Dua minggu berlalu sejak hari pertama para anggota geng Bentley 8 dirawat di rumah sakit. Sebagian besar orangtua dan saudara anggota geng tersebut menjenguk mereka di Sim City Memorial Hospital ketika mereka dirawat. Darren Dreamer (ayah Dirk), Oberon, Titania, dan Bottom Summerdream (orangtua dan adik perempuan Puck), Brandi dan Beau Broke (ibu dan adik lelaki Dustin), serta kedua orangtua Angela dan Lilith, Daniel dan Mary-Sue Pleasant. Daniel dan Mary-Sue berusaha memberikan perhatian pada kedua anak mereka, walaupun keduanya sudah bercerai. Namun, mereka lebih sering menengok Angela daripada Lilith. Sedangkan Ophelia tidak punya keluarga yang bisa menjenguknya, karena bibi Olive telah tiada dan sepupunya, Nervous, berada di rumah sakit jiwa. Tadinya Mary-Sue meminta Angela untuk tinggal sementara di rumahnya, di Pleasantview setelah keluar dari rumah sakit, tapi Angela menolaknya. Dia lebih memilih untuk bersama teman-temannya di rumah geng Bentley 8 untuk masa pemulihan.
Minggu, 7 Juli 2019
19:01
Rumah Squad Bentley 8
Mereka semua sudah sampai di rumah sejak jam 16:03, dan langsung ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Malamnya, Johnny memasak bubur ayam Korea (dakjuk), kentang tumbuk (mashed potatoes) dengan bayam, serta sup krim jamur sebagai makanan penyambutan pulangnya Angela, Lilith, Dirk, Ophelia, Puck, dan Dustin dari rumah sakit.
Johnny pun memanggil semua temannya untuk makan bersama. Mereka berkumpul di meja makan. Di meja sudah tersedia masakan Johnny yang ditata dengan rapi.
"Makanlah. Ini semua masakan yang kubuat khusus untuk kalian yang baru sembuh dari sakit. Bubur ayam korea alias Dakjuk, kentang tumbuk dengan bayam, dan sup krim jamur. Minumannya adalah teh hijau dengan madu."
"Terima kasih, Johnny. Kau belajar dari mana?" Kata Angela.
"Aku mempelajarinya dari ibuku. Ini resep yang diajarinya padaku dulu. Sebagai perawat yang berteman dengan ahli gizi di rumah sakit, dia tahu makanan yang cocok untuk orang yang baru sembuh dari sakit. Nikmatilah." Balas Johnny.
Mereka pun memakan semua masakan Johnny dengan nikmat.
"Mm-hmm. Semuanya lezat sekali. Kau tak kalah jago memasak dibandingkan aku di antara kita berdelapan, Johnny." Kata Angela.
"Malahan, ini lebih enak dari masakanmu." Kata Lilith.
Angela menaikkan alis kepada saudarinya.
"Semuanya sempurna. Bubur ayam dan kentang tumbuknya sangat lembut dan mudah dicerna. Selain itu, sup krim jamurnya juga creamy dan gurih. Excellent. Berkelas sekali." Kata Puck.
"Kamu seperti Host acara makanan di TV saja, Puck." Kata Ophelia sambil tersenyum. "Tapi harus kuakui, semua masakan ini lezat sekali. Kau calon suami yang baik, Johnny. Love you, darling."
"Hahaha. Terima kasih pujiannya. Love you more, Phi. Setelah makan, kalian harus istirahat. Semoga kejadian seperti 2 minggu yang lalu di mana kalian kambuh di hari yang sama tidak pernah terjadi lagi. Aku akan melakukan apapun demi kalian. Itu sudah tanggung jawabku sebagai pemimpin geng." Kata Johnny.
Mereka semua mengamini perkataan Johnny dan berterima kasih padanya.
Yang diam di antara mereka berdelapan adalah Dustin, Dirk, dan Ripp. Ripp memegang cangkir teh sambil gemetaran karena dia mendapat pesan kasar dari ayah dan kakaknya di ponsel, sedangkan Dustin dan Dirk kelihatan kebingungan. Mereka diam-diam mengirim pesan terhadap satu sama lain, seakan tak percaya terhadap sesuatu.
