Chereads / IMPERFECT LOVE (21+) / Chapter 9 - Menjadi Kekasih Daniel

Chapter 9 - Menjadi Kekasih Daniel

Natalia menggeliat pelan ketika merasakan sinar matahari tepat mengenai wajah, membuat tidur nyenyaknya terganggu seketika. Dengan malas, dia mutar tubuh dan menatap ke arah lain, masih enggan membuka manik mata indahnya. Rasanya lelah karena terus berpikir, membuatnya memilih bersantai di waktu libur.

Hening. Natalia yang merasakan suasana menyenangkan di apartemennya hanya diam dan kembali merasakan kenyamanan. Dia mulai menarik napas dalam dan membuang pelan, mencoba menikmati waktunya sendiri. Namun, belum genap lima menit dia melakukan hal tersebut, dering ponsel terdengar, membuat Natalia yang saat itu baru akan menggapai alam mimpinya terganggu seketika.

"Astaga, tidak bisakah jangan ada yang menggangguku hari ini. Aku hanya ingin beristirahat sejenak saja," protes Natalia dengan diri sendiri. Hingga dengan malas dia mulai meraih ponsel di nakas dan menatap nama yang tertera.

Daniel. Natalia berdecak kecil ketika membaca nama tersebut, rasanya kesal karena Daniel yang sudah mengganggunya kali ini. Namun, tangannya tetap menggeser tombol hijau di layar dan mendekatkan ponsel di telinga. Pasalnya, dia yakin Daniel akan terus menghubungi kalau dia mengabaikan dan tidak mengangkat panggilan.

"Astaga, kamu dari mana saja, Natalia. Aku bahkan sudah menunggu kamu mengangkat telfon."

Natalia yang mendengar kalimat sapaan Daniel berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. Astaga, aku bahkan baru saja mendengar panggilannya. Kenapa seakan dia sudah menelfon ratusan kali, batin Natalia dengan raut wajah berubah kesal.

"Hei, kamu ada di sana, kan?" celetuk Daniel karena tidak juga mendapat jawaban.

"Iya, Daniel. Aku di sini. Ada apa kamu pagi-pagi menghubungiku?" sahut Natalia dengan malas.

"Aku ada di depan apartemen kamu. Cepat buka," jawab Daniel enteng.

Seketika, Natalia yang sejak tadi mengantuk langsung melebarkan mata dan bangkit. "Apa?" pekik Natalia terkejut.

Astaga, aku bahkan tidak memberitahukan alamat apartemenku. Aku yakin Sasa yang memberitahukan ini dan aku akan buat perhitungan dengan kamu, Sasa, batin Natalia kesal.

"Jangan terkejut begitu, Natalia. Lebih baik sekarang kamu keluar dan buka pintunya. Kalau kamu tidak juga keluar, aku pastikan penghuni apartemen kamu ini ak ...."

"Iya," sela Natalia cepat, "tunggu sebentar," lanjutnya sembari menyingkirkan selimut dan turun dari ranjang. Dia mulai mematikan panggilan dan meletakan ponselnya asal. Dengan cepat, kakinya melangkah ke arah pintu apartemen, sesekali berlari kecil. Rasanya takut jika Daniel akan melakukan hal gila di bangunan apartemennya.

Natalia mulai menghentikan langkah ketika sudah berada di depan pintu. Dengan cepat, dia mulai membuka kunci dan menarik gagang pintu, membuat pintu apartemennya terbuka.

"Pagi," sapa Daniel sembari meletakan tangan di kusen pintu dan menatap ke arah Natalia dengan senyum lebar.

Natalia yang mendengar berdecak kecil dan memutar bola matap pelan. "Ada apa?" tanya Natalia sembari membuang napas kasar.

Daniel hanya diam dan mulai menegakan tubuh. Kakinya mulai melangkah masuk, membuat Natalia yang tidak memberikan izin langsung diam dengan mulut menganga lebar. Dia semakin kesal dengan tingkah Daniel yang seenaknya saja.

"Daniel, aku bahkan tidak menyuruhmu masuk sama sekali," sindir Natalia dengan tatapan lekat.

Daniel yang sudah duduk di sofa memilih menyilangkan kaki. Dia menatap ke arah Natalia yang hanya berdiri dengan tangan disedekapkan. Dia bahkan hanya diam dan mengamati wanita yang terlihat kesal, tetapi dia hanya diam dan tidak peduli sama sekali. Dia lebih senang mengamati penampilan Natalia yang menurutnya benar-benar alami. Hingga dia membuang napas pelan dan menyandarkan tubuh.

