Chereads / Someone Who I Call Winter / Chapter 10 - 10. Hati yang Dingin

Chapter 10 - 10. Hati yang Dingin

Apa yang kau lakukan sekarang?

Apa kau lihat hal yang sama?

Hujan berhenti dan terlihat busur dilangit

Pelangi yang menghubungkan kita

"aku mencintai mu"

Aku tidak terlalu mengerti apa yang ku pikirkan saat ini, tapi tiba-tiba aku menjadi senang

"Kim Taehyung, aku mencintai mu dan aku berjanji akan menjagamu"

"jadi mulai besok dan seterusnya, kau bisa datang pada ku untuk menangis atau pun marah, kau bisa berbagi denganku segala kegelisahanmu"

"jangan bersedih dan menangis sendiri"

"mari kita menangis bersama jika itu sedih dan menyakitkan"

"mari kita marah bersama jika itu membuatmu kesal"

"mari kita buat semua keadaan buruk menjadi baik-baik saja"

"geuchyo" (benar?)

"s- saranghamnida" kataku sekali lagi tapi beberapa detik kemudian kata itu menjadi sangat canggung terlebih lagi saat Taehyung tidak menjawab apa-apa

Aku menutup rapat mulutku dan menurunkan pandanganku

Taehyung masih diam ditempatnya sementara aku menjadi kebingungan

Apa aku salah bicara?

Apa ini bukan waktunya?

"ap-"

"andwee" halau ku cepat sebelum Taehyung berhasil mengeluarkan suaranya

Aku menggeleng samar karena gugup

"jangan katakan apapun"

"biarkan seperti ini saja"

"aku hanya ingin mengatakannya dan kau tidak perlu menjawab atau membalasnya, ha ha" jelasku dengan sedikit tawa canggung

"wae?"

"biarkan tetap seperti ini saja, ini bukan pernyataan cinta seperti yang kau kira ha ha"

Taehyung kembali diam meski tatapannya tetap heran

"waah, langit yang indah" seruku mengalihkan perhatian dengan memandang langit

Taehyung ikut memandang langit setelahnya, ia sedikit tersenyum disana. Saat kulihat senyumnya spontan aku juga ikut tersenyum.

Entah kenapa melihat wajahnya saja membuatku bisa sebahagia ini, begitu mengingat kata-kataku beberapa saat lalu mungkin membuatku sedikit malu, tapi melihat respon Taehyung menjadi sedikit melegakan.

"neomu joah" gumamku lagi

Taehyung menoleh padaku sebentar

"ha, langitnya" aku menunjuk langit dengan sedikit tawa canggung

"saat sampai di seoul, aku akan mengenalkan mu pada kakakku" katanya

Aku diam seketika, nyaris tidak bisa menahan garis bibirku yang hampir meledak karena senang, entah kenapa aku bisa sebahagia ini mendengarnya.

Aku tersenyum lepas, terus terang itu lepas begitu saja.

"geurae" jawabku pelan

Taehyung membalas tersenyum kemudian mengajakku segera kembali ke penginapan

Aku mengikuti langkahnya dibelakang dengan pikiran yang campur aduk antara senang dan terkejut, Taehyung benar-benar membuatku gila hanya dengan mengatakan hal sesederhana itu. Ia nyaris memenuhi seluruh otakku dalam waktu singkat.

Bahkan disaat malam hari aku tak berhenti dibuat tersenyum hanya karena mengingat wajahnya.

"omo omo" seruku beberapa kali saat bangkit dari tempat tidur

Aku menutup wajahku karena malu entah pada siapa

Saat kuingat visual wajahnya sekali lagi saat itu, meski terlihat dingin tapi sorot matanya begitu hangat, kurasakan jantung ku berdebar dan seperti banyak kupu-kupu yang bergerak didalamnya

"Aarkkk, kim taehyung" teriakku begitu menenggelam kan wajahku ke bantal

***

Keesokan paginya waktu sarapan

Aku menyusul dibelakang Eunji begitu kami bersiap menuju ruang makan besar tempat seluruh murid dan guru sarapan.

Eunji berhenti sebentar lalu melihat-lihat sekitar, aku ikut berhenti dibelakangnya. Sampai kulihat Taehyung dan Jungkook yang berjalan bersama menuju satu meja kosong.

