Setelah menyelesaikan pemotretan selama dua hari, Pei Huan sangat puas melihat hasilnya. Sekarang tinggal perbaikan intensif untuk tahap akhir.
Pei Huan kembali ke Kota B terlebih dahulu. Tapi sebelum pergi, dia bertemu dengan Pei Qiqi lagi di lantai bawah apartemen kecil yang ditinggali Pei Qiqi.
Pei Huan mendongak dan melihat gedung apartemen tua itu. Dia mengerucutkan bibirnya menjadi garis lurus, lalu berdeham ringan. "Pei Qiqi, apakah kamu tinggal di sini?"
Pei Qiqi mengangguk. "Ya."
Pei Huan bersandar di samping mobil sport putih yang mahal nan mewah sambil merokok lagi. "Apa kamu tidak ingin mengajakku mampir ke atas?"
Pei Qiqi menurunkan pandangannya dan tersenyum. "Aku khawatir kamu tidak terbiasa."
Pei Huan menjepit sebatang rokok, lalu menyalakannya dengan mahir. "Pei Qiqi, jangan bertingkah seolah-olah kamu satu-satunya orang yang menderita. Aku jauh lebih sengsara dibandingkan kamu ketika aku berada di titik terendahku."