Chereads / PICK LOVE [INDONESIA] / Chapter 40 - MENYELESAIKAN HUBUNGAN MENYAKITKAN

Chapter 40 - MENYELESAIKAN HUBUNGAN MENYAKITKAN

"Ada apa?" tanya Iqbal yang tidak yakin kenapa antara Aldi maupun Salsha melihat ke arahnya sangat serius. Iqbal, Tania, Kania, Salsha, dan Aldi.

Mereka semua terkesan tidak memiliki masalah apapun, hanya saja baik Aldi, Tania, dan Salsha melihat kearahnya dengan sangat serius tanpa berkedip. Dan Kania pun merasakan ada keanaehan pada teman-teman mereka.

"Lo kenapa si kak, aneh banget," keluh Kania pada kakaknya. Tania menggelengkan keoalanya tidak benar-benar begitu merasakan ada yang aneh juga.

"Kalian berdua terlihat sangat aneh dan mecurigakan," jawab Tania sebelum Aldi dan juga Salsha menjawab. Iqbal dan Kania saling menatap hampir tiga detik dan saling membuang wajahnya mengalihkan tatapan aneh juga.

"Enggak ada apapun sama sekali," jawab Iqbal biasa saja, dia menaikan kedua bahunya dan mulai melihat santai Tania dan Salsha sudah mulai baikan.

"Meja ini menjadi lima orang, sangat mengejutkan," komentar Iqbal dengan serius melihat kearah Aldi yang menghindar tatapan wajahnya dengan Iqbal dan memilih makan siangnya.

"Akhir-akhir ini gue, Tania sama Aldi udah baik-baik aja sama Tania," jawab Salsha saa Iqbal bertanya. Mencari kebohongan dari wajah Salsha Iqbal gagl mendapatkannya. Kelimanya mulai makan dengan diam dan tidak banyak berbicara sampai lima menit.

"Gimana hail tes lo? Apa lo lolos?" sekarang Aldi, pertanyaan Aldi yang menurut Kania terkesan mendadak membuatnya batuk tanpa berhenti. Iqbal yang menyadari sesuatu hanya melirik Kania tanpa ingin membantu.

"Tig minggu lagi pengumumannya," jawab Iqbal lebih terkesan bik-baik saja dan bersahabat, Aldi mentap ke arah Iqbal dengan tatapan meremehkan. "Sebenarnya gue berharp lo lolos dan pergi menjauh dari sini seutuhnya, tapi melhat wajah lo yang bodoh ini membuat gue yakin kalau lo akan kembali menyusahkan gue lagi," Iqbal hanya bisa memutar bola matanya malas. "Apa yang akan lo berikan ke gue kalau gue berhasil?" Aldi nenutar bola matanya malas, saat Iqbal bertanya karena merasa tertntang dan diremehkan.

Aldi melihat ke arah Iqbal dengan wajah mempermainkan. "Salsha," Tania sampai tersedak minumnya sendiri mendengarnya. Kania hanya bisa diam tidak ikut campur.

"Lo yakin mempertaruhkan Salsha dengan seperti ini? Sebesar apa perjanjian ini ada dan lo akan menyerahkan Salsha semudah ini?"Aldi tertawa melihat keempatnya sangat terkejut. Terlebih Salsha, selain dia juga menjadi bahan taruhan yang menurut Salsha tidak logis karena Aldi licik.

Ada satu hal yang membuat Salsha terteguh. Cara Aldi berbicara, dan rencana yangg sama dimana Salsha akan menyerahka Aldi ke Tania dengsn kejadian ini. Kembali mengingat moment bukankah Aldi dan Salsha sangat mitip,

Saar Salsha mencintai Aldi dan menyukai Iqbal. Aldipun, Mencintai Salsha dan menuyukai Tania. Roda berputar bersamaan ternyata, sadar Salsha.

"Iya," jawab Aldi engan sangat tegas. "Karena gue sangat percaya diri kalau lo akan gagal," sambung Aldi menyombongkan wajahnya menyebalkan sekali. Hanya Tania yang tertawa mendengar pembicaran Aldi. Dan terlihat anehnya saat, Salsha dan Kania diam disatu tempat yang sama memikirkan sesuatu yang serius.

Jika Salsha, dia sedang memikirkan peasaanya pada Aldi, maksud Aldi pada Iqbal, dan perasaan Iqbal padanya. Jika Kania, dia berpkit soal kemarin.

Dimana Iqbal menggantungkan perasaannya sangat membingungkan saat Kania mulai merasa jika kemarin hanya kebohongan namun hati dan perasaannya memiliki banyak harapan seperti sebelumnya.

"Kalian berdua kenapa?" tanya Tania penasaran.