"aahg, kim taehyung" batinku kembali tak karuan

"Eunji-ya, disana, dekat Jungkook" seru ku pada Eunji mengarahkan, ia hanya mengangguk, menyusul kami yang mendekat ke meja Jungkook dan Taehyung

"ohayou" sapa Eunji begitu akan duduk dikursi

"ya! Dikelas kami tidak ada orang jepang" jawab Jungkook datar

"aissh" keluh Eunji

Aku ikut duduk setelahnya

"Jungkook-ah annyeong, taehyung-ah" sapaku ramah pada keduanya

"ya! Ada apa ini?, kau bahkan tidak berbicara sama sekali kemarin" seru Jungkook padaku dengan pendangan menyelidik

"naega? Naega wae?" aku bertanya kembali pura-pura tak mengerti

Jungkook menyipitkan pandangannya curiga lalu melihat Taehyung disampingnya

"ah, oke" katanya kemudian

"apa yang sebenarnya kalian bicarakan?" suara Eunji muncul lagi

Ia kemudian memberikan beberapa piring berisi roti isi selai kepada kami bertiga

"gomawo eunji-ya" seru Taehyung

"omo?, apa aku tidak salah dengar?" heran Eunji melihat Taehyung

"akhirnya anak itu bicara juga" katanya lagi kemudian memasukkan satu gigitan roti kemulutnya

"ah, itu Park Jimin" seru Eunji kembali begitu melihat Jimin berjalan mendekat kemeja kami, aku menoleh sebentar untuk memastikan dan benar. Ia datang dengan penampilan khasnya. Aku tersenyum canggung begitu dia menatapku sebentar lalu duduk tepat disamping kursiku.

"good morning" katanya

"bwoya igo good morning" batinku

"eeyy, apa kau selalu berantakan seperti ini?"

Ia kemudian menarik satu lembar tisu dan membersihkan sesuatu di ujung mulutku

Aku menangkap tisu yang ia lepaskan begitu saja saat ujung bibirku telah bersih oleh selai roti

"aku dengar kemarin kau sakit sampai tidak bisa keluar kamar, apa sekarang sudah baikan?" tanyanya kemudian padaku

"aku?" aku menoleh sebentar padanya berusaha untuk mengerti

"nan gwenchana" sambungku

"dia memang tidak keluar kamar kemarin" seru Jungkook kemudian

Aku melebarkan mataku begitu melihatnya, tapi ia tetap meneruskan sarapannya tanpa menghiraukanku

"ia bahkan menangis seharian" Eunji menimpali

"mw-" aku menoleh terkejut

"kau menangis? Wae?"

Aku memandang Jimin gelagapan, bergantian melihat kearah Eunji dan Jungkook yang tetap santai.

"nan gwenchana, ah ha, kenapa aku harus menangis?" ungkapku sedikit canggung

"tapi tunggu-" kata Eunji kemudian menghentikan kunyahannya

Aku menoleh kearah Eunji dengan perasaan sedikit khawatir

"kulihat kau pergi bersama Taehyung semalam" sambungnya

UGH

Aku tertegun beberapa detik setelah mendengarnya

Apa harus kita bahas itu sekarang?

Jimin benar-benar mengamatiku dengan penuh selidik, seolah aku sedang dalam kesalahan besar

"dengan Taehyung? Kemana?" tanya Jimin setelahnya

Aku meneguk minuman ku dengan sedikit gugup

Entah kenapa bisa segugup ini, disaat tiga pasang mata ini sedang seperti mengadiliku sendiri

"uhm-"

Taehyung mengangkat kepalanya

"kami pergi melihat lampion bersama semalam" jelasnya tenang

"haah-, itu" aku ikut menimpali

"hoo, dimana kalian melihatnya?, kulihat kalian berlari jauh" tanya Eunji lagi seraya melanjutkan sarapannya

"diatas bukit, kami hanya berjalan sebentar kesana" kini giliran aku yang mengambil alih jawaban

"kenapa kau tidak mengajakku?"

