Chereads / Someone Who I Call Winter / Chapter 8 - 8. Tunggu Dan Tangkap

Chapter 8 - 8. Tunggu Dan Tangkap

hai semuaanyaa, author mau ucapin terima kasih banyak untuk kalian yang udah setia baca cerita ini dari awal sampai sekarang

sebenarnya author sendiri dalam keadaan gundah gulana karena bingung mau dibawa kemana hubungan kita, eh ceritanya maksudnya.

so taehyung dan jimin sama2 bikin baper

kami sangat berterima kasih apabila pembaca sekalian dapat memberikan komen berupa kritik dan saran yang mendukung

trus author saranin bacanya sambil dengar ost when the camellia blooms yg foolish love, so author dpt banyak inspirasinya dari sana, ahah

selamat membaca <3

Semua hal tentang dirimu yang kau miliki

Kau menatapku sambil tersenyum padaku

Sekali lagi, kau adalah orang yang membuatku berdebar

Orang yang aneh

(Foolish Love- John Park)

"eh?" ku ingat hanya itu yang mampu kukatakan beberapa detik kemudian

Aku tidak bisa bohong jika aku tidak gugup saat melihat mata Jimin yang begitu jelas menatapku. Dia terlihat menakjubkan, bahkan saat cahaya lampu yang mulai redup, tertinggal cahaya jalan dari luar pintu.

"joahyo" katanya lagi

"bwoga?" aku berbicara asal meski aku tau apa maksudnya

"joahamnida" katanya lagi, kini lebih tegas

Aku membalas tatapan dingin pada Jimin, sebelum akhirnya pintu didorong dari arah luar oleh Taehyung,

"aakk" ringisku ketika kaca pintu yang tepat mengenai kepalaku

Jimin ikut menyingkir dan sontak melepaskan genggamannya. Aku baru sadar jika anak itu sejak tadi berada diluar sana menyaksikan segala apa yang terjadi.

"ya! Kim Taehyung?" heran Jimin. Tentu saja

Taehyung menatap dingin kearah Jimin tanpa menjawab

Aku yang masih meringis kesakitan, bahkan tidak bisa berkata apa-apa begitu melihat dua anak laki-laki itu dihadapanku.

"mian" seru Taehyung saat melihatku

"Kim Taehyung, apa yang kau lakukan disini?" sela Jimin memegangi pundak Taehyung

"menjemputnya" jawab datar Taehyung

WHAT?!!

Aku terkejut

Jelas

Apa maksudnya dengan menjemputku

Aku bahkan tidak percaya anak itu akan menjawab demikian

"ya! Aku bisa pulang sendiri" kataku

"anii, aku akan mengantarmu pulang" kata Taehyung lagi

HA?

Aku heran,

wajar,

anak ini mulai bertingkah aneh

"tidak perlu, aku yang akan mengantar Hyena pulang" kini Jimin yang bilang

"YA! NEO MICHYEOSSEO?" kupikir suara ku kini meninggi

Jimin menoleh padaku seperti sedang menggertak tanpa suara

"wae?" gerak mulutnya

Aku menyerngit

Jika Jimin benar-benar ingin mengantar ku pulang, suah jelas ia akan tau, jika Taehyung tinggal bersama ku saat ini.

Taehyung diam ditempatnya seolah menunggu jawaban.

Jimin pun sama

Kupikir aku akan gila jika seperti ini terus

"ya! Neo naga" (kau keluar) perintahku dingin

Jimin melipat tangannya didepan dada, dan menoleh kearah Taehyung disampingnya

"naga" (keluar) perintahnya santai

Taehyung melirik dingin, tidak bergerak sesenti pun dari tempatnya

"Ya! Neodo" (kau juga) perintahku pada Jimin

"na?" (saya?)

"kau pikir kau siapa?, naga , nagaa, nagaa ragoo" aku mendorong kuat kedua anak itu hingga benar-benar keluar pintu, tidak peduli lagi bagaimana mereka menatap heran dan kesal kearahku.

