Shen Jikong baru saja selesai mandi dan rambutnya masih agak basah. Dalam kondisi seperti ini, dapat terlihat bahwa ia memiliki hidung yang mancung, mata yang sedikit terkulai, dan pupil mata yang berwarna cerah dan mempesona bak manik-manik kaca.
Sudut bibirnya sedikit terangkat yang menunjukkan bahwa moodnya sedang terasa sangat bagus.
Di sebuah ruangan yang tidak jauh dari geladak, Luo Qiao sedang berbaring di tempat tidur, tidak ada cahaya disana, hanya ada cahaya bulan yang terpantul di laut.
Ombak menghantam kapal dan lingkungan sekitarnya menjadi sangat sunyi.
Dalam cahaya redup, Luo Qiao menggerakkan jari-jarinya, dan perlahan membuka matanya di tengah rasa sakit yang menyengat di dahinya.
Ketika membuka mata, ia melihat sekelilingnya yang sangat asing.
Sofa, lampu, meja kopi, semuanya tidak begitu jelas terlihat karena cahaya redup, Luo Qiao melirik ke seberang ruangan dan sedikit mengernyit.