"maaf aku tidak sempat memikirkannya"

Eunji hanya mengangguk pelan setelahnya

"kalian terlihat dekat akhir-akhir ini" sahut Jimin kemudian

"tentu saja kita kan teman kelas" balasku

"tapi kau dulu tidak dekat dengannya" Eunji kembali bersua

Aku menoleh padanya dengan tatapan datar, anak ini mulai banyak berbicara. Sementara ia menatapku dengan pandangan heran

"aku benar kan?" serunya

Aku tersenyum kecut padanya kemudian meneguk minuman didepanku

"kita memang dekat, kita bahkan tinggal bersama sekarang"

/CHOUG CHOUG/

WHAAT

Air yang seharusnya sudah menyentuh seluruh kerongkonganku terpaksa keluar lagi melalu mulut dan hidungku, aku terbatuk beberapa kali hingga tidak bisa menjelaskan rasa sakitnya.

"Hyena, gwenchana?" seru Eunji kaget

Anak ini!!

Aku melihat kesal kearah Taehyung setelah ia dengan jelas dan santai mengatakan hal itu.

Kulihat Jungkook yang awalnya sibuk mengunyah sejak tadi sontak berhenti seketika menatap Taehyung disampingnya, aku yakin meski sudah tau, tapi dia juga terkejut. Terlebih lagi Jimin disampingku, akupun sudah yakin apa yang ia pikirkan saat ini.

"kita sudah tinggal bersama sebulan ini, dan itu membuat kita lebih dekat" jelasnya lagi

"ahaha" suara tawa ku muncul sangat canggung, membuat mereka sontak kompak melihat kearahku

"kalian benar-benar tinggal bersama? Chinja?" kata Eunji kemudian

Aku mengangguk berusaha terlihat santai

"uhm, Taehyung adik dari teman kakakku, jadi uhm- Taehyung.. ah--- bukan" jelasku sedikit kebingungan

"itu, Taehyung adik teman kakakku yang sedang sakit--, jadi dia diminta untuk tinggal bersama kami, sampai kakaknya sembuh- begitu, kan? Kau mengerti kan?" tutupku akhirnya

Eunji mengkerutkan keningnya masih tak puas, sementara Jimin aku tak tau, bahkan aku tak berani melihat bagaimana raut wajahnya.

"jadi kau juga tinggal bersama kakak mu?"

"iyaa, kau tau kan, sejak awal aku memang tinggal dengannya, ah ha"

"jadi kalian bertiga tinggal bersama"

"Itu benar, tepatnya kami bertiga"

"lalu kenapa kau tidak memberitahu ku sejak awal?"

"ha?- ini hanya masalah keluarga , kupikir itu tidak perlu dibahas"

Eunji kembali mengangguk pertanda mengerti

Tiba-tiba Jungkook berdiri dari kursinya dengan piring kosong ditangannya.

Sedikit tersenyum licik kemudian berkata

"Taehyung-ah, kau tidak pernah berusaha masuk kekamar Hyena kan?, atau Hyena yang berusaha masuk kekamar mu?"

Aku melebarkan mata begitu mendengarnya

"Yak!, kau pikir-" bentakku padanya disusul ia yang segera pergi meninggalkan meja makan

Eunji kemudian kembali melihatku dengan pandangan curiga.

"itu tidak terjadi kan?" tanyanya

"YA!, Kau pikir aku akan melakukan itu?" seruku meninggi

Taehyung ikut berdiri dari kursi setelahnya, ia bahkan sepertinya tidak ada niat untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan perkataannya tadi.

KIM TAEHYUNG

Batinku begitu melihatanya pergi meninggalkan meja makan

Beberapa saat setelahnya Jimin ikut berdiri, aku menoleh padanya akhirnya.

Saat kulihat auranya berubah menjadi begitu dingin tanpa kata-kata ia membalikkan badannya dan berusaha pergi

"Ya Park Jimin" halauku cepat

AH KENAPA AKU MENAHANNYA?

Ia menoleh sebentar

"kau tidak sarapan?" tanya ku basa-basi

Ia tidak menjawab beberapa saat, mungkin tidak ingin menjawab tepatnya. Tapi lucunya aku justru menunggu

Ia kembali berjalan menjauh sebelum akhirnya

"aku tidak lapar" gumamnya

***

Jadwal pagi itu harusnya ada kunjungan jalan-jalan ke bangunan-bangunan tua dan sungai, tapi hujan tiba-tiba turun dengan derasnya hingga air sungai meluap dan membahayakan para murid untuk bermain disana.