"nagaaa!!" teriakku sebelum menutup rapat pintu kembali, meninggalkan mereka yang mungkin sedang saling tatap

***

Begitu aku selesai, aku keluar cafe dengan santai, saat kupikir mereka telah pergi, ternyata tidak.

Mereka terlihat bergerak dari tempatnya masing-masing begitu melihatku keluar

Agh

Apa ini?

Apa kau pernah menyelamatkan dunia dikehidupan sebelumnya?

"kaja" (ayo) seru Jimin mendekat

"bwoga?" tanyaku diam ditempat

Ia hanya mengarahkan wajahnya menuju jalan

Tanpa ingin berdebat, aku jalan begitu saja melewati Jimin dan Taehyung. Jimin menyelaraskan langkahku agar sejajar, sementara Taehyung tepat berada dibelakang kami.

Aku tidak banyak berbicara saat itu. Jimin juga, begitu juga Taehyung tentunya. Sampai akhirnya kami tiba dihalte.

"aku bisa pulang sendiri" kataku pada Jimin begitu bus datang. Aku sedikit memohon padanya, aku rasa aku tidak ingin membuat kabar Taehyung yang tinggal bersama ku menjadi perbincangan hangat sekolah.

Jimin mengangguk lembut seraya tersenyum.

Apa-apaan ini?

Aku bahkan penasaran apa yang baru saja menimpa Jimin hingga berperilaku seperti ini

Aku naik bus, menyusul Taehyung dibelakangku. Aku yakin Jimin mungkin terkejut.

Saat aku berusaha melirik wajahnya dari jendela, ia terlihat tenang melihatku.

Ah sial perasaan apa ini?

Kupikir kepalaku telah penuh dengan wajah Jimin saat ini, mengingat bagaimana ia menyatakan perasaannya sampai cara ia melihatku.

Semuanya.

Aku akan gila jika terus memikirkannya tapi itu terjadi sendirinya.

Aku bahkan tidak sadar jika Taehyung tengah duduk disampingku bahkan disaat bus dalam keadaan sepi penumpang.

Aku menunduk memainkan jariku. Mengingat kembali wajah Jimin dan aku tersenyum.

OH SH*T

Aku tersenyum?

Gila

"ha? michyeon" gumamku

"hyena-yah" panggil Taehyung pelan

Aku menoleh cepat begitu sadar, seolah kehadirannya begitu buram oleh radarku

"ah? Wae?" tanyaku segera

Ia diam kembali dan hanya menatapku

"wae?" tanya ku lagi

"ani" serunya datar

Ia kembali memalingkan wajahnya kearah lain, dan diam disana. Sementara aku tidak meneruskan apa yang sebenarnya Taehyung akan katakan, tepatnya mungkin aku lupa.

Aku hanya menoleh kembali kearah jendela setelahnya. Sama dengannya aku juga diam, sepanjang jalan kami pulang.

***

"Hyena-yaah yeogi yeogi" teriak Eunji padaku ,mengarahkan tempat duduk murid-murid kelasku berada.

Aku baru saja mengganti baju menjadi baju seragam olahraga yang memang diperuntukkan untuk acara hari olahraga sekolah. aku duduk disalah satu bangku penonton bagian atas sama seperti yang lainnya. sementara menyaksikan pertandingan lari antar kelas.

"uwaaaa" teriak murid perempuan sesekali begitu melihat beberapa sunbae tampan yang memenangi pertandingan.

Aku ikut bertepuk tangan turut memeriahkan suasana. Ini memang seru. Aku tidak bohong. Wajah para sunbae tampan sangat mengalihkan perhatian.

"Yoojong sunbaeee!!" teriak salah satu murid perempuan

Yoojong sunbae hanya menoleh dengan senyumannya, dan nyaris seluruh murid perempuan serasa tewas seketika. Aku dan Eunji tertawa setelahnya.

