"Kenapa kamu melindungiku?" tanya Natalia lirih.
Seketika, Daniel yang mendengar menatap ke arah Natalia dan berdecak kecil. Namun, tidak ada jawaban dari pria tersebut. Hingga Daniel menegakan tubuh dan mendesah pelan.
"Aku kira berkasnya tidak akan membuatku sakit. Ternyata sama saja, membuat punggungku seperti mau patah," ucap Daniel sembari menegakan tubuh.
Natalia yang mendengar membuang napas pelan. Tangannya langsung meraih pergelangan tangan pria di depannya, membuat Daniel mengerutkan kening dalam.
"Ada apa?" tanya Daniel dengan tatapan lekat.
Kini, Natalia yang kembali diam. Dia hanya menutup mulut rapat dan melangkah pelan. Tangannya masih menggenggam pergelangan tangan pria tersebut.
Astaga, dia mau apa, batin Daniel dengan tatapan lekat. Masih penasaran dengan apa yang akan dilakukan gadis di depannya. Hingga Natalia menghentikan langkah dan menatap Daniel lekat.
"Berbaring," perintah Natalia dengan tatapan serius.
Daniel yang mendengar langsung diam dengan tatapan curiga. Bahkan, dia mulai menyipitkan mata dan menatap Natalia dengan penuh waspada.
Jangan-jangan dia mau berbuat hal buruk denganku, batin Daniel dengan pandangan lekat.
"Astaga, kenapa malah diam? Aku menyuruhmu berbaring, Daniel," ucap Natalia dengan tatapan serius.
Namun, Daniel yang mendengar masih saja diam, merasa curiga dengan apa yang diperintahkan Natalia. Hingga wanita di depannya kembali menarik tangannya dan memaksanya berbaring. Seketika, Daniel mencegah hal tersebut dan berbalik dengan tatapan serius.
"Kamu kenapa menyuruhku berbaring? Kamu mau apa? Kamu mau macam-macam denganku, ya?" ucap Daniel dengan tatapan serius.
Natalia yang mendengar hal tersebut langsung memutar bola mata pelan dan berdecak kecil. Jujur, ada rasa kesal ketika mendengar hal tersebut, membuatnya diam dan memaksa Daniel tidur. Hingga Natalia berhasil membuat Daniel berbaring dan menarik meja di dekatnya.
"Nat, jangan aneh-aneh. Aku akan meminta pertanggungjawaban kalau sampai terjadi hal buruk denganku," ucap Daniel dengan tatapan serius.
Natalia menarik napas dalam dan membuang pelan. Dia mulai duduk di atas meja dan menatap Daniel lekat.
"Memangnya aku mau apa, Daniel?" tanya Natalia dengan tatapan lekat.
Daniel kembali diam. Pasalnya, dia bahkan tidak tahu apa yang akan dilakukan gadis di depannya.
"Kamu tidak tahu, kan? Makanya jangan suka berprasangka buruk dengan orang lain," tambah Natalia dengan tatapan kesal.
"Ya aku hanya berjaga saja. Lagi pula, kenapa kamu memintaku berbaring?" sahut Daniel, masih tetap waspada.
"Aku hanya mau memijat punggung kamu, Daniel. Jadi, bisa jangan salah paham dan menatapku seakan aku itu seorang pembunuh?" ucap Natalia santai.
Seketika, Daniel kembali diam dengan mulut setengah terbuka. Tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Namun, tepukan pelan di pundaknya membuat lamunannya buyar.
"Jangan malah bengong, Daniel. Ayo berbalik. Biar aku pijat punggungnya," ucap Natalia, tidak sabar dengan Daniel yang hanya diam.
Seperti orang bodoh, Daniel menuruti apa yang baru saja dikatakan Natalia. Dia mulai membalik tubuh dan tengkurap. Hingga dia mulai merasakan pijatan kecil yang membuatnya terdiam.
"Aku memang tidak bisa memijat, tapi aku harap ini bisa membuat kamu merasa lebih baik," ucap Natalia masih setia dengan pijatannya.
Daniel yang mendengar mengulas senyum lebar. Dia mulai memiringkan kepala dan menatap ke arah gadis tersebut lekat.
"Kenapa kamu peduli denganku?" tanya Daniel dengan tatapan lekat.
"Karena kamu juga peduli denganku," jawab Natalia santai. Dia mulai menghentikan gerakan tangannya dan menatap Daniel lekat.
"Jadi, akan jahat kalau aku tidak menolong kamu. Terima kasih juga sudah menolongku," ucap Natalia dengan senyum lembut.