-Chat Dustin dan Dirk-
Dustin : Hei, ini serius? Yang benar saja.
Dirk : Kurasa iya. Sudah, habiskan dulu makananmu. Kita bahas ini nanti jika kita berdua saja.
Mereka pun selesai makan dan segera istirahat di kamar. Seperti biasa, Johnny mencuci piring.
Ripp mendekati Johnny di wastafel.
"Johnny?"
"Ya, Ripp?" Kata Johnny sambil mencuci piring.
"Aku..."
Tiba-tiba Ophelia datang mendekati mereka berdua.
"Heiii, kalian berdua. Sedang ngomongin apa, sih?"
"Tidak apa-apa, Phi. Aku hanya ingin bertanya tentang dimanakah Johnny menaruh gantungan kunciku."
Johnny heran. Gantungan kunci apa? Dia tidak ingat apa-apa tentang itu. Tapi dia hanya diam saja.
"Bagaimana keadaanmu, Phi? Kamu sudah tidak merasa sesak napas lagi?" Kata Johnny.
"Iya, John. Asmaku sudah benar-benar pulih sekarang, berkat perawatan di rumah sakit. Aku tak sabar ingin bercinta denganmu lagi." Kata Ophelia sambil mencium pipi Johnny.
Ripp hanya bisa menatapi mereka sambil menahan amarah mendengarnya. Dua orang yang dicintainya memadu kasih di depan mata, tapi tak melibatkan dirinya.
"Sabar, Phi. Kau baru saja sembuh dari sakit. Beri waktu sedikit."
"Baiklah, sayang. Aku akan memelukmu di kasur. Kutunggu ya." Kata Ophelia sambil mengedipkan mata ke Johnny.
"Aku tidak sabar, sayang. Tunggu saja." Kata Johnny.
Ophelia meninggalkan mereka berdua dan pergi ke kamarnya.
"Apa yang ingin kau bicarakan, Ripp?" Tanya Johnny.
"John, kurasa kita harus memberitahu Ophelia. Kita tak mungkin menyembunyikannya terus. Cepat atau lambat pasti dia mengetahui kalau kita ada hubungan." Bisik Ripp ke telinga Johnny.
"Aku juga tidak tahu harus memberitahunya atau tidak, Ripp. Dia bisa langsung memutuskan kita jika dia tahu. Kurasa aku tidak akan memberitahunya sampai waktu yang tak bisa ditentukan. Terlalu berisiko. Segitiga ini ternyata lebih rumit daripada yang kuduga." Bisik Johnny.
"Johnny..."
Ripp mendekati Johnny dan hampir menciumnya, tapi ternyata Dirk muncul ke dapur dan mengambil suntikan insulin di kulkas, sehingga Ripp hanya pura-pura merangkul Johnny.
"Pertandingan basket kemarin seru, ya bro. Aku tak sabar menantikan kelanjutannya." Kata Ripp, pura-pura membicarakan pertandingan basket dengan Johnny.
"Iya, haha. Mungkin kita bisa menontonnya bersama yang lainnya next time." Balas Johnny.
"Siap, brother." Lalu Johnny dan Ripp melakukan tos.
"Kalian berdua, walaupun tidak sakit, istirahatlah." Kata Dirk.
"Terima kasih, Dirk. Kaulah yang seharusnya beristirahat. Kau telah menyelamatkan mereka sampai kau mengorbankan dirimu sendiri dan diabetesmu kambuh. Kau juga perlu untuk dilayani. Kau butuh bantuan untuk menyuntikkan insulinmu?" Kata Johnny.
"Tidak, terima kasih. Aku bisa melakukannya sendiri. Baiklah, aku tidur sekarang. Good night." Kata Dirk sambil meninggalkan dapur.
"Night." Kata Johnny dan Ripp serempak.
"Selama masih ada mereka disini, kita tak mungkin bermesraan." Bisik Ripp pada Johnny.
Johnny hanya mengangkat tangan kanan sambil memiringkan bibir, lalu berbisik "Mau bagaimana lagi?"
Dirk menyuntikkan insulin ke perutnya di kamarnya dan Lilith. Lilith sudah tidur karena dia tadi minum alprazolam, sebagai pengobatan gangguan bipolar. Kemudian, Dirk menemui Dustin yang merokok di balkon.