"Aku rasa lebih baik kamu mandi, Natalia. Aku mau mengajakmu ke suatu tempat. Jadi, aku menunggu di sini," ucap Daniel santai.

"Ke mana?" tanya Natalia dengan kening berkerut dalam.

"Mandi saja dulu. Kamu akan tahu saat nanti sampai di sana," jawab Daniel.

Natalia yang mendengar hanya diam dan menatap Daniel. Rasanya curiga dengan apa yang akan dilakukan Daniel kali ini. Pasalnya, bukan sekali dia mendapat masalah dari pria di depannya.

Daniel yang melihat sikap Natalia berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. "Jangan menatapku seakan aku itu kriminal, Nat. Sekarang kamu itu kekasihku. Jadi, aku akan melindungi kamu. Sekarang lebih baik mandi dan bersiap karena aku tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu kamu melamun," celetuk Daniel dengan tatapan kesal.

Natalia yang mendengar berdecak kecil dan menghentakan kaki keras. Pasalnya, dia merasa tidak suka dengan Daniel yang sudah mengganggu waktu bersantainya.

"Tunggu di sini," putus Natalia sembari melangkah ke arah kamar.

Padahal hanya pacar kontrak saja. Setelah ceritaku selesai, aku juga akan berakhir dengannya, batin Natalia dengan bibir dimanyunkan, membuat Daniel yang melihat tertawa kecil.

Astaga, dia benar-benar lucu, batin Daniel.

*****

Hening. Natalia hanya diam, menatap pepohonan yang ada di sekitar jalanan lekat. Sejak masuk ke dalam mobil, dia hanya diam dan tidak mengatakan apa pun. Dia bahkan tidak menatap ke arah Daniel yang ada di dekatnya. Manik matanya hanya fokus menikmati pemandangan, mencoba menghilangkan rasa kesal.

"Kamu masih marah denganku?" taanya Daniel sembari mengalihkan pandangan sejenak, menatap ke arah Natalia dan kembali menatap ke arah jalanan.

Natalia yang mendengar mengalihkan pandangannya, menatap Daniel dengan wajah berpikir. Namun, setelahnya dia membuang napas pelan dan menatap lurus ke depan.

"Aku tidak marah dengan kamu, Daniel. Aku hanya kesal karena kamu yang sudah mengganggu waktu istirahatku," jawab Natalia dengan tatapan masam.

Daniel yang mendengar hanya mengulum senyum dan melirik ke arah Natalia yang masih memanyunkan bibir. Daniel yang gemas dengan tingkah Natalia mulai mengulurkan tangan, mengacak rambut gadis di dekatnya pelan.

"Maaf, aku hanya mau melakukan tugasku sebagai kekasihmu," ucap Daniel dengan senyum lebar.

Natalia yang mendengar langsung mengerutkan kening dalam dan menatap Daniel lekat. "Memangnya kalau orang pacaran harus selalu keluar untuk jalan-jalan?" tanya Natalia penuh semangat.

Daniel langsung menatap ke arah Natalia dengan kening berkerut dalam. "Kamu tidak pernah pacaran sama sekali?" tanya Daniel dan langsung mendapat anggukan dari arah Natalia.

Seketika, Daniel yang mendengar membuang napas pelan dan kemabli menatap jalanan dengan perasaan tidak percaya. Natalia yang melihat tingkah Daniel hanya diam dengan pandangan lekat.

"Apa ada yang aneh?" tanya Natalia bingung.

"Bukan aneh, Nat. Lebih tepatnya aku tidak menyangka di zaman modern seperti sekarang, masih ada gadis yang tidak berpacaran," jawab Daniel sembari membelokan mobil dan menghentikan di parkiran yang benar-bebar kosong.

Natalia yang baru akan menjawab menghentikan niatnya. Dia menatap ke arah bangunan megah di depannya dan diam. Sejenak, dia menatap dengan otak yang terus berpikir. Hingga dia memutuskan mengalihkan pandangan dan menatap Daniel.

"Dan apa orang pacaran juga menghabiskan waktu liburannya di kantor?" tanya Natalia dengan mata menyipit, membuat Daniel yang sedang melepas sabuk pengaman menelan saliva pelan.

*****