Chereads / Gone〔 ✔ 〕 / Chapter 3 - O2៹ Let's Open the Door

Chapter 3 - O2៹ Let's Open the Door

" . . dan begitulah pintu ini aku buka , jika berkenan mampirlah barang sejenak "

────────────────────────

in 2019

" Balik sama siapa sekarang? " tanya seseorang yang baru saja menghampiriku.

Aku berbalik dan menemukan Ragas yang kini tengah memandangku dengan satu alisnya yang terangkat.

" Enggak tau , belum nelpon Kak Gara juga " Aku tersenyum menjawabnya, sedangkan Ia langsung mengotak-atik ponselnya.

" Bareng aja , ya " katanya , lalu membantu merapikan buku yang sedang Aku pegang.

" Lambat bener, lumutan gue nunggunya " tangannya dengan telaten memasukkan beberapa buku ke dalam tas ku.

" SKOY PULANG " teriak laki-laki dengan tas yang ia sampirkan ke pundaknya.

Itu Abim. Laki-laki kelahiran Thailand itu mempunyai suara diatas rata-rata. Dia sangat berisik.

" GAK USAH TERIAK JUGA WOI " teriakan Axira menyahut.

" ITU LO JUGA TERIAK "

" YA LO YANG NGAWALIN "

" SALAHIN GU— "

" Ayo balik . Telinga gue udah gak kuat " ucap Riella dengan wajah —yang sengaja dibuat— panik menghampiriku. Dengan laki-laki dibelakangnya yang hanya menggelengkan kepala.

" Dasar " Aku hanya terkekeh pelan melihat pertikaian dua orang yang terus melemparkan umpatan dan teriakkan, padahal jarak mereka hanya beberapa kaki.

Pandanganku terkunci pada mereka berdua. Sangat lucu, pikirku.

" DEKETIN AJA TEROS BIM DEKETIN "

Aku menoleh kesamping kanan —ke arah laki-laki yang berjalan disampingku.

" Cemburu lo? " pertanyaan yang terlontar dari mulut Riella membuat Kala —yang tadi berteriak— menoleh.

" Ngaco lo " Elak Kala.

" Udah keliatan pake begaya bohong " timpal Ragas.

" Tinggal ngomong aja apa susahnya sih " sahutku.

" Ya susah lah! " katanya , " Kita udah barengan dari janin terus dengan entengnya gua bilang suka sama Axira? Mana percaya lah Dia " lanjut Kala kemudian menghela nafas.

" Oh jadi beneran suka . . " Riella tersenyum jahil lalu menyenggol lengan Kala.

" Eh?! Enggak enggak! " panik Kala.

" Udah berapa tahun Kita temenan? Lo paling gak bisa bohong " —Ragas.

" Jangan ngikutin gengsi , nanti gak maju-maju " Aku menambahi.

" Gua gak naksir Axira " ucap Kala, lagi. " Gak usah ngada-ngada "

" Tapi kok telinganya merah gitu? " Riella tetap menggoda.

" Udahlah , Kal , ngerti kok gue " Ragas menepuk pelan bahu Kala. Sedangkan Sang Empu hanya mendengus malas.

" Ngeyel banget " Kala mendelik . " El, lo balik bareng gue kan sekarang? " tanya Kala, berusaha mengalihkan pembicaraan

" Enggak , gue bareng Abim " jawab Riella.

" Katanya bareng gua? "

" Enggak jadi " jawaban Riella membuat Kala mengangkat alisnya bingung.

" Gue enggak mau ngehalangin orang yang mau pendekatan " lanjutnya. Aku dan Ragas refleks tertawa , sedangkan Kala semakin menekuk wajahnya.

" Ella terbaik emang " Gadis itu menunjukkan wajah bangganya setelah mendengar ucapan Ragas. Menyebalkan memang.

" Lu ngeyel banget sih jadi orang " setelahnya , kepala Riella sudah berada di dalam pitingan Kala.

" A-aduh lepasin anjir pengap "

" Gak usah macem-macem sama gua " peringatnya lalu melepas Riella.