"Hai." Kata Dirk.
"Hei, bro." Kata Dustin. "Kurasa aku memang pantas memanggilmu 'brother' sekarang. Sangat canggung mengetahui bahwa kita sekarang adalah kakak-adik."
"Ya, kakak-adik tiri, lebih tepatnya." Balas Dirk.
"Aku tak menyangka ibuku dan ayahmu menikah saat kita dirawat di rumah sakit. Bukannya seharusnya mereka menunggu kita sembuh dulu agar bisa datang ke pernikahan mereka?" Kata Dustin.
"Apa boleh buat, mereka belum mengetahui keadaan kita saat mereka menikah. Apalagi mereka langsung menikah setelah bertunangan. Kau tahu, mereka tidak punya uang untuk merayakannya besar-besaran." Kata Dirk.
"Tapi kenapa mereka tidak mengabari kita kalau mereka berpacaran selama ini? Setelah itu langsung tunangan dan menikah saja dalam satu malam." Kata Dustin.
"Aku juga tidak tahu. Mungkin mereka ingin memberikan kejutan atau apa. Tak apalah, yang penting sekarang mereka sama-sama telah mendapatkan kebahagiaan."
Dustin tersenyum.
"Sudah 10 tahun sejak ayahku meninggal dan ibuku menjanda. Tapi aku tak menyangka dia berjodoh dengan ayahmu." Kata Dustin.
"Ya, aku juga. Ayahku sempat bilang dia tak mau menikah lagi setelah ibuku meninggal 11 tahun yang lalu, tapi ternyata dia melanggar janjinya. Kurasa ayahku dan ibumu memang ditakdirkan untuk bersama. Semoga saja mereka langgeng." Balas Dirk.
"Ya, kuharap begitu."
Dirk dan Dustin menyatukan tangan kanan sambil berpelukan sebentar.
"Senang rasanya akhirnya aku memiliki saudara laki-laki." Kata Dirk.
"Aku juga senang bisa memilikimu sebagai adik tiriku, karena calon adik bungsuku gugur di dalam kandungan. Sedangkan aku tak terlalu dekat dengan adik kandungku, Beau."
"Istirahatlah, Dustin. Kau sudah minum obat, kan?"
"Belum, haha. Aku ingin berbicara denganmu, makanya belum kuminum." Kata Dustin.
"Sudah kuduga. Minumlah obatmu sekarang. Kau akan kusuntik jika tidak menurut." Kata Dirk.
"Hahaha, kau dokter yang menyeramkan."
"Aku hanya bercanda. Cepat minum. Akan kuambil airnya."
Dustin mengeluarkan dua bungkus obat gangguan jiwa dari kantong celananya. Dirk mengambil air dari dispenser dan segera memberinya ke Dustin.
Dustin menaruh dua butir obat ke telapak tangannya. Dia menenggak obat-obat itu dan segera meminum air yang diberikan oleh Dirk.
"Buka mulutmu." Kata Dirk.
"Hei, tenang saja. Aku tak akan memuntahkannya lagi." Kata Dustin.
"Buka saja."
Dustin membuka mulutnya. Tak ada tanda-tanda dia menyelipkan obatnya di mulutnya untuk dibuang nanti.
"Baguslah. Tidur, ya."
"Thanks, bro." Kata Dustin.
"Anytime." Balas Dirk.
Mereka semua pun tidur.
Senin, 8 Juli 2019
07:14 AM
Pagi harinya, Angela dan Johnny memasak makanan sarapan berdua. Mereka memasak telur rebus, oatmeal pisang dan stroberi, serta breakfast muffin sandwich isi daging asap, telur, dan keju ala McDonalds.
"Aku senang sekali ada yang membantuku dalam memasak." Kata Angela.
"Kau baru sembuh dari sakit, Angela. Sudah sepantasnya aku membantumu." Kata Johnny.
"Terima kasih, John. Kurasa roti lapisnya sudah matang."
"Biar aku yang angkat."
Johnny mengeluarkan delapan roti lapis muffin dari dalam oven dengan sarung tangan anti panas, sedangkan Angela menaruh potongan buah stroberi dan pisang ke mangkok besar oatmeal.
"Semuanya sempurna, Johnny. Kau memang berbakat memasak."