Oleh sebab itu, jadwal pulang kami dipercepat 2 jam dari jadwal yang seharusnya. Untung saja aku sudah mempacking barang ku terlebih dahulu sehinggah tidak terlalu kerepotan saat jadwal kepulangan dipercepat.

Aku mendengar suara gerutu Eunji berkali-kali saat ssaem mengumumkan bus akan pergi 15 menit lagi sementara kopernya belum tersusun rapi dan masih banyak barang yang berantakan. Aku menarik keluar koper milikku untuk memberi ruang pada Eunji mengatur miliknya.

"aaahh, benar-benar menyebalkan" gerutunya lagi saat mulai merasa gerah

Ia menarik ikat rambut dari dalam sakunya lalu mengangkat naik gulungan rambut panjangnya.

"apa sudah semua?" suara Yura ssaem muncul begitu ia berbelok ke koridor kamar ku

"jika kau sudah selesai, segera naik ke bus, kita akan berangkat sebentar lagi"

"ne" seruku kemudian menarik sendiri koper milikku keluar penginapan

Lalu memberikannya pada salah seorang yang mengatur barang masuk kedalam bus.

Saat kulihat dari luar bus bagaimana keadaan didalam sana, entah kenapa terlihat begitu sesak dan pengap, aku bahkan tidak yakin akan ikut bergabung dengan mereka.

"ssaem, apa teman kelas ku ada sebanyak itu" tanyaku pada salah satu ssaem yang mengatur di depan pintu bus

Ia ikut menoleh kearah dalam bus, memang penuh sesak didalam sana

"ada banyak dari kelas lain yang bergabung, lebih baik kau naik bus lain mungkin kau bisa bergabung jika dapat tempat kosong" jelasnya

Aku melipat kedua tanganku depan dada dengan malas, dan melihat-lihat bus yang sepertinya bisa menampungku

"hyena-yah, kenapa kau disitu saja?" sahut Eunji berlari kecil ketempatku berdiri, aku menunjuk malas dengan daguku ke arah bus kelas kami yang sudah penuh.

"oh? Sejak kapan teman kelas kita sebanyak itu?"

"kita naik yang itu saja" tunjukku mengarahkan ke satu bus yang terlihat sedikit lowong

Eunji ikut dibelakang ku dengan hati-hati berjalan karena tanah yang basah

Begitu kami sampai dan naik, kulihat memang masih ada beberapa kursi yang kosong dan salah satu diantaranya ku lihat Taehyung duduk tenang disana.

"itu Taehyung" seru Eunji begitu melihat sosoknya

Aku berjalan mendekat padanya berniat duduk disampingnya begitu akhirnya sebuah tangan muncul dari arah belakangku menarikku, dan langsung berhenti begitu saja.

"ya! Kau duduk disini" seru Jimin datar

"oh?" aku mungkin sedikit terkejut harusnya

Tapi seolah tanpa perlawan aku benar-benar ikut dengan arahannya dan segera duduk dikursi yang ia tunjukkan. Sementara Eunji duduk disamping Taehyung.

"YAAHH, ada apa dengan bus kelas kita? Terlalu banyak orang disana" suara Jungkook muncul setelah ia masuk kedalam bus.

Aku berusaha menahan tawa begitu melihat wajah kesalnya

"kau lihat kan? Aku bahkan tidak tau kalau mereka dari sekolah kita" sambungnya saat melihatku dan Eunji.

"ya! Itulah yang paling menarik dari perjalanan satu malam, kau harus tau itu" gumam Eunji dari belakang

"lalu apa sekarang? Bus ini bahkan seperti membawa orang mati, tidak ada suara sama sekali, sementara disebelah seperti membawa ayam ternak" gerutu Jungkook sekali lagi

Aku tertawa mendengarnya, Jimin menoleh kearahku sedikit tersenyum

"apa kalian sudah disini sejak tadi ?" Jungkook menoleh kearah tempat duduk Eunji dibelakang

"baru saja"

"kenapa tidak mengajakku?"

"aku bahkan tidak melihatmu"

"kau harusnya mencari ku kan?"