" Nyebelin lu ny— "

" LAMBAT BENER KALIAN ANJIR " teriakkan Abim terdengar dari arah parkiran padahal jarak Kami masih cukup jauh. Beberapa orang yang berada di parkiran menatap Abim sejenak, kemudian kembali ke aktivitas mereka masing-masing.

Satu Sekolah tentu tau jika Abim adalah orang paling berisik.

" Ya Kita kan jalan, gak lari-larian " ucap Ragas setelah jarak Kami mulai dekat.

" Sampe lumutan nih nungguinnya, ya kan Xi? " Abim menyenggol lengan Axira.

" Hooh "

" Yaudah ayok balik " Ragas mulai menyalakan motornya.

" Bim, nebeng dong " Abim yang sedang memakai helm hanya mengangguk.

" Gue bareng lo berarti ya, Kal " kata Axira kemudian mendekat ke arah Kala.

" Iya "

" Beli jajan dulu gak nih? " tanyaku setelah duduk di jok belakang motor Ragas.

" Ayok lah "

" Supermarket? " tanya Abim.

" Iya, biasa juga kesana kan "

" Jangan ke Supermarket dong " ucap Abim dengan tangan menari-narik sweeter Riella yang diboncengnya.

" Loh, kenapa? "

" Nanti gue ceritain asal jangan beli jajan di Supermarket ya ya ya? " Abim membuka helm yang dipakainya, kemudian menunjukan wajah manisnya.

" Pake lagi anjir " kata Kala, " Dikira bagus apa wajah di begituin "

" Aaaaaa~ Kala jahat banget " lagi , Abim memasang wajah yang menyebalkan.

" Tinggalin aja sih " final Ragas, kemudian Kami melaju duluan.

Meninggalkan Abim yang dengan tidak malunya berteriak tidak jelas. Aku rasa Riella menyesal karena memilih pulang bersama laki-laki itu.

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨🥀୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

" Angelish dong "

" Yang lain? samain aja ya "

" Gue mau milkcow . Jangan menghakimi "

" Lu udah nyuruh, nawar lagi " sewot Ragas,  "Nyusahin "

" Gamau tau. Pokoknya gue milkcow! "  

" Yaudah pesen sendiri " acuh Ragas, lalu berjalan untuk memesan.

" Bilang aja mau ditemenin " Abim mendelik kemudian menyusul Ragas.

Setelah jengah melihat rengekan Abim , tadi, akhirnya Kami memutuskan untuk berbelanja ice cream di kedai Paman Aldan.

" Malem ini mau main gak? " Axira memulai pembicaraan.

" Main? "

" Iya , main "

" Kemana? "

" Perpus kota, yuk? "

" Gaya lo gede banget, Xi, mau ke perpus " Abim yang baru kembali langsung menyahut. Disusul Ragas dibelakangnya dengan membawa nampan.

" Makasih " ucap Axira setelah menerima ice cream nya. " Lagi pengen baca buku aja disana " lanjutnya.

" Novel? " tanyaku.

" Iya, Time of Machine , tau gak? " Axira berbalik bertanya.

Aku mengangguk sebagai jawaban. " Aku pernah liat Kak Jayden baca buku itu " kataku setelah mengingat bahwa Kak Jayden —teman Kakakku— pernah membaca buku tersebut saat main ke rumah.

" Tentang apaan emang, Xi? " Ragas bertanya.

" Gatau juga sih soalnya belum baca " jawab Axira dengan senyum lebarnya.

" Terus yang buat lo pengen baca apaan? " Riella menjeda ucapannya, " Aneh banget lo tiba-tiba pengen baca buku "

" Ya pengen aja sih " Axira menjawab seadanya.

" Alesannya? " Kala bertanya.

" Kalian banyak nanya ya anjir " Axira mendelik, "Kayak lagi interview ".

" Ya lagian lo aneh banget " timpal Abim, " Ada yang disembunyiin ya? NGAKU LO "

" Gak usah teriak juga anjir " ucapku kesal. Sedangkan Abim hanya tersenyum tak bersalah.

