Chereads / Rosa Centifolia: Gadis Mawar dari kerajaan Hibrida / Chapter 14 - Keresahan Hati Drakon

Chapter 14 - Keresahan Hati Drakon

Aku menatap ibunya dengan pandangan khawatir, ibunya menjanjikan Aku untuk menjadi penerus tahta kerajaan Centaurus, tapi apa sekarang? ternyata istrinya Madeleine tidak mendapatkan hak sebagai Ratu, melainkan Puterinya Rosa..

Ketika Panglima kerajaan selesai membacakan surat wasiat, Semua orang terdiam. Hanya Madeleine saja yang sekarang sudah menatap anaknya dengan tatapan membunuh.

Bahkan sekarang semua tetua sudah menunduk memberikan penghormatan pada Ratu baru mereka. aku sebenarnya tidak terlalu kesal karena Rosa menjadi Ratu, tapi aku kesal karena ternyata aku menikahi Ratu yang tidak berguna!

Aku sama kesalnya dengan Madeleine saat ini, merasa kecewa dengan semua yang terjadi. jika Madeleine tidak bisa membawa diriku untuk menaiki tahta? untuk apa mereka menikah, kalau begini caranya.. lebih baik dari awal menikahi Rosa saja.. Lebih cantik Rosa daripada Madeleine..

Apalagi melihat Rosa yang saat ini sudah memakai Mahkota khusus untuk seorang Ratu, Dia terlihat cantik dan sangat menawan.

Rosa memang terlihat lebih pantas, namu tetap saja! aku Yang seharusnya menaiki tahta saat ini.

Aku yang sudah malas berlama-lama disana, akhirnya memilih pergi dari ruangan itu. di ikuti ibu Ratu Liliaceae..

Sejak kami berjalan bersama, Ternyata dari arah belakang Madeleine mengikuti kami. Entah apa yang di inginkan wanita itu.

"Suamiku.. suamiku.. kapan kita akan kembali ke kerajaan Centaurus? Aku sudah tidak ingin disini, apalagi saat kerajaan di ambil alih oleh anakku sendiri." suara Madeleine membuatku kesal, dengan langkah tergesa-gesa aku terus berjalan menuju kamar kami..

Ya kamar kami, Karena hanya disana saja aku bisa membuatnya bungkam dan tidak membicarakan apa apa..

"Ibu aku akan ke kamar.." kataku tanpa menoleh lagi ke arah ibu Ratu Liliaceae.

hanya melewati Beberapa lorong, dan sampailah di salah satu pintu besar. aku langsung mendorong pintu tersebut dan masuk ke dalam sana, Suara kaki Madeleine membuatku langsung menutup pintu dengan kencang dan menatap mata Madeleine.

"Sayang?." Tanya Madeleine yang merasa aneh Sepertinya.

aku tanpa basa-basi langsung merobek Gaun yang di pakai Madeleine dan menarik tangannya lalu menindih tubuhnya ke dinding di belakang, aku menatap matanya dan mencengkeram wajahnya dengan keras. lalu mulai menarik semua pakaian yang tersisa, Hingga membuatnya telanjang bulat..

"Ah.. Sayang, sakit.." Madeleine langsung berteriak kencang, Karena tanpa basa-basi juga aku langsung menebus liang longgarnya dengan sekali hentakan.

"Sakit! Hah! Sakit kau bilang! Ini rasanya hatiku.. Kau buat aku berharap banyak.. tapi nyatanya aku hanya menikahi seorang wanita sampah!!.", Aku terus menghantam keras titik-titik sensitif di dalam liang yang hangat itu.

"Ah.. Sayang.. Ah.. Sakit... Pelan-pelan.." Madeleine sudah terlihat resah, aku terus saja tak memberinya ampun. kekesalan diriku begitu tinggi saat ini, wanita murahan seperti dia harus mendapatkan kesakitan atas apa yang sudah dia lakukan padaku..

sialan!! Perempuan sialan! aku bahkan harus menikahi wanita yang sudah di pakai banyak lelaki!!.

tanganku meremas dua gundukan yang begitu besar, namun sangat tak lagi sekal.. Kekesalan terus saja bertambah banyak, karena setiap juniorku menyentuh liangnya. liang itu memang begitu longgar dan tak enak lagi..

wanita kotor dan segala kebodohannya, dia pikir aku mau menikah dengannya karena apa?