"Ah, tidak juga. Kaulah yang lebih jago memasak dariku, Angie. Sudah, biar aku yang mengurus semuanya. Kamu duduk saja." Kata Johnny sambil menepuk pundak Angela.
"Iya, John. Ini, oatmealnya sudah jadi." Kata Angela sambil memberikan semangkuk besar oatmeal buah pada Johnny.
"Baik, Angie. Terima kasih juga."
Angela dan Johnny melihat kearah satu sama lain sambil tersenyum. Dalam hati mereka merasakan perasaan kagum dan suka, tapi menolak untuk mengakuinya.
Johnny memanggil enam orang lainnya untuk sarapan. Mereka semua pun makan bersama di meja makan.
Saat mereka makan, Puck mengatakan sesuatu.
"Oh ya, sebagai perayaan atas keluarnya kita semua dari rumah sakit, aku akan mentraktir kalian semua." Kata Puck.
"Traktir apa, Puck? Aku tahu kau adalah yang terkaya di antara kita, tapi kau tak perlu memboroskan uangmu seperti itu hanya untuk kami." Kata Dirk.
"Tenang, aku tidak memboroskan uangku. Anggap saja ini hadiahku untuk kalian yang sudah menjadi sahabatku selama setahun belakangan ini. Aku ingin mengajak kalian menonton konser Bella Goth di Sim City tiga hari lagi, mumpung kita diberikan libur selama seminggu karena baru keluar dari rumah sakit. Aku akan memesan tiket VIP." Kata Puck.
"Apa? Bella Goth!? Ya ampun, dia adalah idolaku!" Kata Angela.
"Yang benar saja, Puck. Harga tiketnya pasti mahal sekali, karena dia adalah bintang pop paling terkenal di SimNation." Kata Dustin.
"Aku mendapatkan diskon karena aku adalah seorang konduktor. Ayolah, ikutlah bersamaku." Kata Puck lagi.
"Aku tidak janji, ya. Karena pekerjaanku sebagai residen sangat sibuk walaupun baru keluar dari rumah sakit." Kata Dirk.
"Baiklah, Dirk. Terserah kau saja. Tapi ini adalah kesempatan terbesar kita untuk bertemu diva sekelas Bella. Lagipula, kau juga butuh melepaskan penat sebagai dokter." Kata Puck.
"Hmm, ya sudahlah. Ada orang lain yang menggantikan aku juga di rumah sakit. Aku akan berusaha untuk ikut ke konser Bella." Kata Dirk.
"Seandainya aku menjadi aktor terkenal, pasti aku bisa mengajak Bella Goth kencan." Kata Ripp.
"Dalam mimpimu saja, Ripp. Hahaha." Kata Ophelia.
"Suatu saat nanti, aku pasti bisa mewujudkannya. Lihat saja." Kata Ripp.
"Bella Goth. Dia bagaikan gabungan antara Jennifer Lopez dan Monica Bellucci. Kalau tidak salah dia juga peserta Miss Sims Universe, ya?" Kata Johnny.
"Lebih tepatnya, pemenang. Dia Miss Sims Universe 1997." Kata Angela.
"Aku lebih bersemangat kalau kau mentraktirku konser Marilyn Manson, Puck. Aku tak tertarik pada musik pop. Tapi ya sudahlah, karena Bella Goth juga merupakan budaya populer dan dia sering dibahas di mata kuliah kebudayaan di jurusanku. Makanya aku mau ikut. Ngomong-ngomong, kita belum menentukan slogan komunitas Im-perfection." Kata Lilith.
"Oh ya, benar juga. Slogan apa yang tepat untuk kita? Aku masih belum menemukan yang pas." Kata Johnny.
"Kita butuh yang catchy, dan sesuai dengan judul komunitas 'Im-perfection' kita." Kata Dirk.
"Kita pikirkan itu nanti saja, karena sekarang kita sedang makan. Aku akan membeli tiketnya sesudah ini." Kata Puck.
"Semuanya, aku juga mau mengumumkan sesuatu. Ayahku menikah dengan ibu Dustin ketika kita dirawat di rumah sakit. Jadi, sekarang aku dan Dustin adalah kakak-adik." Kata Dirk.
Semuanya kaget dan seakan tak percaya.
"Hah?" Kata Angela.
