Taman yang penuh dengan bunga bermekaran itu begitu indah. Awan pada hari itu selembut kapas, menghiasi langit biru yang cerah. Rerumputan yang wangi disertai dandelion yang berterbangan, seakan mengikuti arus angin yang perlahan menyapu kulit. Puck bersama kekasih yang dicintainya berpegangan tangan satu sama lain sambil berhadapan.
"Aku mencintaimu, Puck."
"Aku juga mencintaimu, Hermia."
kemudian mereka berciuman.
Sejenak mereka tersenyum. kemudian Puck berlutut, dan menunjukkan cincin yang dia persiapkan sejak dulu untuk Hermia.
"Hermia, maukah kau menikah denganku?"
Hermia hanya tersenyum sedih, lalu menutup mata dan membuang muka.
"Maaf, Puck."
"Kenapa? kau tau bahwa kita saling mencintai. Aku sudah siap untuk menjalani rumah tangga denganmu, sayangku. kaulah satu-satunya cinta sejatiku. Aku pasti akan membuatmu bahagia. menikahlah denganku."
"Bukan itu, Puck..."
"jadi kenapa?"
"kita tidak ditakdirkan untuk bersama. kau pantas dapat orang yang lebih baik daripada aku."
"kenapa kau bicara seperti itu? aku sangat mencintaimu, Hermia..."
"tak lama lagi, kau akan mengerti."
tiba-tiba hermia yang memakai gaun panjang warna peach yang menutupi kakinya melayang mundur menjauhi Puck. Puck mengejarnya, namun dia melayang dengan cepat sehingga hampir tak terkejar olehnya.
"tunggu, hermia! jangan tinggalkan aku!" Puck masih berlari mengejar Hermia yang semakin menjauh.
"Selamat tinggal, Puck. aku mencintaimu. hiduplah dengan baik, namun tetap jangan lupakan aku."
Puck mengulurkan tangannya, seperti putus asa ingin meraih Hermia sambil tetap berlari mengejarnya. Hermia meneteskan air mata yang terurai di udara dan jatuh ke telapak tangan Puck.
Puck terus berlari sambil mengulurkan tangannya sampai akhirnya Hermia menghilang. Puck terjatuh.
"Hermiaaa!!!"
Puck membuka matanya sambil terbelalak. kemudian dia bangkit terduduk di kasurnya. ternyata itu masih jam 3:30 pagi. dia melihat sekeliling, teman-teman geng Bentley 8: Johnny, Dirk, Lilith, Ripp, Angela, Ophelia, dan Dustin yang tidur di kamar yang sama dengannya. Dirk dan Johnny sekasur dengannya, sedangkan yang lainnya memakai kasur lipat. dia baru ingat, mereka sedang berlibur ke kota Monte Vista dan kali ini mereka hampir tidak dapat kamar sehingga harus menginap di satu kamar yang sama.
"huh. mimpi menyebalkan, namun sungguh indah." kata Puck sambil menaruh tangannya di dahi.
07:30 AM
restoran hotel
semua anggota Bentley 8 sarapan bersama di sebuah meja besar. yang paling banyak mengambil makanan adalah Ripp.
Puck menguap. kantong matanya terlihat hitam.
"hey bro, ada apa denganmu? kau terlihat masih mengantuk." kata Dirk.
"tidak apa-apa. sepertinya semalam Ripp mengorok kencang sekali, makanya aku tidak bisa tidur." jawab Puck.
"loh, kenapa malah aku? bukannya Dustin juga ngorok?" timpa Ripp.
"enak saja kau. kamulah yang ngoroknya paling kencang, dasar brengsek." kata Dustin.
"sudah, sudah. Jangan saling tuduh begitu, tidak dewasa sekali sih." kata Johnny.
"kami bukannya tidak dewasa, tapi kaulah yang sok bijak." kata Dustin lalu mengambil wafel dari piring Johnny.
"hei! itu wafelku!" Dustin dan Johnny saling memperebutkan wafel. Dustin melahapnya dan menelannya bulat2.
"Ah! persetan kau, Dustin!" kata Johnny sambil menarik kerah baju Dustin yang tersenyum puas.
Dirk menggeleng dan bilang "entah kenapa aku bisa bertahan makan satu meja dengan kalian."
Angela, Lilith, dan Ophelia hanya melihat ke arah satu sama lain sambil tertawa.
Kemudian, mereka kembali pulang ke Sim city menaiki mobil Puck. Setelah sampai di rumah, mereka makan malam seperti biasa dan pergi tidur.
Keesokan harinya.
Angela menonton TV bersama Lilith dan Ophelia di sofa. Dia memakai bantal kompres di perutnya. Lilith dan Ophelia sama2 memakai selimut. Ophelia menenggak teh chamomile, sedangkan Lilith merokok menggunakan vape-nya.