"oh, sekarang kelas kita" seru Eunji kemudian berdiri, aku menyusulnya dan berusaha melihat para wakil kelas yang akan bertanding.

"peserta dijalur kedua Jeon Jungkook"

Jungkook maju selangkah dari tempatnya berdiri. Ia terlihat tenang disana, tapi tetap saja matanya lurus tajam mengarah kegaris finis.

Eunji menarikku untuk melihat lebih dekat kearah garis finish, dan kini aku benar-benar berada dikerumunan murid yang ikut menonton.

"jalur ketiga Park Jimin"

Benar, Jimin juga terlihat disana, mewakili kelasnya tentu. Sama halnya dengan Jungkook, ia mungkin terlihat tenang, tapi pandangannya jauh lebih tajam lurus kedepan.

Aku yang awalnya santai berdiri disamping Eunji sontak merasa sedikit gugup saat kulihat bagaimana sorot pandang Jimin ke garis finish. Dan karena bingung harus melakukan apa, aku hanya bertepuk tangan untuk memberi semangat, entah pada siapa.

Kupikir Jungkook akan menang, tentu, dia dari kelas kami. Kami harus menang. Benarkan?

Tapi aku tidak bisa menghindari jika aku juga melihat kearah Jimin berdiri.

Apa aku menginginkannya menang?

"Ah maldo andwe" (tidak mungkin) gumamku pada diri sendiri

Aku mungkin berusaha keras untuk tidak melihatnya, terlebih lagi saat dapat kupastikan, tatapan Jimin yang tepat melihat kearahku.

Sontak rasanya sampai tidak dapat kujelaskan. Begitu dingin dan sulit ku mengerti.

Beberapa saat kemudian mereka melakukan posisi siap berlari, mata Jimin masih tetap mengarahku, apa mungkin garis finish?. Entahlah

1

2

3

Go

Seluruh murid sontak berteriak bersamaan menyerukan jagoannya masing-masing, dan telinga ku penuh dengan nama Jimin dan Jungkook.

Kurasa aku tidak perlu menjelaskan bagaimana mereka berlari benar-benar sangat kencang melewati lawan mereka masing-masing, tanpa melepaskan pandangan mereka ke garis finish dan tepat menyentuh pita, sehinggah dapat dengan jelas terlihat siapa yang memimpin pertandingan

.

.

Jungkook!!

.

Hanya selisih sepersekian detik dengan Jimin yang berada di peringkat dua.

Jungkook mengurangi langkah larinya begitu lepas dari finish, terlihat jelas ia berusaha mengatur nafasnya kembali meski masih sempat tertawa senang saat murid-murid kelas mendekatinya memberi selamat.

"Yoksi!!! Jungkook-ah" seru senang Eunji

Aku hanya bertepuk tangan ikut senang.

Saat Jungkook mendekat ditempatku berdiri dan Eunji.Dengan jahil ia mengacak-ngacak rambutku.

"awas kalau tidak menang" katanya padaku kemudian pergi begitu saja

"ya!" teriakku padanya

Aku merapikan kembali bagian depan rambutku sampai sadar jika Jimin terlihat berjalan mengarahku.

Ah sial, aku bahkan belum siap berbicara dengannya setelah kejadian hari itu

"apa kau menunggu ku digaris finish?" tanyanya santai

"ha?" aku hanya tersenyum kecut

"jika kau mau aku bisa menunggu mu di sini saat berlari nanti"

"tidak perlu"

"ya! Kau tau kan? Aku terpilih sebagai orang yang sangat diinginkan menunggu mu digaris finish"

"bwoyaa?" aku berusaha tidak peduli kemudian kembali mengikat rambutku

Jimin diam menatapku dengan senyum khasnya, aku yang awalnya tidak peduli sepertinya terpaksa melihatnya.

"menanglah" katanya kemudian

"kenapa kau ingin aku menang? Kita bahkan tidak dari kelas yang sama"

"aku hanya ingin kau yang menang"

Ha-

Aku membalikkan badanku dan pergi darinya.

