Chereads / IMPERFECT LOVE (21+) / Chapter 12 - Kenapa Kamu Melindungiku?

Chapter 12 - Kenapa Kamu Melindungiku?

Hening. Natalia hanya diam, menatap ke arah Daniel yang sedang sibuk menurunkan beberapa berkas. Sejak tadi dia memilih duduk dan sibuk memainkan ponsel. Bahkan, tidak ada sedikit niat untuk membantu pria yang sesekali melirik ke arahnya. Hingga Daniel menghentikan gerakan dan menatap Natalia lekat.

"Nat," panggil Daniel sembari menghentikan gerakan.

Natalia yang mendengar menghentikan gerakan jemarinya dan mulai mendongak, menatap ke arah Daniel dengan tatapan tenang.

"Ada apa?" tanya Natalia.

"Kamu sedang sibuk?" Daniel balik bertanya dan menatap ke arah Natalia lekat.

Seketika, Natalia yang mendengar mengerutkan kening dalam dan menyipitkan mata, menatap ke arah Daniel dengan penuh curiga.

"Ada apa kamu menanyakan itu?" tanya Natalia dengan pandangan serius.

"Aku hanya bertanya saja. Kalau memang tidak sibuk, kamu bisa membantuku? Aku lelah kalau harus mencari berkasnya sendiri," sahut Daniel dengan tatapan lesu.

Hening. Natalia yang ditanya hanya diam dan menunjukkan raut wajah berpikir. Daniel yang melihat memilih diam dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Natalia. Sampai helaan napas terdengar, membuat Daniel mengulas senyum lebar, berharap gadis di depannya mau membantu.

"Aku tidak sibuk, tetapi aku juga tidak mau membantu kamu," celetuk Natalia dengan bibir mengulas senyum lebat. Tidak terlihat rasa bersalah sama sekali di wajahnya.

Daniel yang mendengar hal tersebut berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. Pasalnya, ada rasa kesal dengan mendengar apa yang baru saja dikatakan Natalia. Hingga dia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya dan mengabaikan Natalia.

Hening. Kembali keduanya hanya diam dengan tugas masing-masing. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut keduanya. Hingga Natalia yang sejak tadi diam mulai mendongak dan menatap ke arah Daniel lekat.

"Daniel," panggil Natalia dengan pandangan lekat.

Daniel yang mendengar hanya bergumam pelan, enggan menatap ke arah Natalia sama sekali.

"Apa tadi itu kekasih kamu?" tanya Natalia, penasaran dengan sosok yang sempat ditemuinya beberapa waktu lalu. "Tapi, kenapa kamu begitu membencinya?"

Seketika, Daniel yang mendengar langsung menghentikan gerakan dan mendongak. Dia menatap ke arah Natalia dengan tatapan datar.

"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal itu?" tanya Daniel dengan tatapan lekat, seakan tidak suka dengan apa yang baru saja ditanyakan Natalia.

"Lagi pula, aku rasa itu bukan urusan kamu. Jadi, aku tidak perlu menjawab apa yang baru saja kamu tanyakan," tambah Daniel dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Natalia yang mendengar jawaban Daniel berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. Sejenak, dia menatap ke arah Daniel dan membuang napas pelan. Dia memilih meletakan ponselnya di meja dan segera bangkit. Dengan pelan, kakinya mulai melangkah ke arah Daniel berada. Manik matanya masih menatap lekat pria yang mencoba menghindari dirinya. Hingga dia menghentikan langkah dan mulai berjongkok, membuat Daniel yang melihat kembali menghentikan gerakan dan menatap lekat.

"Aku bantu kamu," ucap Natalia sembari menatap ke arah Daniel lekat. Bibirnya mengulas senyum lebar, membuat Daniel langsung memicingkan mata, curiga dengan sikap gadis di depannya.

"Jangan menatapku begituh, Daniel. Aku hanya ingin semuanya cepat selesai dan kita bisa ke tempat yang ingin kita kunjungi. Aku tidak mau kalau kita terlalu lama di sini dan melakukan hal tidak penting. Kamu tahu kan kalau aku harus secepatnya mengirim naskahnya," jelas Natalia dengan tenang, tahu jika kali ini Daniel tengah memperhatikannya.

Daniel yang mendengar membuang napas pelan dan menganggukkan kepala. "Baiklah. Carikan aku data penjualan tahun lalu di bulan Juli. Aku membutuhkannya," putus Daniel mengakhiri perdebatannya.

*****

Hening. Natalia dan Daniel hanya diam, sibuk sendiri dengan tugasnya. Sudah banyak berkas yang diturunkan Daniel. Bahkan, sudah hampir satu per empat dari isi di rak kini berada di lantai. Hingga Natalia membuang napas pelan dan menghentikan gerakan.

