Seperti biasanya, gue sama Moza akan menyempatkan waktu untuk belajar bareng. Karena berhubung tujuan kita itu sama, kita berdua juga sama banget, sama-sama ambis, jadi kita juga gamungkin leha-leha. Harus kerja keras pokonya, apalagi gue.
Gue tu banyak banget denger kabar, gatau itu kabar burung gatau bukan. Pokonya jurusan yang dimau gue sama Aksa tu termasuk salah satu jurusan yang tersulit. Tes masuknya tu keitung susah katanya, dan yang belajar disitu tu the real anak-anak pinter semua.
Jadi, gue dengan amat sangat semangat bakal berusaha untuk masuk jurusan itu. Walaupun gue jurusan IPA, tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
"Bi..."
"Hm? Kenapa?" Saut gue menjawab panggilan Moza tanpa mengalihkan mata dari catetan.
"Kemaren.. pas aku kerumah. Ibu nyamperin aku, terus aku ngobrol sama ibu kan..."
"Iyaa.. terus?"