"Hyena fighting" seru Eunji menepuk punggung ku

Sekarang giliran perwakilan putri yang masuk area pertandingan. Aku salah satunya yang mewakili kelasku.

Aku menepuk-nepuk kedua tanganku karena sedikit gugup , dan berusaha mengumpulkan konsentrasi ku pada satu titik garis finish dihadapanku.

hufftt

Aku membuang nafasku berat, dan mengumpulkannya segera untuk supplie oksigen saat aku berlari.

KONSENTRASI, KONSENTRASI

Dan ah

Pandanganku kembali teralihkan, siapa lagi kalau bukan pelakunya. Park Jimin.

Bagimana tidak? Ia benar-benar terlihat disisi garis finish menunggu. Dari seluruh luasnya jarak pandang bodohnya aku hanya melihat keberadaannya.

Aku kembali mengambil satu tarikan napas panjang begitu melakukan posisi siap berlari.

"HYENAAAA" teriak Eunji dari jauh

Sekali lagi

1

2

3

Go

Aku mengambil ancang-ancang sebelum akhirnya meluncur berlari mengikuti jalur lariku.

Berusaha kuat mengatur nafas dengan baik dan benar-benar fokus pada satu titik didepanku, meski kulihat sesekali Jimin ditengah lariku justru membuatku semakin mengacu kecepatanku.

"Hyenaaa" samar-samar suara itu terdengar

Sedikit lagi menuju garis finish, kali ini aku benar melihat ke arah Jimin yang seolah memberiku semangat meski tak seheboh yang lain.

Dan seseorang dibelakang yang entah dari mana ia muncul

Taehyung!

Ia terlihat berjalan lebih mendekat ke garis finish melewati tempat Jimin berdiri.

Aku menoleh nyaris sepenuhnya dan tak lagi melihat kearah pita yang telah dibentangkan dihadapanku.

"Taehyung" gumamku refleks saat mata kami bertemu

Ia hanya menatapku dalam diamnya tanpa gerak.

Sampai akhirnya ketika hampir menyentuh pita finish, aku tersandung kakiku sendiri

BABO YA

Aku tersungkur tepat begitu Taehyung dengan sigap menangkap tubuhku.

Kami mendarat bersamaan.

Hinggah dapat kurasanya benturan yang mengenai sekitaran bahu Taehyung ketika kami terjatuh.

Taehyung memegangi pundakku begitu aku berusaha kembali bangkit. Ia juga bangkit setelahnya

"Hyena, gwenchana?" tanya Eunji berlari mendekat.

Beberapa anak terlihat berkerumun, namun sebelum mereka terlalu banyak aku segera berusaha berdiri, sampai sadar tangan Jimin muncul membantuku.

"gwenchana?" tanyanya juga padaku

"gwenchana, gwenchana" seruku cepat kemudian membantu Taehyung untuk berdiri.

"Taehyung-ah kau tidak apa-apa?" kataku padanya, ia hanya menggeleng pelan

"waah, kau juara pertamaa" seru Eunji girang padaku, kemudian menarikku kembali kebarisan penonton.

Aku hanya menoleh sebentar kearah Taehyung yang juga menyusul dibelakangku.

Sementara Jimin telah ditarik oleh teman sekelasnya untuk mengikuti pertandingan selanjutnya.

Aku kembali duduk disamping Eunji, Taehyung ikut duduk dibelakangku.

Saat kuperhatikan dengan jelas, lutut ku sedikit tergores karena jatuh tadi. Tapi cukup perih.aku mengusap-usap lembut lututku untuk menghilangkan debu. Dan kembali melihat kearah lapangan.

"kau harus segera mengobatinya, jika tidak nanti infeksi" kata Eunji

"gwenchana, ini bukan masalah besar" seruku santai

"tidak, aku temani kau ke klinik" suara Taehyung tiba-tiba muncul dari belakang

"ah, betul, Taehyung-ah tolong yah" sahut Eunji

"ha? wae? Nan gwenchana"

"ah, pergi saja sana" dorong Eunji, membuatku segera berdiri. Taehyung ikut berdiri kemudian, menarik tanganku tanpa sadar.