"Astaga." Kata Puck.
"Kok tiba-tiba gitu, sih?" Kata Lilith.
"Ini pasti prank, ya? Atau social experiment?" Kata Ripp.
"Tidak. Ini serius. Dirk memang benar. Ibuku yang menjanda selama 10 tahun menikah dengan ayah Dirk yang juga menduda selama 11 tahun." Kata Dustin.
"Ya ampun. Selamat buat kalian." Johnny melakukan tos pada Dirk dan Dustin. Yang lainnya juga mengucapkan selamat. Puck, Ripp, dan Angela yang berada di samping Dirk dan Dustin memberikan pelukan ramah.
"Ayo kita bersulang untuk Dustin dan Dirk." Kata Ophelia sambil mengangkat gelasnya.
Mereka semua tersenyum, mengangkat gelas, dan bersulang sambil mengucapkan "Selamat buat orangtua kalian, dan kalian berdua yang telah menjadi saudara". Kemudian mereka melanjutkan makan.
Tiga hari kemudian.
Kamis, 11 Juli 2019
18:38
Mereka berdelapan telah berada di dalam limusin milik Puck yang disetiri oleh supir dan berangkat menuju gedung konser. Mereka berdandan dengan rapi dan semi-formal karena akan duduk di bangku VIP.
Johnny membaca pamflet tentang Bella Goth yang dicetak bersamaan dengan tiket konser.
10 fakta tentang Bella Goth :
1.Bella lahir pada 30 Juni 1977 dan berasal dari keluarga terpandang di Sunset Valley, keluarga Bachelor.
2.Bella suka memakai gaun merah sejak kecil. Kamarnya juga dihiasi dengan pernak-pernik berbau gotik.
3.Bella menyelesaikan studi sarjananya dari Sim State University di dua jurusan : ilmu politik dan drama, kemudian mendapatkan gelar magister jurusan komunikasi di Universitas Britechester.
4.Bella adalah Miss Sims Universe 1997. Saat itu, dia masih memakai nama Bella Bachelor.
5.Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Miss Sims Universe 1997 dan menyerahkan mahkotanya pada Miss Sims Universe 1998, Nancy Landgraab, Bella menikah dengan Mortimer Goth dan mulai menggunakan nama belakang "Goth" sebagai nama panggungnya.
6.Bella mengeluarkan debut single berjudul "Endless Summer" pada bulan mei tahun 1998. Single tersebut sukses besar dan berada di puncak tangga lagu selama 10 pekan.
7.Bella melahirkan anak pertamanya, Cassandra Goth, di bulan september 1999. Di bulan april 2006, dia melahirkan anak keduanya, Alexander Goth.
8.Bella terjun ke dunia akting di tahun 2004. Film pertamanya berjudul A Passionate Night sukses besar, dan dia berhasil membawa pulang piala Sims' Choice Award. Kemudian dia membintangi lima film sukses lainnya, seperti Velvet, Purple Rain, The Place of Fear, Love is No Joke dan Wonderful Day.
9.Bella mengeluarkan empat album yang sukses : Mad for Red di tahun 2004, Elegante di tahun 2007, Bella Anneliese Goth di tahun 2012, dan Amazed di tahun 2017. Dua belas single dari empat album tersebut masuk ke jajaran top 10 puncak tangga lagu.
10.Bella adalah seorang humanitarian yang suka menyumbangkan uangnya untuk amal. Dia kadang menyumbang 1 juta simoleons untuk WHO dan UNICEF, penggalangan dana untuk busung lapar, serta kampanye penyakit kanker dan HIV/AIDS.
Johnny menutup pamfletnya.
"Sepertinya Bella Goth sempurna sekali. Dia cantik, seksi, cerdas, kaya, berasal dari keluarga terpandang, sempat memiliki gelar sebagai Miss Sims Universe, jago menyanyi dan berakting, bisa menjadi istri dan ibu yang baik, memiliki sifat dermawan pula. Dia seperti tidak punya kelemahan." Kata Johnny.
"Setiap selebriti pasti bisa menutupi kelemahan mereka, Johnny. Bella adalah salah satunya. Aku yakin dia punya kelemahan, tapi kita tidak mengetahuinya untuk saat ini." Kata Dirk.
