Kedua matanya menatap tajam sebuah berita yang menyiarkan beberapa anak laki-laki yang begitu dirinya kenali membuat Orland kesal. Pria tersebut menggebrakkan kedua tangannya ke meja dengan kedua tangan yang mengepal kuat.
"Sialan, berani-beraninya dia membuat kekacauan seperti ini!"
Orland berjalan mondar-mandir dengan pikiran yang terus tertuju kepada putranya tersebut. Entah apa yang sebenarnya diinginkan oleh Yashelino sehingga bisa membuat kekacauan seperti ini.
Padahal ia sudah memperingatinya untuk tidak bermain di belakang dirinya. Karena jika sampai laki-laki itu melawannya, maka tanggal pertunangannya akan semakin dipercepat.
Suara ketukan pintu membuat Orland langsung memejamkan kedua matanya dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Ia harus menjaga imagenya di hadapan orang lain, maka dari itu dirinya saat ini berusaha menahan diri untuk tidak terlihat emosi.
"Masuk!" ujarnya yang kini masih berdiri menatap pemandangan kota Jakarta dari atas sini.