"Dasar cewek nakal. kenapa sih kamu merokok vape saat haid? asapnya mengganggu, tau!" kata Angela.
"Diam kau, dasar sok alim. masih mending daripada mengganja, kan." balas Lilith kepada saudari kembarnya itu.
"Aku tidak tau entah sampai kapan akan menjadi penengah di antara kalian yang selalu bertengkar. aku bosan mendengarnya. dan sekarang kita bertiga haid di waktu yang sama, bukankah itu menyenangkan sekaligus menyebalkan?" kata Ophelia.
Angela dan Lilith menatap Ophelia dengan kesal.
"Sayang sekali, cowok2 di geng kita gak akan ngerti apa yang kita rasakan." kata Ophelia.
"Huss, siapa bilang?" kata Ripp yang menimpali mereka dari belakang. "aku tau rasanya karena gastritis ku membuat perutku sakit seperti haid."
"itu beda, bodoh!" kata Lilith.
"sudahlah, Ripp. jangan sok tau." kata Angela.
"Ripp, bisakah kau membelikan kami produk kewanitaan?" pinta Ophelia.
"apa? seperti bra, begitu?"
"bukan, bodoh. pembalut untuk Angela, tampon untuk Lilith, dan menstrual cup untukku."
"duh, aku malu membelinya sendiri. bolehkah aku mengajak para cowok ke supermarket? siapa tau mereka mau belanja kondom."
"hadeeeh, nih orang mesum lagi." kata Angela. "tapi ya sudahlah, terserah sana." timpa Lilith.
"kau tau perbedaan tiga produk itu, kan?" tanya Ophelia.
"aku hanya mendengarnya dari cewek2 yang kutiduri, tapi kuusahakan tanya ke penjual." jawab Ripp.
"ya sudah sana."
Ripp mengajak empat cowok lainnya ke supermarket. dan benar saja, mereka membeli kondom untuk masing2, kecuali Puck.
"pembalut, tampon, menstrual cup? duh aku mumet. apa sih perbedaannya?" kata Johnny.
"sudah, kalian tidak usah bingung. aku tau yang mereka maksud. Angela memakai pembalut malam sepanjang 40 cm dengan daya serap tinggi karena pendarahan akibat endometriosisnya, Lilith memakai tampon berdaya serap regular dan super disertai pantyliner yang ini, dan Ophelia memakai menstrual cup merek ini." kata Dirk sambil memasukkan produk-produk sanitasi haid untuk Angela, Lilith, dan Ophelia ke dalam trolley.
"kau tau darimana? jangan2 kau transgender, ya Dirk?" kata Dustin sambil tersenyum sambil bercanda.
"apa2an sih. sebagai dokter, aku harus tau tentang ini karena aku mempelajarinya di bidang obstetri-ginekologi saat koas dulu."
"hebat." kata Puck, lalu mengambil onigiri dan susu di rak. lalu dia pergi ke bagian perawatan diri.
Para cowok pun merasa prihatin pada Puck. dia tidak punya pacar atau teman kencan seperti empat pria lainnya dari anggota Bentley 8, dan juga tidak berniat untuk memakai dating apps.
"hey, Puck!" sahut Ripp.
"apa?"
"lo gak beli kondom kayak kita?"
"untuk apa? aku tidak berniat untuk melakukan hubungan seks."
"coba deh pake aplikasi kencan. seks itu adalah salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar lho, masa Lo gak mau sih?"
"sudahlah. jangan ganggu aku."
kemudian Puck melihat tayangan iklan di TV besar supermarket. Iklan tentang lipstik yang menayangkan seorang model cantik bernama Marina Prattle. Wajahnya cantik. Rambutnya pirang, tubuhnya langsing, alis dan bibirnya tebal, dan matanya biru. Tipe ideal bagi semua laki-laki, dan sangat proporsional untuk profesinya sebagai seorang model.
"astaga, dia seksi sekali! Si supermodel terkenal, Marina Prattle." kata Ripp.
Puck tidak tertarik. dia hanya berbalik badan dari tv itu dan melanjutkan belanja bersama cowok lainnya.
Ripp menggeleng. "Astaga, dia berlawanan sekali denganku. Hanya satu wanita yang menjadi cinta sejatinya, yaitu Hermia yang sudah meninggal. Kasihan sekali, padahal Puck juga pantas mendapatkan kebahagiaan."
Akhirnya, mereka berlima kembali ke rumah setelah membayar belanjaan di kasir.
