Chereads / Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang / Chapter 15 - Aku Mau, Kesetiaan (5)

Chapter 15 - Aku Mau, Kesetiaan (5)

Pei Qiqi menunduk tidak ingin bertemu pandang dengannya, dia lalu mengulurkan tangannya untuk merapikan barang-barangnya…

Chen Xinjie menatapnya, kemudian menatap pasangan itu dan berkata dengan sinis, "Benar-benar tidak menyangka kalau ternyata Lin Jinrong juga bisa menyukai teratai putih."

(Di Tiongkok, teratai putih merupakan ungkapan populer untuk menggambarkan seseorang yang munafik, terlihat baik di luar namun memiliki hati yang jahat.)

Nada bicaranya penuh dengan pembelaan pada Pei Qiqi, karena orang buta pun bisa melihat jika dulu Lin Jinrong jelas-jelas mengejar Pei Qiqi, tapi sekarang dia malah bersama dengan adiknya.

Benar-benar seperti menampar Pei Qiqi di muka umum!

"Xinjie, jangan bicara lagi." Pei Qiqi menekan suaranya.

Dia sendiri juga merasa tidak lebih baik dari Lin Jinrong.

Dia sekarang adalah milik pria bernama Tang Yu, sama sekali tidak berhak memikirkan hal yang berkaitan dengan Lin Jinrong.

Chen Xinjie bergumam lagi…

Lin Jinrong terus menatap Pei Qiqi, namun Pei Qiqi tidak menghiraukannya.

Tiba-tiba Pei Huan meletakkan tangannya ke lengan Lin Jinrong, suaranya terdengar lembut, "Jinrong, kita duduk di sana saja!"

Di samping Pei Qiqi masih ada dua kursi kosong.

Bukan tidak ada tempat lain, tapi Pei Huan memang suka mencekik Pei Qiqi.

Dia menggandeng Lin Jinrong dan berjalan menghampiri Pei Qiqi, wajahnya dihiasi senyum kemenangan.

Awalnya dia ingin duduk di samping Pei Qiqi, tapi Lin Jinrong mendahuluinya dan duduk di sebelah Pei Qiqi.

Pei Huan tidak senang dengan sikapnya, tapi dia baru saja berpacaran dengan Lin Jinrong, tentu saja dia tidak berani terlalu menunjukkannya…

Darah Pei Qiqi seperti membeku, mana mungkin dia tidak tahu pikiran Pei Huan?

Sedangkan bagi Pei Qiqi, Lin Jinrong yang di sebelahnya adalah siksaan…

Tidak ada orang yang bisa bertindak tidak peduli di hadapan orang yang disukainya selama dua tahun. Tapi sekarang, semuanya telah berbeda.

Lin Jinrong adalah kekasih Pei Huan, dan dia sudah menjadi wanita milik orang lain.

Selama jam pelajaran itu, Pei Huan sama sekali tidak mendengarkan, wajahnya terbenam dalam lengan Lin Jinrong…

Hampir semua orang tidak fokus mengikuti pelajaran dan malah melihat ke arah mereka.

Semua orang tahu kalau Pei Qiqi dan Pei Huan adalah adik kakak, sedangkan Lin Jinrong dulu menyukai Pei Qiqi…

Selesai pelajaran, Pei Qiqi segera membereskan barangnya dan pergi dengan cepat, tidak memedulikan tatapan orang lain. Chen Xinjie pun mengejarnya di belakang, "Qiqi, tunggu aku!"

Sedangkan mata Lin Jinrong menatap ke arah perginya Pei Qiqi dengan sedih.

Lin Jinrong memiliki wajah yang tampan dan hangat, rambutnya yang sedikit panjang itu lembut dan tipis, terlihat sangat ringan. Banyak gadis yang memujanya di Universitas B, tapi yang dia sukai hanya Pei Qiqi, dia sudah mengejarnya selama dua tahun dan belum mengungkapkan perasaannya.

Rabu lalu adalah ulang tahunnya, Pei Huan membawa undangan pergi ke pesta ulang tahunnya, tapi undangan itu adalah undangan yang sebenarnya ingin dia berikan untuk Pei Qiqi.

Malam itu Lin Jinrong minum terlalu banyak, sampai berakhir dia naik ranjang dengan Pei Huan…

Itu juga adalah pertama kalinya bagi Pei Huan, sehingga dia terpaksa bertanggung jawab.

"Jinrong!" Pei Huan menarik lengannya dan terlihat tidak senang.

Lin Jinrong berdiri dan berkata datar, "Ayo pergi!"

Di luar, Chen Xinjie yang mengikuti Pei Qiqi pun berkata, "Sudahlah, Qiqi. Maafkan aku, aku juga tidak tahu mereka akan datang bersama, maafkan aku, ya?"

Tangannya menarik-narik lengan Pei Qiqi.

Pei Qiqi berdiri dengan tenang, "Aku tidak marah."

Sebenarnya dia tidak marah karena dia memang tidak berhak untuk marah.

Dia hanya merasa tidak nyaman. Lin Jinrong dan Pei Huan berpacaran, kelak posisinya akan semakin rumit, mungkin selamanya dia harus hidup di dalam tatapan Pei Huan yang berduri.

Chen Xinjie yang melihatnya seperti ini pun semakin merasa bersalah, dia meminta maaf lagi dan berkata, "Aku memanggilmu kemari karena benar-benar ada hal baik."