"ha? merepotkan"

"ya! Kalian berdua" serunya lagi kini pada ku dan Jimin yang berada didepannya

Jimin menoleh sedikit

"apa kalian sudah pacaran?" tanyanya gamblang

Aku yang mendengarnya nyaris berkata kasar

Jimin diam sejenak, aku sangat berharap dia tidak mengatakan apa-apa.

Ia lalu melihat kearahku dengan pandangan aneh

"nanti aku beri tahu pastinya"

gumamnya pada Jungkook disaat matanya menatapku lekat

DAEBAK!

Jimin memang paling hebat menyabotase seluruh isi kepala ku dalam sekejap, memenuhi semuanya hanya dengan wajah dan namanya.

Aku tertegun melihat bagaimana dengan santai ia menjawab pertanyaan Jungkook yang sebenarnya mungkin dengan mudah ku elak,tapi seolah tertahan sesuatu.

Tak lama setelahnya bus berangkat meninggalkan penginapan dengan tanah yang basah dan berlumpur. 30 menit perjalanan menuju stasiun kami sampai disana, aku masuk kedalam gerbong kereta terlebih dahulu begitu Jimin melepaskan genggamannya.

Entah kenapa aku membiarkan semua itu terjadi begitu saja.

Saat aku mendapatkan tempatku, aku segera duduk begitu saja, diatara murid lain yang juga lalu lalang mengatur barang.

Taehyung datang setelahnya.

Aku mengangkat kepalaku dan menangkap sosoknya. Spontan aku sepertinya sedang tersenyum melihatnya.

Segera ia duduk disampingku begitu kupersilahkan.

"eunji?" tanyanya

"ah, dia bersama Jungkook dibelakang"

Taehyung mengangguk

"mereka terlihat dekat" katanya lagi

"tentu saja, mereka teman sedari kecil"

"benarkah?"

Kini giliran aku yang mengangguk

"saat datang kesini pemandangan dipenjalanan sangat indah" gumamnya kemudian mengarah keluar jendela

Aku ikut menatap keluar jendela

"aku tidak terlalu memperhatikannya, aku tertidur disepanjang jalan ha ha" jelasku dengan sedikit tertawa

"kau melewatkannya" balas Taehyung tersenyum

Aku tertegun sebentar melihatnya

Wah daebak

Senyum Taehyung adalah segalanya, aku menjamin itu

Dia yang terbaik ketika tersenyum

"wae?" herannya kemudian mendapatiku yang diam seketika

Apa aku memandangnya berlebihan?

"anii" elakku menggeleng

"Ya! Kim Taehyung neo yeogi wae?" sahut Jimin tiba-tiba muncul, kemudian duduk tepat dihadapanku.

Taehyung tidak menjawab

"ya! Kau pikir kau siapa bertanya seperti itu?"

Jimin membuang napasnya seraya memperbaiki posisi duduknya

"karena itu tempat dudukku"

"ya! Semua orang bebas memilih kursinya"

"aku yang pertama duduk disana"

"sekarang tidak kan?"

Jimin diam, sepertinya karena perubahan cuaca yang cukup drastis suasana hati Jimin juga turun secara tiba-tiba.

"ya! Kau mati jika sebentar kau tertidur"

"ah Wae? Wae?"

"pokoknya jangan sampai tertidur"

"ah chongmal, kalau aku mengantuk bagimana?"

"aku akan membakar mata mu"

"ya! Neo michoseyo?"

"ani, aku sedang memperingatimu"

"ah, molla, aku mengantuk"

Aku menyandarkan tubuhku ke sandaran kursi dan mengejap-ngerjapkan mataku

"Ya!"

/plak/

"aakk"

Aku meringis begitu Jimin memukul lututku dengan sebuah majalah yang ia temukan disisi kursi

"tetap sadar, tetap sadar" ancamnya dengan majalah ditangannya

"auuuhh, chinja" gerutuku

Kira-kira hampir seperti itulah sepanjang perjalanan kami menuju Seoul selama dua jam lamanya, tapi disamping itu, aku sedikit bersyukur, karena dapat melihat pemandangan indah perjalanan seperti yang Taehyung katakan. Seperti pegunungan dan bukit-bukit yang asri, beserta sesekali danau yang terlihat dari kejauhan.

"woaah" seruku takjub

Jimin ikut melihat keluar jendela sedikit tersenyum kulihat, sampai tak terasa dua jam perjalanan berlalu begitu saja, hingga kami sampai disekolah dan turun bus masing-masing. Aku ikut turun keluar mengikuti Taehyung dan Eunji dari belakang.