Sampai di kamar, Puck menerima pesan dari temannya yang mengundang geng Bentley 8 untuk mengikuti acara makan malam di pembukaan restoran Sterling esok hari. Puck menanyakan anggota lain dan mereka mengiyakan, mumpung besok adalah malam Minggu.
keesokan harinya.
Mereka semua sudah berada di restoran Sterling untuk menghadiri acara pembukaan. Makanan yang disajikan begitu lezat. suasananya nyaman, dengan iringan live music. Para anggota Bentley 8 memesan makanan dari berbagai belahan dunia: Italia, Arab, Amerika, Jepang, Korea, dan Perancis. Angela memesan ikan branzino. Lilith memesan fettucine carbonara. Dirk memesan sushi di atas piring kayu. Dustin memesan hamburger besar. Johnny memesan bulgogi bibimbap. Ophelia memesan frittata. Ripp memesan shawarma. Puck memesan lamb chops dengan saus cognac dijon. Mereka juga memesan Lyonnaise salad sebagai makanan pembuka dan pizza Margherita sebagai makanan bersama. kemudian, mereka bersulang setelah selesai makan.
Kemudian host berkata "Selamat malam. Terima kasih telah menghadiri acara ini. Saya harap anda semua menikmati makanannya dan iringan musiknya. Kemudian, bintang tamu kita hari ini adalah: Marina Prattle, supermodel sekaligus penyanyi dari Bridgeport!"
para penonton bertepuk tangan.
"wah, baru saja kita melihatnya kemarin di TV. ternyata dia jadi bintang tamu di acara ini!" kata Ripp sambil bersiul.
Marina Prattle memainkan gitarnya dan mulai bernyanyi. Lagu milik Norah Jones.
I waited 'til I saw the sun
I don't know why I didn't come
I left you by the house of fun
Don't know why I didn't come
Don't know why I didn't come
When I saw the break of day
I wished that I could fly away
Instead of kneeling in the sand
Catching tear-drops in my hand
My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind forever
Puck terpana. ternyata Marina lebih dari sekadar wajah cantik dan tubuh yang proporsional yang dia lihat di TV kemarin. cara dia menyanyi dan memainkan gitar sungguh elegan, dan memancarkan auranya.
Dia terus menyimak sampai lagu selesai.
Para penonton bertepuk tangan lagi. Marina pergi ke arah kamar mandi, dan Puck menyusulnya.
Kemudian mereka berpapasan di depan kamar mandi.
"Selamat malam, nona."
"Siapa kau?"
"Namaku Puck Summerdream. Bolehkah aku minta nomor teleponmu?"
"Oh. Wanita cantik sepertiku memang dikejar terlalu banyak pria, tak terkecuali cowok dengan baju mewah palsu sepertimu. Aku muak. Sudahlah, menyingkir dariku." kemudian Marina masuk ke kamar mandi wanita.
Puck tak bisa berkata2. Ternyata sifat Marina jauh berbeda dengan wajah cantiknya.
"baju mewah palsu? padahal aku membelinya di Zara Men..."
"dia sombong sekali, ya." kata para pelayan yang mendengar percakapan Puck dengan Marina.
"iya. aku juga mendengar bahwa dia pernah berkelahi dengan Katelyn Missoni di fashion show Bridgeport. Tapi media menutupi itu, sehingga karirnya tetap berjalan dengan mulus. Namun tetap saja, hubungannya sekarang dengan Katelyn masih buruk."
Puck mendengar kata2 para pelayan tersebut, namun tidak peduli. ada sesuatu dalam diri Marina yang tidak diketahui orang lain, namun bisa dilihat olehnya.
kemudian Marina memasuki lantai VIP di bagian atas, yang diperuntukkan bagi para selebriti dan orang penting. Puck pun bingung, bagaimana cara dia memasuki ruangan tersebut?
Dia pun akhirnya membayar $500 untuk memasuki ruangan VIP. Dirk meneleponnya dan menanyakan keberadaannya karena mereka hendak pulang, namun Puck meminta Dirk dan anggota geng Bentley 8 lain untuk pulang duluan dan Puck akan membayar semua tagihan.
Akhirnya, Puck berhasil memasuki ruangan VIP. Dia mendekati Marina yang sedang minum di bar, menenggak minuman starry sea.
"Bolehkah aku membelikanmu minuman?" Kata Puck.
"Ah, kau lagi. sudah kubilang, menyingkir dariku."
"mari kita berkenalan sekali lagi. namaku Puck Summerdream. aku adalah seorang konduktor." kata Puck sambil menjulurkan tangan kanannya.
"ya, ya. Aku Marina. keterlaluan kalau kau tidak tahu siapa aku." Marina menjabat tangan Puck.
"kenapa kau antusias untuk mengejarku? aku sengaja bersikap seperti ini agar orang lain tak suka padaku - HIK!"
