Duduk bersebelahan dengan ayahnya dan berseberangan dengan calon mertua yang sekaligus menjabat sebagai Presiden Rusia merupakan pengalaman pertama bagi Zeno Zigfrids.
Gugup, tentu saja pria itu rasakan ketika satu ruangan hanya di dominasi pria paruh baya. Terlebih tatapan penuh wibawa itu Zeno peroleh dari calon mertuanya yang seorang Kepala Negara.
Yang mengganjal saat ini adalah dimana wanita itu?
Wanita yang seharusnya akan dijodohkan dengannya. Netranya tak menemukan Stesha yang seharusnya sudah duduk berhadapan dengannya, hanya kehadiran Edmon Redomir sang ayah yang saat ini ada dalam cakupan pandang Zeno.
Seolah mengerti hanya dengan melihat manik legam Zeno yang bergulir mencari seseorang, Edmon memberi sanggahan setelah jeda panjang yang seharusnya tidak terjadi dalam pertemuan dua keluarga.
"Maafkan putriku karena terlambat datang ke pertemuan penting ini."
Senyum simpul penuh wibawa Edmon berikan kepada tamu yang seharusnya sudah ia manjakan dengan makan malam mewah. Pavlo Zigfrids, Perdana Menteri sekaligus calon besan dan Zeno Zigfrids calon menantu dari Presiden Rusia ini.
"It's fine Mr. Redomir," jawab Pavlo.
"Mungkin sebentar lagi dia akan datang."
Dan benar saja ketukan pintu berkumandang tepat setelah Edmon berucap membuat beberapa pasang mata yang menunggu bintang utama hari ini menoleh bersamaan.
Seorang wanita sedang menggamit lengan pria bertubuh besar, berjalan begitu anggun. Bahkan ketukan stiletto yang beradu dengan lantai mengalun indah seperti sudah terbiasa. Sudah dipastikan jika wanita itu adalah Stesha Cyzerine Redomir bintang utama makan malam kali ini. Sayangnya pria yang datang bersama Stesha menimbulkan tanda tanya bagi Pavlo yang tidak tahu-menahu pria itu, berbanding terbalik dengan putranya Zeno yang akrab dengan pria bertubuh sedikit lebih besar darinya.
Dominic Choi. Co-Pilot yang sesaat lalu mendampinginya dalam mengemudikan pesawat.
Tapi mengapa Dominic datang di pertemuan pribadi ini? Mengapa pula Stesha dengan akrabnya menggamit lengan Dominic? Memangnya siapa dia? Inikah arti dari ucapan Dominic 'See you tonight Captain Zeno' sebelumnya? Pikiran-pikiran itu terus berkecamuk dibenak Zeno. Kedua matanyapun seperti sudah ter-setting untuk mengikuti setiap gerak-gerik Dominic.
Dominic menarik kursi untuk Stesha selayaknya wanita tersebut tuan putri berhadapan dengan Zeno. Sedangkan dirinya duduk bersebelahan dengan Stesha. Kini semua kursi yang telah tertata dalam satu ruangan VVIP dengan satu meja oval di tengahnya sudah terpenuhi.
Mengerti jika kehadirannya menimbulkan tanda tanya bagi keluarga Zigfrids. Berdiri seraya membungkuk hormat, Dominic memberi salam.
"Perkenalkan nama saya Dominic Choi, ah haruskah saya memperkenalkan diri sebagai Dominic Redomir?" Kekehnya lirih.
Kembali duduk, kini Edmon yang memberi sanggahan, "Maaf tidak memberi tahu sebelumnya, dia putra sulungku Dominic Redomir, karena perpisahan diriku dengan mantan istri sebelumnya sejak mereka masih kecil membuat kami membawa putra putri kami masing-masing. Dan dia hidup sebagai Dominic Choi mengikuti nama marga istriku dan tinggal di Korea."
Senyum penuh arti Dominic berikan untuk Zeno yang tidak nyaman dengan situasi tak terduga seperti ini. Kakak ipar? Bahkan tak pernah Zeno pikirkan menyebut Dominic dengan sebutan itu. Baginya itu menggelikan.
Datar Stesha menatap keluarga Zigfrids yang menatapnya dengan senyum hangat. Demi apapun Stesha menolak keras perjodohan ini yang dianggapnya hanya bagian dari politik untuk mempererat hubungan kerja sama. Tetapi jika sudah perintah dari Edmon Stesha hanya bisa menerima.
Menyenggol lengan putrinya, Edmon memberi isyarat untuk memperkenalkan diri, "Perkenalkan dirimu Moya Doch*."
"Stesha Cyzerine Redomir." Meskipun tanpa senyum yang mengiring perkenalan dirinya tetapi tak mengurangi kecantikan seorang Stesha yang berhasil mengalihkan seluruh fokus Zeno.
Makan malam membosankan bagi ketiga orang ini sesuai dengan prediksi ketiganya, Zeno, Stesha dan Dominic. Percakapan terkait pemerintahan yang dibahas oleh Edmon dan Pavlo nyatanya paling mendominasi percakapan tanpa mempedulikan ketiga orang beda generasi yang tak paham akan apa yang mereka berdua bicarakan.
Disisi lain pandangan Zeno hanya terpatri pada wajah dingin Stesha yang fokus pada makanannya. Terlihat anggun dan angkuh dalam satu waktu membuat dirinya semakin tertarik akan sosok wanita cantik ini. Sosok dengan aura kuat yang berhasil menyita perhatian Zeno, membuatnya terpikat meski tidak melakukan hal apapun apalagi berniat menggoda. Perbedaan menonjol lain yang tidak bisa membuat Zeno berpaling adalah saat sosok nyata dihadapannya jauh lebih membius daripada sepotret gambar yang tersimpan dalam galery ponsel.