Aku yang melihat tidakannya, nyaris tak bisa berkata apa-apa. Dan ikut begitu saja

Begitu sampai di klinik, aku duduk disalah satu kursi. Kami hanya berdua didalam, membuat suasana sebenarnya sedikit canggung.

Sementara Taehyung sibuk menyiapkan obat luka untukku, aku justru sibuk melihat-lihat sekeliling ruangan untuk mengalihkan perhatian.

Segera saat Taehyung menemukan obatnya, ia duduk dihadapanku. Dan pandangannya fokus pada lututku yang luka.

Memberinya alkohol dengan sangat lembut meski rasa perihnya seperti tak terkalahkan. Aku meringis pelan, mengigit kuku ku untuk menahannya.

"manhi apo?" tanyanya mendongak kearahku

Aku menggeleng

Ia kembali fokus pada lukaku, hinggah kini yang kulihat darinya hanya rambut acak-acakannya ditengah sibuknya ia.

Aku tidak menyangka rambutnya setebal ini dengan bandana hitam yang ia kenakan, bahkan tanpa sadar aku bergerak seolah ingin menyentuh kepalanya. Tapi tidak jadi.

Taehyung mengangkat kepalanya lebih dulu, dan menatapku. Aku terdiam sejenak, melihatnya.

Apakah kita hanya terus berakhir dengan saling pandang?

Tanpa bicara?

"apa kau menyukai dia?" kata Taehyung tiba-tiba

Sungguh

Tiba-tiba

Aku bahkan tidak dapat menduga pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulutnya

Aku tertegun

Terkejut lebih tepatnya

Ia kembali menundukkan kepalanya kemudian, menempelkan plester luka pada lutut ku.

Begitu selesai ia segera berdiri, dan berjalan keluar.

"kenapa kau bertanya seperti itu?" halauku segera

Ia berhenti sebentar

"hanya penasaran" katanya tanpa menoleh kemudian menghilang dari balik pintu

***

aku keluar klinik setelah beberapa saat setelah aku diam saja disana. saat kulihat kearah lapangan, beberapa pertadingan sepertinya telah selesai.

dan sebagai penentu akhir akan diadakan relay race.

aku berlari kecil mendekat kearah lapangan dan kembali duduk disamping Eunji yang menyambutku dengan wajah khawatir

"kenapa kau lama sekali?" tanyanya begitu aku sampai

"aku tertidur" aku menjawab asal

kulihat dari arah lapangan beberapa peserta telah bersiap-siap mengambil alih pertandingan, salah satunya tentu saja ada Jungkook ace dari kelas kami. ia berjalan ditengah kerumunan menuju garis star dengan beberapa rekan tim lainnya.

Tapi satu pandangan aneh disana, ketika ia mendekati Taehyung dan menepuk dada bidanganya dengan santai, Taehyung terlihat mengeluh sedikit.

setelahnya Jungkook berdiri tepat digaris start dengan tongkat estafet ditangannya.

"oh, Jungkook pelari pertamanya" seru Eunji memukul-mukul pahaku

" uh" aku menyahut seadanya

Jungkook terlihat bersiap digaris start seperti biasa, tatapannya lurus tajam kedepan seolah tak akan ada satupun yang berani menghalanginya.

Saat peluit dibunyikan sontak seluruh penonton dibuat berdiri seketika melihat bagaimana para pelari memulai aksi mereka diputaran pertama ini

Jungkook sangat cepat, aku bahkan bisa memastikan kecepatan larinya nyaris secepat kilatan cahaya. Dia benar-benar luar biasa.

Aku bertepuk tangan untuk memberi semangat meski aku juga merasa khawatir karena pesaing kami sama hebatnya

Begitu masuk ke putaran kedua Jungkook dengan lihai mengoper tongkatnya pada Youngjae, salah satu pelari dikelas kami juga.

