baju gadis itu melemparkannya ke sembarang arah, lalu beralih pada celananya untuk meraih pengaitnya dan membuka reslitingnya, lalu menariknya kebawah akhirnya terpampang sesuatu yang dia simpan yang seharusnya untuk calon masa depan nanti. Seakan pria itu sangat lihai karena aksinya sangat cepat dan tepat.

Alisa masih tetap meracau, berteriak histeris dengan tangis yang terisak-isak, dia menendang-nendang angin untuk menghalaunya, namun tetap usahanya sia-sia, pria itu berhasil menggagahinya.

Alisa merasakan sesuatu itu masuk kedalam inti tubuhnya, seketika tangisannya semakin pecah antara rasa sakit dan rasa kecewanya bercampur aduk, pria itu tak main-main saat memasukan kepemilikannya, begitu satu hentakkan sepenuhnya masuk. Namun pria itu tetap saja menjalankan aksinya menikmatinya.

"Aaahhhh…."

Setelah kejantanannya masuk sepenuhnya kedalam vagina Alisa, pria itu menggonyangkan pantatnya maju mundur sesuai temponya, menikmati bagaimana kejantanannya yang terbungkus ketat pada vagina Alisa benar-benar sangat nikmat bagi pria itu

Namun tidak dengan Alisa.

Alisa hanya memalingkan wajahnya, hanya mengigit bibirnya didalam menahan sakit tubuhnya, menahan sakit jiwanya juga dan mata indah itu tak henti-hentinya mengeluarkan liquit bening. Dia merasa gagal menjaga kesuciannya selama ini.

Dan...akhirnya, kejadian itu kembali lagi, yang sekian tahun lalu hilang kembali lagi, membuat trauma gadis itu semakin menjadi-jadi.