"Astaga Daniel. Aku rasa aku menyerah mencari dokumen yang kamu maksud. Lagi pula, kenapa kamu membutuhkan dokumen tahun lalu di masa sekarang?" keluh Natalia dengan tatapan lelah.

"Aku hanya membutuhkannya saja, Nat," jawab Daniel, masih asyik dengan apa yang tengah dilakukan.

"Untuk apa?" tanya Natalia, penasaran dengan alasan Daniel.

Karena aku yakin, kalau tidak penting, Daniel tidak akan mencarinya. Hanya saja, kenapa harus dokumen tahun lalu, batin Natalia.

Namun, Daniel hanya diam dan tidak menjawab apa pun. Dia memilih tetap memeriksa satu per satu dokumen di depannya, tetap berusaha untuk mendapatkannya.

Natalia yang melihat hal tersebut langsung bangkit, membuat Daniel mendongak dan menatap ke arah Natalia lekat.

"Kenapa berhenti? Bukannya kamu bilang mau membantuku?" tanya Daniel dengan tatapan lekat.

"Awalnya, iya," jawab Natalia dengan tatapan santai, "tapi sekarang, aku rasa tidak. Aku tidak mau kalau harus membantu tanpa alasan yang jelas begini. Kamu bahkan tidak memberi tahu apa yang sebenarnya kamu cari. Jadi, dari pada aku menghabiskan waktu untuk membantu. Akan lebih baik kalau aku duduk saja dan memikirkan apa yang bisa aku tulis di dalam naskahku nanti," lanjut Natalia enteng.

Seketika, Daniel yang mendengar berdecak kecil. Dia memilih bangkit dan menatap ke arah Natalia lekat. Rasanya lelah meladeni sikap gadis di depannya yang sering sekali mengajaknya bertengkar. Namun, Natalia yang melihat hanya diam dan mengalihkan pandangan, tidak mempedulikan tatapan yang sejak tadi mengamatinya. Hingga dia melangkah pelan dan bersiap meninggalkan Daniel, kembali ke tempatnya semula.

Daniel yang melihat hal tersebut hanya diam. Namun, tangannya mulai terulur, meraih pergelangan tangan Natalia, membuat langkah gadis tersebut terhenti seketika.

"Ada apalagi?" tanya Natalia dengan tatapan lekat.

Namun, lagi-lagi Daniel hanya diam dan menatap ke arah Natalia lekat. Dengan tenang, dia mulai menarik gadis tersebut agar mendekat ke arahnya. Natalia yang saat itu belum siap bahkan hampir terjatuh. Beruntung karena Daniel cukup sigap dan menangkap tubuh Natalia.

Hening. Kembali keduanya hanya diam dan saling menatap. Bahkan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Hingga Natalia tersadar dan segera menegakan tubuh. Dengan cepat, dia mendorong tubuh Daniel dan menatap serius.

"Ada apa?" tanya Natalia dengan tatapan canggung. Pasalnya, dia mulai merasakan hal aneh dengan jantungnya yang mulai berdetak cukup kencang.

Ya Tuhan, aku tidak sedang sakit jantung, kan, batin Natalia, takut kalau terjadi hal buruk dengannya.

"Kenapa kamu suka sekali bertengkar denganku, Nat? Kenapa kamu suka sekali membuat masalah denganku?" tanya Daniel dengan tatapan lekat.

Natalia yang mendengar mengerutkan kening dalam dan menatap Daniel dengan pandangan tidak suka.

"Aku tidak suka bertengkar dengan kamu, Daniel. Aku hanya tidak mau membantu untuk hal yang tidak jelas seperti saat ini. Kamu bahkan tidak menjelaskan apa pun denganku," jawab Natalia tetap dengan pendiriannya.

Daniel yang mendengar menarik napas dalam dan membuang lirih. Dia baru akan mengatakan sesuatu. Namun, niatnya terhenti ketika melihat sebuah berkas akan jatuh karena Natalia yang sejak tadi menyenggol rak, membuatnya langsung mendekap Natalia dan menjadikannya sebagai penggantinya.

Seketika, Natalia yang melihat hanya diam dengan pandangan kaku. Astaga, apa yang dia lakukan. Kenapa dia malah melindungi ku ini dan menjadikan dirinya korban, batin Natalia dengan mata melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan Daniel. Hingga ruangan kembali sunyi, membuat Natalia mulai mendongak dan menatap Daniel lekat.

"Kenapa kamu melindungiku?" tanya Natalia lirih.

*****