Dominic menunggu di ruangan yang sudah disiapkan oleh ayahnya hingga kedatangan Edmon menuntun Dominic untuk ikut bersamanya. Kini keduanya melangkah beriringan ke aula yang sudah berisi kilatan blitz kamera para wartawan yang mengikuti keduanya dari pintu masuk hingga sampai ke podium.
Edmon berdiri di belakang podium sedangkan Dominic duduk tak jauh dari podium.
"Saya Edmon Redomir di sini ingin mengenalkan putra sulung saya yang bernama Dominic Redomir."
Satu pengumuman Edmon pada podium konferensi pers yang ia lakukan mengundang banyak pertanyaan wartawan yang duduk pada kursi yang telah disediakan. Melontarkan siapa, sejak kapan, dan mengapa hanya Stesha sang putri yang dikenal publik pada Presiden yang baru saja menjabat diri di periode keduanya. Sedang Dominic bangkit untuk membungkuk hormat di hadapan para wartawan ketika namanya disebut oleh Edmon, setelahnya ia kembali duduk.
"Selama ini dia tinggal dengan mantan istri saya di Korea sebagai Dominic Choi dan kini putra saya akan tinggal bersama saya."
Teror pertanyaan wartawan saling bersahutan membuat Edmon kesulitan untuk melanjutkan pengumumannya.
"Sekali lagi saya minta maaf sebelumnya, izinkan saya melanjutkan pengumuman."
Hanya ada kilatan blitz kamera yang selalu menyorot kedua pria, ayah dan anak tanpa disertai suara dari para pembawanya.
"Perkenalan ini juga mengawali perilisan Pesawat RSA3500 berteknologi tinggi dengan mengutamakan kenyamanan para penumpangnya. Suatu kebetulan putra saya yang berprofesi sebagai pilot akan menjadi Pilot Utama untuk menerbangkan alat transportasi udara ini. Semoga kelak Armada ini dapat memudahkan masyarakat dalam berpergian."
Jauh dari tempat kedua pria yang melakukan konferensi pers, ada satu orang yang menonton dari balik layar televisi, mengeratkan genggaman ke gelas kaca yang berisi cairan coklat Vodca dan es batu."
"Cari tau dimana lokasi mereka berdua honeymoon, kacaukan bila perlu," tukas pria paruh baya pada bawahannya yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Gotov, Ser."
Pria yang sedari tadi hanya melihat tayangan langsung konferensi pers Presiden Rusia lewat televisi tersenyum licik. Sedetik kemudian gelas kaca terlempar ke arah televisi yang langsung menampilkan gambar hitam juga retakan menjalar pada benda persegi panjang tersebut.
***
Raja Ampat, Indonesia.
Jika kalian berharap bulan madu Zeno dan Stesha dikelilingi romantisme dengan hal-hal manis seperti yang dilakukan pasangan pada umumnya ketika menikmati waktu berdua, itu hanya ekspektasi semata. Kenyataannya adalah kegiatan ekstrem yang tak disangka dari dua orang yang mempunyai hobi kebetulan sama.
Scuba Diving.
Hembusan kencang angin laut yang menerpa wajah tampan dan cantik itu justru menerbitkan senyuman. Semerbak wangi khas air laut dan getaran kecil speedboat juga tak membuat mereka merasa takut kala speedboat yang terus bergerak menjauh dari daratan.
Butuh waktu 1 jam bagi mereka menggunakan speedboat yang disewa untuk menuju ke tengah laut. Hingga speedboat berhenti keduannya mulai bergerak memasang alat-alat menyelam seperti Mask snorkel, Bouyancy compensator (BC), Air tank, Fins, Dive booties, Weight belt, Dive computer, Pressure Gauge, Alternate air source, dan Regulator demi menjaga keselamatan dibantu bodyguard dan penduduk lokal berkulit lebih gelap.
"Untuk kali ini aku suka ide honeymoon-mu."
"I guess you like romantic places, Ste."
"Such a place is boring, Zen."
Sependapat dengan Stesha, tempat seperti itu memang membosankan dan sangat tidak cocok untuk Zeno.
Hadiah pernikahan keduanya dari Edmon memang paket lengkap liburan romantis di pantai California mulai dari vila mewah, makan malam romantis, hingga pasukan bodyguard untuk mengawal keduanya. Namun bukan honeymoon bagi Zeno jika harus dikelilingi pasukan bodyguard bahkan ia tak terbiasa harus selalu menerima kawalan bodyguard semenjak menikah dengan Stesha.