"Iya sih, benar juga. Tapi daripada kita omongin kelemahannya, lebih baik kita nikmati saja konsernya." Kata Puck.
Mereka pun sampai di gedung konser pada jam 19:00, memberikan tiket dan langsung duduk di bangku yang sudah dipesan.
Tirai dibuka pada jam 19:25. Bella keluar dari balik panggung.
Semuanya terpesona melihat kecantikan Bella. Wajahnya cantik penuh pesona. Kulitnya coklat eksotis. Rambutnya hitam legam, panjang dan tergerai dengan sedikit gelombang di ujungnya. Matanya yang indah dirias dengan eyeshadow coklat dan eyeliner hitam. Dia memakai lipstik, sarung tangan, gaun strapless panjang, dan sepatu hak tinggi serba merah. Kalung mutiara yang dipakainya begitu berkilau. Para pria dari geng Bentley 8 (Dustin, Dirk, Ripp, Puck, dan Johnny) merasa hasrat mereka naik setelah melihat wajah cantik dan tubuh seksi nan indah Bella. Namun, mereka berusaha untuk tetap menjaga sikap.
Bella membawakan lagu Purple Rain yang merupakan soundtrack dari film berjudul sama dengan memainkan piano.
My world becomes a purple rain
(Duniaku menjadi sebuah hujan ungu)
When you're not beside me
(Ketika kau tidak di sampingku)
I want you, I need you
(Aku ingin kamu, Aku membutuhkanmu)
But I'm nothing to you anyway
(Tapi aku bukanlah apa-apa bagimu)
What should I do
(Apa yang harus kulakukan)
To have you come back to me?
(Agar kau kembali padaku?)
Semuanya menghayati ketika Bella menyanyikan chorus tersebut. Suara Bella begitu lembut dan jernih, dan dia memainkan piano dengan sangat baik. Bahkan Ripp yang biasanya hiperaktif dan kurang memperhatikan pun bisa mengikuti konser dengan seksama, dan dia juga sudah minum obat untuk persiapan konser.
Angela dan Ophelia terkagum-kagum melihatnya, dan yang lainnya pun terlihat menikmatinya. Setelah Bella selesai membawakan lagu, lampu dimatikan. Mereka semua tepuk tangan.
Lampu dinyalakan lagi, dan Bella membawakan cover lagu klasik
I Dreamed A Dream dari musikal Les Miserables. Dia sudah berdiri di tengah panggung dan bernyanyi di depan mikropon.
I dreamed a dream in time gone by
(Pernah dulu kubermimpi)
When hope was high
(Saat asaku tinggi)
And life worth living
(Dan hidup layak dijalani)
I dreamed that love would never die
(Aku bermimpi bahwa cinta takkan pernah mati)
I dreamed that God would be forgiving
(Aku bermimpi bahwa Tuhan kan mengampuni)
Then I was young and unafraid
(Ketika itu aku muda dan tak kenal takut)
And dreams were made and used and wasted
(Dan mimpi-mimpi dibuat dan digunakan dan dibuang)
There was no ransom to be paid
(Tak ada tebusan yang harus dibayar)
No song unsung, no wine untasted
(Tak ada lagu yang tak disenandungkan, tak ada anggur yang tak dicicipi)
But the tigers come at night
(Namun harimau-harimau datang di malam hari)
With their voices soft as thunder
(Dengan suara mereka yang selembut halilintar)
As they tear your hope apart
(Saat mereka mengoyak harapanmu)
As they turn your dream to shame
(Saat mereka mengubah mimpimu jadi rasa malu)
He slept a summer by my side
(Dia tidur di musim panas di sisiku)
He filled my days with endless wonder
(Dia penuhi hari-hariku dengan ketakjuban tiada akhir)
He took my childhood in his stride
(Dia membawa masa kecilku dalam langkahnya)
But he was gone when autumn came
(Tapi dia pergi saat musim gugur datang)
And still I dream he'll come to me
(Dan masih saja kubermimpi dia kan datang padaku)
That we will live the years together
(Bermimpi kami kan jalani tahun-tahun bersama)
But there are dreams that cannot be
(Tapi ada mimpi-mimpi yang tak mungkin terwujud)
And there are storms we cannot weather
(Dan ada badai yang tak bisa kita atasi)
I had a dream my life would be
(Dulu kubermimpi hidupku akan)
So different from this hell I'm living
(Jauh berbeda dari neraka yang kutinggali ini)
So different now from what it seemed
(Jauh berbeda dari yang kelihatannya)
Now life has killed the dream I dreamed
(Kini hidup tlah membunuh mimpi yang kumiliki)
Bella menyanyikannya dengan mantap. Dia mampu meraih nada tinggi. Mereka pun semakin terkagum-kagum. Dia memang seorang Diva in Red.