Sesekali Stesha melirik Zeno yang tidak banyak bicara hanya menatapnya bersama senyuman manis membuatnya sedikit risih. Manik coklatnya memincing, memberi tatapan tajam yang justru membuat Zeno memiringkan kepalanya seolah bertanya 'ada apa?'.
Melirik Zeno dan Stesha yang saling beradu pandang dengan gurat ekspresi berlawanan, Edmon dan Pavlo yang membahas perihal pemerintahan membuat Dominic mendengus, ia diacuhkan. Seharusnya ia tak hadir dalam acara makan malam ini. Bahkan keberadaannya seolah tak kasat mata.
Menit demi menit berlalu begitu saja, akhirnya topik utama dari makan malam ini dibahas.
Perjodohan Zeno Zigfrids dengan Stesha Cyzerine Redomir.
Edmon buka suara, "Jadi kapan kita bisa melangsungkan pertunangan putra dan putri kita?"
"Sepertinya tak perlu pertunangan, lebih baik langsung menikahkan keduanya." Edmon mengangguk setuju.
"Kalian ingin menikah kapan?" Tanya Edmon tak lupa mengarahkan tatapannya bergantian untuk Zeno dan Stesha.
"Bagamana jika dalam waktu dekat?" Bukan Zeno yang menjawab melainkan Pavlo sang ayah.
"Putraku ada jam terbang bulan depan jadi setidaknya kita bisa menikahkan keduanya secepatnya sebelum Zeno kembali pada rutinitasnya." Tuturnya.
"Bagaimana jika minggu depan?" Tawar Edmon.
"Putriku akan berulang-tahun minggu depan, jadi kita bisa melangsungkan pernikahan di waktu yang sama, setidaknya ada dua momen spesial yang diselenggarakan dalam satu waktu."
Membulatkan bola matanya, Stesha menatap tajam ayahnya tak habis pikir jika hari perayaan kelahirannya juga menjadi hari ia melepas masa lajang berbeda dengan tanggapan santai Zeno dengan cetusan ide Edmon.
Otak yang ingin memberontak berbanding terbalik pada hati yang menuntun sebaliknya. Stesha tidak bisa berkutik lebih tepatnya ia memikirkan situasi terburuk untuk setiap ucapan yang akan keluar dari bibirnya. Jika ia menolak, reputasi dirinya akan dicap buruk seperti putri yang pembangkang. Tidak hanya itu ia juga akan merusak reputasi keluarganya sendiri dihadapan keluarga Zigfrids. Jika ia menerima tidak semudah itu untuk Stesha yang bahkan belum mengenal Zeno lebih dalam dan pernikahan sudah terencana lebih cepat dari perkiraan.
"Bagaimana Zeno, Stesha?"
"Saya tak ada masalah Mr. Redomir. Kapanpun itu saya siap."
Kini tatapan tajam Stesha terarahkan untuk Zeno yang tidak melakukan pengelakkan untuk pernikahan secepat itu. Bahkan bisa Stesha tangkap wajah Zeno lebih sumringah mengetahui pernikahan lebih cepat.
Akhir dari dunia Stesha yang sempurna berhenti disini. Semua mengalir lurus seperti yang sudah disiapkan Edmon. Tersusun rapi tanpa ada celah atau kekurangan yang dapat terlihat.
Hampir tak ada harapan bagi Stesha untuk menolak perjodohan sialan yang sudah direncanakan oleh kedua pria paruh baya ini, kini dirinya hanya bisa pasrah dengan keadaan dan menerima Zeno. Karena pilihan Stesha hanya dua menerima Zeno dengan lapang atau menerima tetapi membangun tembok pertahanan untuk Zeno. Dan sepertinya pilihan kedua lebih masuk akal untuk Stesha mengingat ia belum sepenuhnya mengenal Zeno.
"Saya sangat senang melihat Zeno antusias seperti ini," kata Edmon melihat senyum diwajah Zeno.
"Mungkin Zeno sudah tidak sabar dengan pernikahannya bersama putrimu Mr. Redomir."
Pembahasan pernikahan tak berlanjut begitu lama karena notabene hari yang terpilih juga hari perayaan ulang tahun Stesha, hanya sedikit mengubah dekorasi yang semula hanya untuk pesta perayaan ulang tahun menjadi pernikahan berskala mewah.
Disela pembahasan pernikahan, tiba-tiba terpikirkan dalam benak Edmon jika Zeno satu profesi dengan putranya.
"Kudengar Zeno Kapten Pilot di maskapai Aeroclouds Russian Airlines?"
"Iya Mr. Redomir."
"Bukankah itu artinya kau mengenal putraku? Dia juga Co-Pilot di maskapai tersebut."
"Sure Otets, bahkan kami mengenal sejak menjalani pendidikan Professional Pilot di Western Michigan University bersama."
Senyum kikuk Zeno memberi arti pembenaran ucapan Dominic yang merasa bangga. Tamat sudah image Zeno sebagai calon menantu idaman Presiden Rusia jika Dominic menceritakan semua tentangnya selama di Amerika.
Tapi pemikiran itu Zeno buang jauh-jauh. Bukankah ia juga tau kelakuan buruk Dominic karena pernah tinggal dalam satu komplek apartemen yang sama? Setidaknya jika pria itu membocorkan kehidupannya selama di Amerika, Zeno juga akan melakukan hal yang sama.
'Dominic Choi, ah ralat Dominic Redomir pria yang hobby ke kelab malam dan bermain dengan beberapa wanita ketika ia bosan.'
To Be Continued
***
Kamus Bahasa Rusia :
- Moya doch' : Putriku
- Otets : Ayah