" Ayolah, Xi, susah banget tinggal jujur doang " kata Ragas yang diangguki Kami semua.

" Iya iya jujur nih gue " Axira menghela nafasnya pelan, " Jadi gini . . "

" Oh gitu . . "

" Iya gitu , Bim "

Plak!

" A-aduh sakit anjir " Abim mengaduh dengan tangan yang mengusap-usap kepalanya.

" CERITANYA AJA BELOM SIALAN " teriak Riella. Dia yang tadi memukul kepala Abim dengan sendok ice cream miliknya.

" Yaudah sih santai dong anjir " Abim mendelik kesal,  " Lanjut, Xi "

" Gue pengen baca itu buku ya biar, " Axira menjeda , matanya memandangi Kami satu persatu.  " biar nyambung kalo ngobrol sama Repan "

" REPAN MANA ANJIR?! "

" DEMI APA LO SUKA COWOK?! "

" Kok gak bilang sih, Xi?! "

" Ya kan ini bilang "

" Kenapa gak dari kemarin?! "

" Lupa "

" Jahat bener sih mainnya rahasia— "

Aku yang sama terkejutnya memilih menyimak , menunggu Axira menjelaskan , tapi perhatianku teralihkan ketika mendengar orang disampingku menghela nafasnya.

" Kenapa, Kal? sakit ya? " tanyaku tertawa pelan.

" Enggak "

" Tau kok " kataku, " Gapapa, suka itu wajar , mau siapapun orangnya itu kan tetep hak kita " lanjutku kemudian menepuk pelan bahu Kala.

" Lo kok ngertiin gua banget sih? " tanya Kala, tangannya bergerak untuk mengacak rambutku.

" Kita kan friend "

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨🥀୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

BRAKK!

Aku mengangkat kepalaku setelah pintu kamarku terbuka kasar.

" KEBIASAAN DEH! " Aku berteriak kepada seseorang yang sekarang berdiri di daun pintu.

" KOK NGEGAS? " balasnya , berteriak.

" SERAH DONG KOK SEWOT?! " Aku berdiri dari tidurku, lalu menghampiri Dia yang masih berdiri dengan wajah yang sangat tidak santai.

" NANYA DOANG! " setelahnya Ia berbalik  meninggalkan kamarku.

" Argara itu . .

" . . Ganteng "

" Ngapain kesini lagi sih!? " Aku mendelik kesal setelah Kak Gara tiba-tiba menyahut.

" Pengen aja "

" Gak boleh "

" Rumah ini bukan punya lo! "

" Tapi kamar ini punya gua! "

" Ya kan— "

" Apa? gak bisa jawab? "

Aku berkacak pinggang di depan Kak Gara. Sedangkan Kakak Laki-laki ku itu hanya tersenyum.

" Jelek banget lo bangsat "

Kak Gara terdiam,

" AYAH ADEK NIH YAH OMONGANNYA KASAR "

" Anjir anjir " Aku membekap mulut Kak Gara. Tangannya bergerak memegang tanganku sampai Aku melepaskannya.

" Gabut lo bikin gua naik pitam ya " kataku seraya menatapnya tajam.

" Siapa bilang gua gabut? "

" Gua "

" Sok tau " ucap Kak Gara dengan lidah yang Ia julurkan. " Orang mau ngajakin beli jajan , Yuk! "

" Di traktir kan? "

" Iya "

" YEAYYY!! " Aku bersorak senang . Setelah memeluk Kak Gara sekilas , Aku yang hendak berbalik berjalan menuju kamarku kembali berhenti setelah mendengar ucapan Kak Gara ,

" Pake uang Ayah tapi "

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨🥀୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

" Ragas tuh suka permen yang kayak gimana , sih? "

" Jelly Lollipop "

" Beli buat Ragas? " tanyaku setelah melihat Kak Gara mengambil beberapa pack permen yang sering di beli Ragas.

" Buat gua lah " jawab Kak Gara kemudian berjalan menuju rak yang lain.