000

"Lo kenapa?" tanya Aldi yan menyadari Salsha sejak tadi banyak diam tidak mengatakan apun. Suasana mobil menjadi sunyi tanpa oembicaraan apapun. Aldi hanya mersa sanga hambar saat menyaari jika sekarang Salsha menjadi diam saja.

"Udah gue bilabng kan tadi? Gue cuma bercanda tanpa bermaksud melepas lo untuke Iqbal, Gue teerlalu sayang memberi lo ke orang lain kalau sebenarnya aja gue paham kalau lo aja berharga di hidup gue," jelas Aldi dengan wajah serius sekali.

Salsha menghela nafanya berat tidak mengatakan apapun dan mulai mau berbicar lebih panjang. "Gue hanya sedang berpikir kalau selama ini. Gue sama lo itu sama persis kepribadiannya," ucap Salsha yang sedang berusaha Salsha ceritakan pada Aldi.

Aldi menaikkan satu alisnya cukup membuat Salsha bingung. "Kenapa? Memang iya kan?" tanya Salsha untuk kesekin kalinya.

Aldi menolaknnya dengan satu kali gelengan tegas dari Aldi tidak menyukinya. "Dari sisi mana lo sangat menilai kalau kita sama-sama memiliki perasaan keribadian?" tanya Aldi ingin mendapat jawabannya.

"Tania dan Iqbal," jawaban Salsha membuat Aldi sangat terkejut mendengarnya. "Makud lo?" Salsha menggelengkan kepalanya tidak serius.

"Gue dan lo sama-sama terjebak dalam cinta setiga yang rumit dan membuat gue dan lo sama-sama bingung untuk keluar melewati pintu mana," Aldi menghela nafasnya berat seolah-olah dia menyetujuiya.

"Entahlah," ucap Aldi tidak begitus setuju. "Gue pikir, gue bisa mencintai lo seutuhnya, tapi nyatanya belum,"

"Seberpa gue terus berusah baik-baik aja di depan lo sama Tania gue masih mersaa kurang nyaman dengan ini,"

"Dan sorry, gue membutuhkn Tania beberapa kali untuk keluar beberapa kali sembunyi-sembunyi dari lo," Salsha menganggukan kepalanya benar-benar tidak beruntung, namun jika Aldi sebenarnya tahu makudnya dengan ini. Bukankah akan terlihat menyeramkan?

"Lo tahu kenapa lo terus nyaman sama Tania daripada gue?" tanya Salsha bodoh sekarang. Dia ingin membunuh perasaannya tanpa sisa dengan menyakitinya seperti ini.

"Lo mencintai Tania, dan bukan gue. Kenapa lo memaksakan diri lo sendiri demi cinta gue sepihak dan merusak kepercayan gue sampi sejauh iini Al?" tanya Salsha lirih sekali.

"Bukankah lebih baik menolak diawal tanpa perasaan belah kasihan, perduli dan rasa prihatin di awal daripada lo merusak perasaan gue dengan sangat parah seperti ini?" tanya Salsha dengan wajah sangat serius.

Dia benar-benar seperti akan menangis, wajahnya, matanya dan semuanya. Dari wajahnya sudah menjelskan jika Salsha benar-benar tersakiti tanpa jeda sedikitpun.

Sekarang Salsha tersenyum tipis sekali, Aldi menepikan mobilnya tanpa mengatakan apapun. Namun tangannya menarik Salsha agar pergi ke dalam pelukannya.

"Maafkan gue," ucap Aldi begitu saja, Salsha menangis tanpa bisa dihentikan sedikitpun.

"Gue tahu gue sangat menyakiti lo, dan gue tahu selama ini lo hanya mencintai gue sendirin,"

"Akan tetapi yang gue rasakan hari ini, kemarin, kemarin lusa dan sebelum kemarin lusa dan beberap hari, minggu dan bulan," Aldi menghela nafasya berat dan mulai melihat Salsha dengan pelan.

Aldi akan menyakiti Salsha lebih jauh lagi. "Gue mencintai kalian berdua. Gue butuh lo dan juga Tania, apakah boleh?" Pertnyaan sialan da brengek itu keluar lancar begitu saja dari mulut Aldi tanpa berpikir. Salsha diam saja tidak mengatakan apapun.

Wajahnya mendatar, tatapnnya mulai kosong dan pelukan kedunya terlepas cepat. Aldi masih diam menunggu Salsha berbicara dan mengeluarkn suaranya walaupun hanya sedikit saja. Susana mobil menghening dan Salsha mulai melihat ke arah Aldi serius.

"Ayo selesaikan saja hubungan menyakitkan ini untuk sampai di sini saja, gue muak," ucap Salsha membuat Aldi benar-benar membisu.