"Kau rasakan.. Ah.. rasakan setiap kesakitan itu. aahh.. wanita pelacur!!." Madeleine sudah tak bisa berbuat apa apa, bahkan aku melihatnya sudah menangis dan menahan diri untuk tidak berteriak seperti orang gila.

Tangannya sudah dia pukul pukul di dinding kamar, "Ampun.. Sakit... Ah.. ah.. sakit.. Ampun!!." Teriaknya kesakitan.

"Aku tidak akan mengampuni dirimu pelacur!!." Aku terus menghantam dan memaju-mundurkan dengan tempo yang tak beraturan, saat ini aku hanya butuh kepuasan.. kepuasan dan rasa nikmat untuk menebus kekesalan hatiku.

Ketika Madeleine hampir mencapai klimaksnya, aku menarik juniorku dan langsung mendorong tubuhnya ke atas ranjang, dia terlihat menangis dengan pelan. Aku hanya tersenyum kecil, lalu menarik Kepalanya dan memasukan juniorku ke dalam mulutnya itu, aku memaju-mundurkan juniorku itu di dalam mulut sialannya..

Terus menerus, sampai ke dalam tenggorokannya. Dia sudah mengeluarkan banyak air mata, tapi aku tidak peduli..

aku tidak peduli dengan segala kesakitan yang dia rasakan, aku hanya ingin menuntaskan semua kesakitan hatiku saja.

Semakin dalam hingga aku hampir mencapai klimaks, lalu mengeluarkan semua benih itu di depan wajah Madeleine dan terkena di dalam bola matanya. aku menghentakkan wajahnya ke kasur lagi, dia masih saja menangis.

Aku membenarkan letak pakaianku dan menatap matanya dengan tatapan kebencian.

"Kau tau!!? Seharusnya hari ini aku sudah menjadi seorang Raja! Jika saja kau tidak bodoh Madeleine!! Kau itu sangat bodoh! Sialan! Bagaimana bisa aku menikahi seorang Puteri yang bahkan tidak punya tahta di kerajaan ini!! Menyesal diriku!!." Kataku berteriak marah padanya.

"Jadi kau? Kau hanya menikahi aku karena tahta?.. Kenapa.. kenapa kau begitu kejam.." Madeleine berkata sambil menangis tersedu-sedu.

"memangnya kau pikir karena apa lagi? Seorang Puteri bekas sepertimu! Wanita yang sudah melahirkan seorang anak! yang bahkan sudah dicicipi oleh banyak pria! Sialan! Aku jijik dan muak padamu!!." aku menghela nafas kasar, lalu mulai melangkah pergi dari sana.

pergi bersama semua kekesalan hati dan jiwa, padahal aku dan ibu Ratu Liliaceae sudah membuat rencana yang sangat berbahaya, membunuh Raja Rendra dari kerajaan Centaurus.

Semua itu kami lakukan untuk mendapatkan tahta! tapi nyatanya Raja sialan itu sudah membuat warisan sendiri untuk puterinya Rosa.

Kalau begini caranya, mau tidak mau aku harus mendekati Rosa. Aku akan dekati dia dan membuatnya takluk padaku.. saat itulah aku bisa menguasai kerajaan besar Centaurus.

Langkah kakiku mulai berjalan ke sisi taman istana, walaupun aku mempunyai kerajaan yang besar. Tapi aku tetap tidak punya kerajaan seindah ini, Disini sangat tenang dan nyaman.. aku suka taman buang dan keheningan yang tercipta.

Aku mendudukkan diri ke bangku taman, lalu mulai merebahkan punggung di sisi bangku. Sebenarnya aku sedikit khawatir dengan Panglima kerajaan dan juga Rosa. Jika mereka di satukan dan Panglima sangat setia pada Rosa, aku takut masalah kematian Raja ini akan di ulik lebih dalam lagi.

Apalagi soal Permaisuri yang ternyata mendapat warisan di bagian timur.. Apakah bagian timur akan tetap menjadi milik permaisuri? Padahal aku dan ibu Ratu Liliaceae sudah membuatnya menjadi tersangka utama. Sangat sulit sebenarnya menjebak Permaisuri.. Tapi karena beberapa cara licik ibunya, pada Akhirnya Permaisuri tetap masuk ke dalam jebakan..

Ah.. semakin di pikirkan semakin pusing saja kepalaku, semua rencana sudah berjalan dengan baik. tapi Ibu Ratu Liliaceae malah melupakan tentang Raja Rendra yang sudah membuat Warisan sebelum dia meninggal dunia! Raja sialan!