Hening. Daniel yang melihat senyum Natali hanya diam dengan pandangan lekat. Seakan terhipnotis dengan senyum manis yang tidak pernah dilihatnya. Perlahan, Daniel kembali membalik tubuh. Manik matanya masih menatap lekat ke arah gadis yang berada di depannya. Hingga tanpa sadar, dia mulai mendekat dan bersiap mencium Natalia.
Namun, Natalia yang melihat langsung meletakkan tangan di depan bibirnya, membuat gerakan Daniel terhenti seketika.
"Jangan macam-macam, aku berbuat baik dengan kamu bukan berarti kamu bisa bertingkah aneh-aneh denganku, Daniel," ucap Natalia dengan tatapan lekat. Namun, kali ini raut wajahnya lebih bersahabat dengan bibir mengulas senyum tipis.
Daniel yang mendengar langsung tertawa kecil dan membuang napas pelan.
"Baiklah, aku tidak akan macam-macam dengan kamu, Nat," sahut Daniel dengan senyum lembut. Tangannya mulai meraih jemari Natalia dan membuang napas pelan.
"Kalau begitu, bisa kita pergi sekarang?" tanya Daniel dengan tatapan lekat.
"Dan punggung kamu?" Natalia balik bertanya.
"Tenang, punggungku sudah membaik karena pijatan dari kamu," jawan Daniel sembari mengerdipkan sebelah mata.
Natalia yang mendengar langsung tertawa kecil dan menggelengkan kepala pelan. Kakinya mulai melangkah bersama dengan Daniel, menatap punggung tangan pria di depannya lekat.
Aku rasa aku harus mengenal kamu lebih dalam lagi, Daniel. Supaya aku tidak salah menilai seseorang, batin Natalia dengan tatapan lekat.
*****
Daniel menghentikan laju kendaraan, membuat Natalia yang ada di dekatnya segera mengalihkan pandangan. Rasanya tidak sabar melihat tempat yang dipilihkan pria tersebut. Namun, ketika sadar ke mana dia diajak, keningnya berkerut dalam dan kembali menatap ke arah Daniel lekat.
"Kamu membawaku ke taman bermain?" tanya Natalia dengan kening berkerut dalam, bingung dengan apa yang akan dilakukan Daniel.
Aku kira dia mau mengajakku ke tempat romantis, batin Natalia. Manik matanya menatap lekat ke arah Daniel yang sudah mengangguk dan mengulas senyum lebar.
"Memangnya semua orang pacaran pergi ke tempat seperti ini?" tanya Natalia dengan pandangan polos.
Seketika, Daniel yang mendengar tertawa kecil dan menggelengkan kepala beberapa kali. Dengan tenang, dia mulai memiringkan tubuh dan menatap ke arah Natalia sepenuhnya. Manik matanya masih sibuk mengamati wajah lugu yang membuatnya gemas.
Entah kenapa aku menjadi ingin mengenal dia lebih dalam. Aku ingin tahu kenapa dia enggan berpacaran, batin Daniel dengan bibir mengulum senyum. Hingga dia merasakan tepukan pelan di bagian lengan, membuatnya tersentak pelan, terkejut dengan apa yang baru saja Natalia lakukan.
"Kamu kenapa melamun? Sedang memikirkan cara menyentuhku, ya?" tanya Natalia dengan tatapan curiga.
Daniel langsung berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. Tangannya mulai terulur, menyentuh pelan puncak kepala gadis di depannya dan mengulas senyum lebar.
"Jangan berpikir aneh. Kamu bahkan tidak seseksi itu sampai aku harus berusaha untuk menyentuhmu, Nat," sahut Daniel dengan tawa kecil.
Seketika, Natalia yang mendengar memanyunkan bibir dan menatap ke arah Daniel tidak suka. Namun, pria di dekatnya hanya diam dan memilih membuka pintu dan turun, tidak peduli sama sekali dengan apa yang tengah dirasakan gadis tersebut. Hingga pintu di dekat Natalia terbuka, membuat gadis tersebut mengalihkan pandangan dan menatap lekat.
"Setiap pasangan punya caranya tersendiri untuk berkencan dan kali ini aku ingin mengajakmu ke sini. Jadi, ayo turun dan nikmati semuanya," ucap Daniel dengan senyum lebar dan mengulurkan tangan.
Natalia yang mendengar hanya diam. Namun, sedetik kemudian dia mengulas senyum lebar dan meraih uluran tangan pria tersebut. Dia mulai mengangguk dan melangkah turun.
Semoga ini bisa membantuku membuat cerita, batin Natalia dengan penuh harap.
*****