Pei Qiqi memandang orang-orang di ruang rapat, dan akhirnya pandangannya tertuju pada sosok Zhou Meilin. Dia berujar dengan tenang, "Bibi, aku rasa kamu tidak mengerti maksud dari wasiat Ayah."
Ekspresi Zhou Meilin berubah drastis, namun kemudian dia tersenyum dingin. "Ayahmu sudah meninggal, dan sudah seharusnya aku yang mengambil alih perusahaan. Apa ada yang salah dengan itu?"
Pei Qiqi sedikit mencondongkan tubuhnya mendekat pada Zhou Meilin. Dia menatap wanita itu tepat di matanya, lalu mengucapkan kata per kata dengan penuh penekanan. "Ternyata, kamu membuat Ayah marah hingga meninggal agar dapat menguasai perusahaan Ayah, ha!"
"Pei Qiqi, jaga ucapanmu!" Zhou Meilin tidak bisa hanya duduk diam. Kini dia meninggikan suaranya, "Panggil penjaga ke sini dan suruh mereka mengusir anak ini!"
Ada sorot dingin di mata Pei Qiqi. Dia melemparkan setumpuk foto ke meja rapat hingga menimbulkan suara gebrakan keras dan membuat foto itu berceceran ke mana-mana.