" Sejak kapan? bukannya lo sering ngeledek Ragas ya kalo dia bawa itu permen " kataku.

" Ya kan kemarin gak tau rasanya gimana " jawabnya.

" Real of karma "

" Udah kan? Ayo ke kasir " ajak Kak Gara setelah kami selesai berbelanja.

Dengan tangan yang menggandeng Kakakku , Kami berjalan menuju kasir. Sesekali Kami melirik ke samping , siapa tau ada barang atau makanan yang menarik perhatian.

" Dek , ini bawa sama lo " katanya memberikan satu kantong kresek berukuran sedang padaku.

" Nanti pulangnya Kita— "

" —Kak Gara? "

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨🥀୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧    

" Bundaaa , Gara pulang nih "

Setelah menutup pintu , Aku dan Kak Gara berjalan beriringan menuju ruang tamu. Ayah dan Bunda pasti disana.

" RAME BENER BUSET "

" Kamu tuh bisa gak sih sehari gak teriak-teriak? " kesal Bunda.

" Ini pada ngapain kesini? " tanyaku setelah melihat ke-lima temanku kini sedang duduk santai di sofa.

" Ya main lah " jawab Abim yang sibuk memakan jelly dengan mata yang tertuju pada TV.

" Udah lama juga gak main kesini " sambungnya.

" Lu tadi pagi aja sarapan disini ya anjir " Kak Gara menyahut.

" Ayah denger ya, Bang "

" Kelepasan, Yah "

" Kebetulan banget Kalian abis belanja " ucap Bunda , kemudian mengambil belanjaan dari tanganku dan Kak Gara.

" Mau dibawa kemana, Bun? "

" Ya ini kan ada tamu " jawab Bunda, " Masa gak di kasih apa-apa, sih "

" Itu buat stock satu bulan Bundaaa ih " Kak Gara mengambil miliknya.

" Iya nih Adek juga " kataku ikut mengambil milikku, membuat Bunda menatap Kami tajam. " Itu Abim aja udah mau abis se-toples , kurang apa lagi coba "

" Kurang minumnya " timpal Ragas.

" Bikinin minum gih " titah Bunda lalu melenggang ke dapur. Di ikuti Kak Gara yang mengekori.

" Mau minum apa? " tanyaku.

" Jus jeruk!!! "

" Apa aja deh " Kala menjawab. Aku tersenyum kecil, setidaknya Kala masih tahu diri.

" Tapi kalo bisa caramel coffee ya " lanjutnya kemudian tersenyum lebar.

Aku menarik ucapanku tadi, sungguh.

" El , Xi , ikut gak? "

" Ikut dong "

Setelah berada di dapur, akhirnya Aku memilih untuk membuat lima jus jeruk , masa bodoh dengan permintaan Kala tadi.

" Kalian gak akan bantuin gitu? " tanyaku lalu melirik Axira dan Riella yang terduduk di Mini Bar .

" Kan Kita ngikut doang " jawab Axira dengan senyum lebarnya.

" Ya bantuin kek , gak peka amat " kataku kemudian memberikan pisau pada Axira.

" Buat? "

" Potong leher "

" Oh wow , kalian gak sayang gua "

" Bikin jus jeruk semua? " tanya Riella yang mendekat ke arahku.

" Iya "

" Terus Kala? "

" Biarin " jawabku tak acuh. " Kalo mau caramel coffe itu ya ke coffe shop , jangan kesini "

" Pake susu gak? " tanya Axira dengan blender di tangannya.

" Abim sama Ragas enggak "

" Dipisah dong bikinnya? "

" Iya "

Hening. Kami fokus pada apa yang dikerjakan.

" Oh iya , Xi " Riella membuka suara. Sedangkan Axira hanya membalas dengan dehaman.

" Sejak kapan lo suka Repan? " pertanyaan yang dilontarkan Riella membuat Axira tersenyum sendiri.

" Merinding tau , Xi " kataku.

" Maklum , lagi jatuh cinta Dia " sahut Riella.