Konser berjalan dengan mulus. Ada beberapa jeda 5-10 menit setiap lagu selesai. Bella telah membawakan dua belas lagu hits miliknya, selain Purple Rain dan cover lagu I dreamed a dream. Jam menunjukkan pukul 22:00. Bella maju ke bagian depan panggung bersama para penari latar dan musisi pengiring. Mereka menyatukan dan menaikkan tangan, lalu memberikan penghormatan dengan membungkukkan badan pada penonton.
Semua penonton bertepuk tangan dengan lantang, termasuk geng Bentley 8. Mereka sangat puas dengan konsernya.
Mereka keluar dari ruang pertunjukan.
"Bagaimana konsernya?" Kata Puck.
"Luar biasa." Kata Angela.
"Ini adalah konser paling hebat yang pernah aku tonton. Bella cantik sekali, dan dia juga berbakat." Kata Ripp.
"Biasa saja, ah. Kalian terlalu berlebihan." Kata Lilith.
"Kau bohong, Lilly. Aku melihatmu ikut menyanyikan lagunya, dan kau juga terlihat terkagum-kagum dengannya." Kata Angela.
"Diam. Aku tak butuh bantahan darimu." Balas Lilith kepada saudarinya.
"Sudah, jangan bertengkar. Lihat, itu Bella!" Kata Ophelia sambil menunjuk kearah Bella yang keluar dari ruang rias.
Para anggota geng Bentley 8 segera lari kearah Bella Goth, lalu minta tanda tangan dan foto kepadanya di ruang tunggu gedung konser. Bella menurutinya. Dia memberikan mereka tanda tangan dan berfoto ramai-ramai bersama mereka berdelapan. Kemudian, penonton lain juga berdesakan meminta tanda tangan dan foto dari Bella. Mereka pun membubarkan diri dari keramaian.
"Terima kasih banyak atas tiket konsernya, Puck!" Kata Ophelia sambil merangkul Puck. Yang lainnya juga berterima kasih pada Puck. Mereka berdelapan melakukan pelukan kelompok lagi di ruang tunggu gedung konser.
"Sama-sama, kalian semua. Ayo, waktunya kita pulang." Kata Puck.
"Ayo kita semua satukan tangan lagi sebelum pulang." Kata Johnny.
"Hidup Bentley 8! Hidup Im-perfection!" Mereka semua menyatukan tangan, menggoyangkan dan menaikkannya keatas.
Ada seseorang yang tidak suka melihat pemandangan itu. Dia adalah seorang pria yang berjarak sekitar 20 meter dari mereka. Dia melihat ke arah mereka berdelapan dengan penuh dengki. Dia menyimpan dendam kepada dua orang dari mereka.
Puck merasa ada yang melihat kearah dirinya. Dia melihat kearah sekitar, tapi tak ada siapa pun yang melihat ke arahnya, karena banyak orang berlalu-lalang. Dia pun mengajak anggota geng Bentley 8 untuk pulang.
Seminggu kemudian.
Dirk sedang bekerja di poli psikiatri rumah sakit Sim City Memorial. Dia bertugas menggantikan psikiater bernama Dr. Robin, karena Dr. Robin sedang sibuk.
"Silakan ambil resepnya di apotik, dan jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja. Kesehatan mental anda harus diproritaskan juga." Kata Dirk.
"Terima kasih, dok."
Pasien itu keluar dari poli. Kemudian, ada pasien selanjutnya yang masuk setelah dipanggil nomornya. Seorang perempuan berpenampilan mencolok karena dia memakai kacamata hitam besar, floppy hat yang menutupi wajah, dan masker. Dia segera menutup pintu setelah masuk ke dalam poli.
Dirk keheranan.
"Apa keluhan anda?"