"Hyena, annyeong" seru Eunji begitu mendapati ibunya yang datang menjemput, Jungkook ikut dibelakangnya, aku yakin mereka pulang bersama.

Sementara kulihat Taehyung yang berdiri disampingku seperti sedang menunggu sesuatu.

"lalu bagimana dengan kita?" tanya ku padanya

"mau pulang bersama?" ajaknya kemudian

"ani, Hyena pulang bersama ku" seru Jimin mendekat

hagh, chongmal, dia lagi

"YA! Kenapa aku harus pulang dengan mu?"

"karena kau datang bersama ku"

"wae?"

"aku sudah menjawabnya jadi itu cukup"

aku mengkerutkan keningku menatapnya, lalu melihat Taehyung disampingku

"Taehyung-ah, ayo" ajakku pada Taehyung

Taehyung diam ditempatnya

Lalu ku pegang lengannya dengan sedikit menarik

"kau mau kemana?" tanya Jimin heran saat aku justru berjalan ke mobilnya

"kau mengajakku pulang bersama kan?" balasku

Jimin menyergit

Sementara Taehyung mantap berjalan disampingku, saat seseorang membukakan pintu mobil untukku, Taehyung ikut masuk setelahnya. Benar-benar meninggalkan Jimin yang masih kebingungan diluar.

"ya! Palli wa!" seruku dari dalam mobil

"ya!, jika kalian berdua ada dibelakang aku duduk dimana?"

"kursi depan masih kosong" jawabku santai

Jimin berdecak kesal tak menyangka

Ia kemudian berjalan menuju kursi depan, membukanya sebentar lalu menutupnya kembali, kemudian membuka pintu tepat disamping tempatku duduk.

"ya! Minggir, aku duduk disini" pintanya cepat begitu setengah tubuhnya sudah masuk dalam mobil

"ya! Disini sempit" aku bahkan tidak sempat mengelak sampai akhirnya aku merasa terjebak diantara dua tubuh besar ini.

Jimin membanting pintu dengan kesal, tanpa menoleh sedikit pun kearahku.

"Ya! Park Jimin!" sahutku lagi saat merasa kesulitan bergerak

Tapi sama halnya dengan Jimin, Taehyung justru tak bergerak sama sekali dari tempatnya

AH SIAL

Benar-benar sial aku berada ditengah-tengah anak sialan ini. dalam suasana canggung seperti ini. dalam keadaan aku bahkan kebingungan harus menoleh kearah siapa atau pun berpegangan pada siapa.

"auuhh chongmal" gerutu ku

Jika tau akan seperti ini harusnya kutinggalkan saja kalian berdua dalam mobil.

***

Kulihat dari jauh mobil Seokjin baru saja terparkir, sepertinya dia juga baru pulang begitu mobil Jimin mendekat ke area jalanan depan rumahku. Dan berhenti tepat saat Seokjin turun dari mobilnya.

Jimin dan Taehyung kompak turun bersamaan dengan membuka lebar pintu mobil setelahnya dan seperti sedang menunggu sesuatu.

Aku sedikit kebingungan begitu melihat dua pintu mobil yang terbuka lebar

AH benar-benar menyebalkan

Aku bahkan tidak bisa bangga pada diriku karena hal ini

Jimin menatap dingin kearahku di muka pintu mobil, sama halnya dengan Taehyung.

"ya! Apa kalian tidak punya kerjaan?, aku akan lewat pintu depan, puas!!" kataku lebih dingin

Dan baru dua detik setelah aku mengatakannya, kedua pintu itu dibanting secara bersamaan, tepat saat aku bergerak akan keluar.

"AAKK" teriakku sedikit keras begitu salah satu pintu mobil nyaris mematahkan hidungku

"WAH DAEBAK!, apa dulu aku ini penjahat? Kenapa hidupku begitu sulit sekarang?"