"sepertinya kau sudah mabuk, Marina."
Marina menenggak minumannya lagi.
"aku akan tetap mabuk sampai keracunan alkohol, karena aku memang pecandu alkohol. Hahaha!!!"
"sudah, hentikan. jangan minum lagi. mungkin kita bisa mengobrol di tempat yang lebih baik. setelah itu aku akan mengantarmu pulang." kata Puck.
Puck pun membawa Marina ke sofa di pinggir ruangan. dia mengajak Marina berbincang, namun tiba-tiba Marina mencium bibir Puck dengan penuh gairah. Puck merasa malu, namun tetap balas menciumnya. Tak disangka, Marina adalah pencium yang hebat. Cara dia mencium sungguh membuat birahi Puck meningkat. Mereka terus berciuman dan bercumbu sampai menit demi menit terlewati, tapi tak terasa. Namun, Puck masih tahu batasan untuk menyentuh seorang wanita, karena dia adalah seorang pria yang berkelas.
"Ikutlah denganku ke kamar mandi, pria seksi." kata Marina, sembari mengajak Puck berhubungan seks.
"Tidak, nona. kita baru saja bertemu. bagaimana kalau aku mengantarmu pulang saja? kau terlihat sangat lelah."
Marina menenggak champagne milik orang lain yang diletakkan di meja dekat sofa tempat mereka bercumbu. Puck merasa jijik, namun dia memakluminya karena Marina sedang mabuk.
"Ayo kita keluar sambil cari udara segar, di sini mulai penuh." kata Puck.
mereka pun pergi ke kursi di balkon lantai VIP. balkon tersebut diberi pembatas yang tinggi, sehingga aman untuk melihat bintang-bintang.
Puck dan Marina duduk berdampingan di kursi balkon tersebut. Tiba-tiba Marina menangis.
"Kenapa, nona?"
"Hiks... aku sudah menyerah menjadi model. semua ini sia2 saja. hidupku tetap penuh kemalangan."
"penuh kemalangan? maksudmu?"
"kau yakin mau tau?"
"ceritakanlah padaku."
"orangtuaku meninggal saat aku kecil akibat kecelakaan ketika mereka hendak menghadiri wisuda TK ku. kemudian aku dirawat oleh Tante yang suka menganiaya diriku. saat remaja aku kehilangan keperawananku karena diperkosa tetanggaku. saat aku sudah bertunangan dengan cinta sejatiku, Robert, ketika lulus dari Universitas Britechester, dia meninggal karena serangan asma padahal aku sudah mengandung anaknya. 6 bulan kemudian aku keguguran. ketika aku berpacaran Beau Merrick, ternyata dia selingkuh dengan dua orang teman serumahku, Bianca dan Lily-Bo, lalu aku diusir dari apartemen mereka. aku mencoba peruntungan dalam menapaki karir sebagai seorang model, namun ternyata sia2 saja. aku terlilit utang sebesar 5 juta dolar. Matthew Hamming si aktor terkenal membuangku. katelyn missoni membuatku terkena skandal dan aku dipecat dari agensi modelku. dan sekarang aku menjadi pecandu alkohol. aku sudah tak tahan lagi. aku ingin mengakhiri hidupku. biarkan aku mati!" kemudian Marina menaiki pagar pembatas balkon.
Namun, Puck menahannya.
"Jangan lakukan itu, Marina." katanya sambil memeluk Marina dari belakang.
Airmata Marina berlinangan di wajahnya yang menyimpan banyak beban dan duka. ternyata di balik semua kesombongan itu, Marina adalah sosok yang kesepian dan merana.
"Aku baru saja mengenalmu, tapi aku sudah jatuh cinta padamu. Aku bisa melihat beban yang berat dari matamu, dan ketika kau menyanyi... aku bisa merasakan rasa kesepian itu. aku mencintaimu, dan biarkanlah aku menjadi kekasihmu."
"bagaimana aku bisa mempercayaimu? kita baru saja bertemu."
"aku tahu rasanya, Marina. kehilangan belahan jiwa yang kita cintai, dan kita pernah berpikir mereka adalah cinta sejati yang akan kita nikahi. namun, pada akhirnya, kita harus merelakan mereka yang telah pergi dari hidup kita. aku memang seperti menelan ludah sendiri mengatakan hal seperti ini, namun itulah kenyataannya. biarkan aku mencintaimu, dan aku ingin kau jadi milikku.
Ingat, setiap masalah pasti akan ada jalan keluar. Kita pasti bisa memecahkannya bersama-sama."
Marina berbalik badan dan menghapus air matanya.
Kemudian mereka berciuman lagi di bawah cahaya bulan dan seribu bintang yang menghias angkasa pada malam itu.
Bersambung