Pratinjau : Please Jani biarin saya selesaikan semuanya sendiri. Kamu jangan ikut campur.
----------------------------------------------------------------------------------------------
"Udah lama?" laki-laki berkemeja biru tua itu duduk di depan seorang Anjani Nathania.
"Belum," Jani tersenyum senang karena setelah menunggu lebih dari satu jam akhirnya Dana muncul juga.
"Maaf ya, tadi saya ngantar Reyna cek kandungan di rumah sakit dulu."
Dana mengucapkan kalimat tersebut dengan tampang biasa saja. Jani? Jangan bertanya. Jantungnya seakan diremat, dadanya sesak dan tenggorokannya tercekat. Dia kesini ingin bertemu dengan Dana. Dia ingin mengobrol dengan kekasihnya. Dia butuh dukungan. Ya, Jani akan jujur dengan Dana tentang Arga. Namun, sepertinya Jani salah tempat. Dana tidak bisa dia jadikan tempat pulang. Dana tidak bisa menjadi tempatnya mengadu. Dana masih Dana yang kemarin. Penuh dengan kelabilan dan juga selalu menyakiti hatinya.