"Maaf jika aku berdandan seperti ini, Dok. Aku takut dengan stigma yang melekat pada pasien yang berobat di poli jiwa, mengingat diriku adalah seorang figur publik. Aku akan menunjukkan siapa diriku sekarang."
Perempuan itu membuka topi, masker, dan kacamatanya.
Dirk terkejut, namun berusaha menjaga sikap.
Ternyata dia adalah... Bella Goth.
"Ya, aku adalah Bella Goth. Aku sedang mengalami masalah kesehatan mental. Aku depresi dan mengalami mental breakdown. Ini kali kedua aku berobat ke poli jiwa di rumah sakit. Aku biasanya dengan Dr. Robin di Rumah Sakit Oasis Springs, tapi aku masih banyak urusan di kota ini, dan aku terpaksa berobat lagi karena obatku habis."
"Baiklah, Bella. Mungkin kau pernah melihatku sebelumnya."
"Kalau tak salah, kau datang ke konserku seminggu lalu. Bukankah begitu?"
"Ya, benar. Tenang saja, aku tak akan memberitahu siapapun tentang kau berobat di sini, sebagai kode etik dokter."
"Baiklah, dok."
Bella menceritakan semuanya pada Dirk. Dia terkena depresi karena suaminya, Mortimer Goth, terkena penyakit kanker. Bella sangat mencintainya, dan tak ingin kehilangan dia. Dia juga mengalami kekalutan mental karena gosip-gosip palsu yang buruk tentang dirinya, ditambah lebih dari 500 komentar jahat yang didapatnya di sosial media. Dia selalu dituntut untuk menjadi sempurna, kapan pun dan dimana pun. Bella merasa dia tidak pernah menjadi dirinya sendiri. Semuanya hanya untuk orang lain, bukan dirinya.
"Ya, Bella. Aku memahami kenapa kau menyamarkan wajahmu, karena kau adalah seorang selebriti yang takut akan stigma. Tapi tindakanmu tidak akan mengaburkan stigma itu."
"Benar, dok. Kurasa ada satu hal yang ingin kukatakan."
"Apa itu?"
"It's okay not to be okay. Mungkin aku memang seorang figur publik yang dituntut untuk menjadi sempurna, tapi kesempurnaan adalah omong kosong. Aku tidak sesempurna yang orang lain bayangkan, dan itulah yang 'sempurna' di mataku. Perfectly imperfection. Lain kali, aku tak akan menyamar ketika masuk poli jiwa."
Dirk tersenyum.
Setelah melakukan konseling dan terapi selama setengah jam, Dirk memberikan resep obat pada Bella. Bella menerimanya, dan dia kembali memakai penyamarannya karena dia tak membawa bodyguard hari ini. Kemudian dia keluar dari poli jiwa.
Dirk menjalani hari yang panjang di poli jiwa. Ada tiga puluh pasien yang berobat, termasuk Bella.
Sesampainya di rumah, Dirk hendak makan malam bersama ketujuh temannya. Namun, sebelum mereka melakukan doa, Dirk mengatakan sesuatu.
"Teman-teman, kurasa aku tahu slogan yang bagus untuk komunitas Im-perfection." Kata Dirk.
"Apa itu, Dirk?" Tanya Johnny.
Dirk tersenyum.
Setelah makan malam, Ophelia menulis blog di website Im-perfection milik Bentley 8. Dia juga menulis bio di instagram komunitas Im-perfection. Isi bionya adalah :
It's okay not to be perfect, and we are perfect because of it.
Pria yang seminggu lalu melihat ke arah geng Bentley 8 dengan sinis membuka instagram komunitas Im-perfection dan melihat bio tersebut. Dia melihat instagram para anggota Bentley 8 yang tidak dikunci. Ada beberapa caption yang jelas menunjukkan tentang nama geng mereka.
"Bentley 8, Im-perfection ya?"
Dia menuangkan sebotol wine ke dalam gelas di kamarnya. Dia meminumnya sampai habis, lalu memecahkan gelas tersebut dengan tangan kanannya.
"Kurasa, aku tahu cara untuk menghancurkan mereka semua."
Kemudian dia menyeringai. Senyumnya miring ke arah kiri, dan tatapan matanya licik, menunjukkan rencana jahat.
Bersambung