" Udah agak lama sih " jawab Axira dengan pandangan yang menatap lurus ke depan. Oh , jangan lupakan senyum kecil yang terukir di wajahnya.

" Dari kelas sebelas semester akhir apa ya? lupa juga " lanjutnya.

" Udah lama dong anjir "

" Kok baru bilang sekarang sih , Xi? " tanyaku.

"  Emang bakal aman kalo gue bilang ke kalian dari dulu? " Axira menatapku dan Riella bergantian , " Si Abim mulutnya ember gitu "

Sontak Aku dan Riella tertawa. Abim sangat berisik , tentu saja Kami tidak mau berbagi cerita penting kepadanya.

" Lagian , katanya Repan lagi de— "

" Lama bener ya Kalian " suara seseorang menyahut , membuat Axira menghentikan perkataannya.

" Eh , Kal , udah kok ini " kataku setelah melihat Kala berjalan ke arah Kami.

" Bentar , ngambil nampan dulu " ucap Riella lalu mengambil nampan di lemari dapur.

" Yaudah cepetan , Abim udah kayak mau meninggal tuh "

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨🥀୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

" Kenapa dia? Drama lagi? "

Riella meletakkan nampan di atas meja. Aku dan Axira yang mengekor dibelakang memilih untuk langsung mendudukan diri di sofa.

" Keselek Jelly " Ragas menjawab dengan tangan yang sibuk mengurut tengkuk Abim.

" Nih, minum " Aku menyodorkan minun yang telah Kami buat tadi.

" Makasih " ucap Abim setelah meminum hampir setengahnya. " Gak mau makan ini Jelly lagi "

" Udah abis apanya yang mau dimakan coba"

Abim tersenyum lebar , kemudian tangannya terulur untuk mengambil toples berisi coklat.

" Oh iya, Bim " Axira membuka suara, " Lo dimarahin Mama lagi? "

Pertanyaan Axira membuat Kami melirik kearah Abim. Sedangkan Abim hanya mengangguk mengiyakan.

" Kenapa lagi lo? "

" Kepo "

" Gak mau cerita? "

" Gak "

" Oke "

" AAAAAA ITU JANGAN DIAMBIL~ " Abim merengek setelah Ragas mengambil toples coklat yang sedari tadi di peluknya.

" Makanya cerita "

" Iya iya iya iya "

" Yaudah, mulai "

" Gue lagi deketin cewek "

" HAH!? " Kami memekik kaget bersamaan. Tunggu, Aku tidak salah dengar kan?

" Ngape? "

" L-lo . . serius? " tanya Kala dengan tangan yang menutupi mulutnya.

" Emang gua pernah bercanda? "

" Sering "

" Oh iye juga " Abim menjeda, " Tapi kali ini gua serius" sambungnya .

" Sejak kapan? "

" Minggu kemarin "

" Ini kenapa mendadak klarifikasi anjir " Riella mengacak rambutnya.

" Kasian banget gak laku " timpal Abim.

" Heh! " Riella mendorong pelan kepala Abim, " Bukan gak laku , cuma males nyari aja"

" Bukan males nyari " Aku menyahut, " Cuma masih stuck di Kak Dirga aja "

" IH EMBER! "

" What? . . . pfft— HAHAHAHAHA " tawa Abim menggelegar , membuat Ragas harus membekap mulutnya.

" Ini juga gara-gara lo , ya! " lagi , Riella mendorong pelan kepala Abim.

" Dih kok nyalahin gua " Abim mendelik.

" Kalo lo gak ngomong ke Kak Dirga , Dia gak bakalan tau! " Riella melipat kedua tangannya.

" Udah bagus dibantuin biar Bang Dirga cepet notice lo! " Abim juga ikut melipat kedua tangannya.

" Ya tapi Kak Dirga itu udah punya Kak Ayara , otomatis gue kena tolak lah! "

" Ya itu sih terima nasib aja "

Sedangkan Aku , Ragas , Kala dan Axira hanya menggelengkan kepala.

▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