Berbekal hanya membawa satu bodyguard, Zeno memilih sendiri destinasi wisata untuknya menikmati diri berdua dengan Stesha, dan pilihan pria itu jatuh pada Raja Ampat di negara Indonesia meskipun dengan perjuangan panjang dan seribu alasan logis yang harus ia karang. Dan satu kalimat dari seribu alasan tersebut meluluhkan hati Edmon.
'Saya akan menjaga Stesha dengan sepenuh hati saya.'
Air tank terpasang kuat, perlengkapan lainnya juga menempel pada tubuh masing-masing. Kini keduanya sudah siap pada ujung speedboat membelakangi air laut. Sedetik kemudian keduanya menjatuhkan diri dengan posisi terbalik.
Anemon laut, terumbu karang, iklan kecil berwarna-warni menjadi objek pandang Zeno dan Stesha yang merasa kagum di balik wajah tertutup mask snorkel. Memang Raja Ampat seindah itu, dan tempat terbaik untuk para penyelam yang ingin menikmati indahnya kehidupan bawah laut.
Berpisah tujuan, Zeno yang berenang ke arah Utara lebih tertarik pada terumbu karang berwarna-warni, meninggalkan Stesha yang lebih senang bermain dengan ikan kecil berwarna orens, Nemo.
Batas waktu Scuba Diving memang tak lama sekitar 1-1,5 jam dikarenakan keterbatasan pasokan oksigen di dalam air tank yang menjadi alat pernapasan utama ketika mereka berada tidak pada daratan.
Alarm Dive Computer yang berada dipergelangan tangan mereka berbunyi, menandakan jika 1,5 jam sudah mereka menjelajah laut biru Raja Ampat yang terkenal akan banyaknya biota laut menarik dan jarang ditemukan pada perairan lainnya. Dan waktunya Zeno dan Stesha untuk kembali berenang naik kepermukaan karena nitrogen yang ada di dalam air tank menyalurkan ke dalam tubuh mereka mencapai batasan maksimal.
Zeno menghampiri Stesha yang masih tampak asyik bercengkrama menyentuh ikan kecil, memberi sinyal non verbal untuk mengajak wanita itu segera naik ke permukaan namun yang diterimanya justru Stesha yang mengibaskan tangan memberitahu agar Zeno yang naik ke permukaan sedangkan ia masih betah di dalam air dan akan menyusulnya tidak akan lama.
Dengan bodohnya Zeno berenang naik ke permukaan meninggalkan Stesha seorang diri di luasnya lautan Raja Ampat. Menaiki speedboat yang mereka tumpangi sebelumnya dan mulai melepas kaitan peralatan diving.
Satu menit.
Tiga menit.
Lima menit.
Terus melihat ke bawah laut, ada sedikit perasaan was-was dalam benak Zeno kala Stesha tak kunjung menampakkan tanda-tanda tubuhnya yang akan naik ke permukaan. Masih menunggu.
Tujuh menit.
Sepuluh menit.
Sudah, Zeno tak bisa menunggu lagi. Kekhawatirannya jauh lebih besar saat ini. Memakai Fins dan Mask snorkel tanpa peralatan lengkap lainnya hingga tarikan napas dalam menjadi awal Zeno mulai menyelam kembali.
Tak butuh waktu lama karena tubuh Stesha langsung memenuhi pandangannya sesaat setelah Zeno menceburkan diri. Ada yang aneh. Stesha tampak berusaha melepas selang yang menyambungkannya dengan air tank dengan gelisah.
Tanpa pikir panjang, Zeno dengan cekatan membantu Stesha yang kesulitan. Setelah berhasil melepaskan benda berat yang menempel pada tubuh wanitanya, lantas ia biarkan benda berat itu jatuh ke dasar laut. Kini hanya tubuh wanitanya yang ia bawa untuk berenang naik.
Merengkuh pinggang Stesha setelah lengan kurus wanita itu yang ia bimbing untuk melingkar ke lehernya, sementara Zeno yang terus mengibaskan Fins dan berenang naik menuju speedboat yang menunggu mereka berdua.
Di atas speedboat, Zeno melepaskan mask snorkel yang dikenakan Stesha. Khawatir, tentu saja Zeno rasakan ketika wanita itu tampak pucat dengan napas yang tak beraturan dan sedikit terbatuk seperti telah menelan air laut. Namun yang bisa ia lakukan hanya melilitkan handuk dan merengkuhnya erat, menyesal tidak memaksanya untuk berenang naik ke permukaan bersama.
To Be Continued
***
Kamus Bahasa Rusia:
- Gotov, Ser : Siap, Tuan