Hingga masuk keputaran ketiga kami masih unggul cepat dari kelas yang lain, bahkan kami semua yakin jika kami akan mendapatkan juara lagi ditahun ini.

"wooaaaahh" teriak Eunji disampingku ikut semangat, aku juga ikut teriak sesekali. Antusias.

Sampai kulihat Taehyung berdiri juga digaris start menunggu tongkat estafet yang akan di oper oleh Minhyuk.

"ha? Apa Taehyung jadi pelari terakhir?" gumam Eunji lagi

Kulihat baik-baik keberadaannya, Tepat. Ia memang berdiri digaris start bersama pelari terakhir lainnya. Salah satunya adalah Jimin.

Wajahnya terlihat tidak tenang seperti biasanya, tapi sorot matanya seperti sedang berapi-api.

Ia menarik rambutnya naik dan memperbaiki bandananya sesaat sebelum Minhyuk menyerahkan tongkat estafet padanya.

tunggu sebentar

dan

tangkap

Taehyung berlari cepat terlebih dahulu, sangat cepat melebihi perkiraan.

Jimin menyusul dibelakangnya, tak kalah cepat.

Seluruh penonton nyaris dibuat menahan napas begitu mereka terlihat berlari nyaris bersamaan. Jimin benar-benar cepat hingga mampu mengejar keberadaan Taehyung meski Taehyung lebih dulu.

Tapi tidak berhenti disana, Taehyung kembali menancapkan seluruh tenaganya agar tak terkejar oleh Jimin.

Beberapa meter lagi menuju garis Finish, seluruh penonton benar-benar seperti akan mati penasaran karena persaingan yang sengit antara Jimin dan Taehyung kali ini.

Tak ada yang bisa menebak, tak ada yang bisa menduga siapa yang akan menang, jarak mereka nyaris tak dapat diperkiran.

Terlalu dekat

Pita garis finish dibentangkan tepat didepan mata mereka, tapi tak satupun menurunkan kecepatan.

Daaan..

Mereka menyentuh pita garis hampir diwaktu yang bersamaan. Jimin terjatuh tepat begitu melewati garis finish.

Taehyung juga setelah beberapa meter berusaha menurunkan kecepatan.

"Oh, Taehyung-ah"

Tiba-tiba suasana menjadi hening seketika, bertanya-tanya siapa yang sebenarnya menang saat itu.

Aku ikut berdiri dari tempatku, memantau keadaan.

Sementara Jimin dan Taehyung berusaha keras mengatur napas mereka kembali seperti semula

Pihak guru dan panitia terlihat berunding sebentar dengan penjaga garis, tapi tak berselang lama

PRRRIIIITTTT

"Taehyung.... , seungri" (menang)

WOAAAAAHHH!!!

Eunji loncat seketika dari tempatnya, disusul beberapa teman lainnya. Mereka terlihat berlari mendatangi Taehyung yang masih duduk digaris finish karena saking lelahnya.

Jungkook ikut girang begitu berlari kearah Taehyung.

"kita menang lagi" seru yang lainnya

Aku ikut mendekat dikerumunan teman kelasku sambil terus bertepuk tangan. Aku juga senang.

Taehyung yang baru saja berdiri langsung melihat kearahku yang ada dibelakang, aku tersenyum begitu aku juga melihatnya.

"yeayy" seruku girang

Kemudian ia terlihat mendekat kearahku ditengah kerumunan teman kelas yang sedang melakukan selebrasi kemenangan. Mungkin tak ada yang memperhatikan, tapi segera ia menarik tanganku mendekat padanya, lalu memberikan tongkat estafet miliknya.

Kulihat setiap tindakannya dengan wajah bingung.

"chukkae" katanya samar

lalu menepuk kepalaku dengan rasa senang

terima kasih telah membaca,

tolong support kami dengan memberikan "vote" dan "komen" kalian yah