Pertengkaran yang terjadi diantaranya dengan Wera membuat Orland menjadi tidak bisa berhenti memikirkan. Wanita yang dirinya pikir akan selalu tunduk kepadanya dan menuruti setiap perkataannya itu membuatnya berhasil terkejut.
Orland menghela nafas sesaat dengan kedua tangan yang digunakan untuk menopang dagunya saat ini. Kedua matanya menatap kosong ke arah depan dengan pikiran yang terus tertuju kepada istrinya sendiri.
"Harusnya kamu diam saja," gumam pria itu. "Jika tidak ingin aku melakukan sesuatu kepada anak kita."
"Atau mungkin ... hanya anakmu?" lanjutnya lagi dengan senyum smirknya itu.
Kemudian Orland berdiri dari duduknya setelah mendengar sebuah ketukan pintu membuatnya langsung mendongak.
"Masuk," ujarnya yang kini langsung memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Dilihatnya seorang sekretaris yang menundukkan kepalanya yang bersama seseorang yang sudah tidak asing baginya lagi.