Auuuh aiisssh

aku keluar mobil dengan rasa kesal yang entah ingin kulampiaskan pada siapa

"ya! Kim Hyena, ada apa dengan hidung mu?" tanya Seokjin segera begitu melihatku keluar mobil

"gwenchana" jawabku datar

Kulihat Jimin telah berdiri dihadapan Seokjin, sementara Taehyung telah sampai pagar terlebih dahulu

"chingu?" tanya Seokjin pada Jimin yang baru pertama kali ia temui

"annyeong haseyo, Jimin imnida" sapa Jimin sopan

"ah geurae, terima kasih telah mengatar pulang mereka berdua"

Jimin mengangguk pelan

"ini pertama kalinya kita bertemu kan?"

"ani, kita bertemu dirumah sakit kemarin"

"ah, betul, kau yang diparkiran"

"ne"

"kalian sepertinya dekat"

"ne, namjachingu" (iya, saya pacarnya)

WHAT!

"Ah, sudah cukup kekesalan ku hari ini, tolong jangan memperkeruhnya" batinku menyeruak

Seokjin tertegun sebentar, sepertinya ia terkejut, itu jelas

"itu benar?" tanyanya memastikan padaku

"oppa, jangan mendengarkannya, adik mu hampir babak belur karenanya"

"itu benar, aku sudah mengatakan aku menyukainya, dan dia tau itu"

Seokjin kembali memandangku untuk memastikan sekali lagi

Aku tidak menjawab, nyeri dihidungku jauh lebih menyebalkan sepertinya

"apa semua anak sekarang seperti itu?, mereka merasa akan memiliki setelah mereka mengungkapkan perasaannya" gumam Seokjin

Aku memandangnya heran, entah apa maksudnya. Jimin sendiri ikut memandangku tak mengerti

"jika seperti itu-" Taehyung tiba-tiba bersuara

Seokjin menoleh pada Taehyung di belakangnya

"jika seperti itu artinya Hyena juga, karena dia sudah-"

"UWAAAHH OH MY GOD" halang ku segera menahan Taehyung melanjutkan ucapannya begitu sadar apa yang akan ia katakan

"waaah anak ini benar-benar!!" seruku gelagapan, sementara Seokjin dan Jimin memandang heran kearahku

"ah Jimin annyeong, terima kasih atas tumpangannya, selamat malam" seruku buru-buru seraya terus menarik tangan Taehyung untuk segera masuk kedalam rumah.

"annyeong ikhaseyo" seruku sekali lagi sebelum menutup pagar

"ya! Kalian kenapa?"

Aku melepaskan genggamanku dari Taehyung begitu kami sampai didapur

"ani nan gwenchana" jawabku seadanya

"aku akan tidur sampai besok, jadi jangan bangunkan aku" seru Seokjin begitu melewati kami dan segera masuk kedalam kamarnya.

Aku menatap kesal wajah Taehyung yang justru terlihat biasa saja.

"jika tidak ada yang ingin dikatakan, aku ingin masuk kamar" serunya datar

"ya! neo wae irae?" halau ku begitu ia akan berjalan pergi

ia berhenti sebentar dan menoleh "naega wae?"

"kau terlalu banyak berbicara hari ini, kau bahkan hampir membongkar semuanya, apa kau tidak memikirkan perasaanku?"

Taehyung tidak menjawab tapi kulihat tatapan matanya sedikit berbeda, mulutnya rapat tertutup

"untuk apa kau mengatakan pada mereka jika kita tinggal bersama, tidak apa-apa jika mereka bilang kita menjadi dekat, itu karena kita memang teman sekelas, lalu tadi, hah-"

aku membuang napas berat

"aku hanya mengatakan aku mencintai mu, bukan berarti aku ingin memiliki mu, tidak bisakah kau simpan itu untuk dirimu sendiri?"

Tanpa sadar aku mengkerutkan keningku begitu keras, "apa aku benar-benar kesal?", ah molla

Padangan Taehyung berubah menjadi dingin begitu kulihat sekali lagi sorot matanya, dia menunduk sebentar lalu berkata

"arasseo" kemudian masuk kedalam kamarnya

***

terima kasih telah membaca

gif taehyung sengaja dibikin dark gini biar kalian tau isi hatinya dia

moga nge feel semua yah maksud ceritanya

hadiah kecil buat para reader

tolong support kami dengan memberikan "vote" dan "komen" kalian yah

"gomawo"

------------------kami akan melakukan update setiap jumat dan sabtu malam-------------------

jangan lupa follow ig kami "somwhcall"