Hari ini adalah hari pengangkatanku sebagai Ratu Centaurus, Sejak semalam aku tidak bisa tidur sama sekali. Padahal Herold si Panglima sudah aku suruh berjaga di sekitar, aku tidak tau apakah dia sempat tidur atau tidak. Aku hanya memikirkan keselamatanku saja, Dan sejak aku bangun tadi pagi. Sejak saat itulah ada beberapa permintaan orang yang mau menemui aku.
Dari mulai Raja Drakon, Ibu Ratu Liliaceae, Ibuku Madeleine. Tapi Panglima sudah berkata padaku sejak semalam, bahwa aku tidak boleh menemui siapapun, sampai upacara pengangkatanku sebagai Ratu sudah selesai, aku tidak tau kenapa Panglima begitu khawatir aku akan terpengaruh. Apakah aku memang wanita yang mudah di pengaruhi? mungkin saja, Lihat saja Bagaimana Drakon mengambil alih pikiranku setiap saat.
Aku sudah selesai memakai gaun mewah dari kerajaan Centaurus, Gaun berwarna merah muda, memiliki motif bunga mawar di setiap lekukan kain di bagian pinggangku. Aku tersenyum manis, ketika menatap wajahku di balik pantulan logam emas..
Aku menatap diriku sekali lagi, Kurasa aku sudah sangat cantik hari ini. Tapi.. Aku cukup gugup untuk semau hal yang akan terjadi.
"Keluarlah, aku sudah selesai.. Jika waktunya tiba, panggil aku.." Kataku pada beberapa pelayan yang ada di dalam ruangan ini, aku hanya ingin menenangkan diri sebentar saja.
Setidaknya keheningan akan membuat pikiranku lebih baik, Setelah aku mendengar pintu tertutup. saat itu juga aku menghela nafas panjang.
Hah.. Ini hanya upacara pengangkatan saja, tapi jantungku sudah bertempo dengan tidak teratur.
Aku bangun dari bangku yang ku duduki tadi, membuka kaca jendela dan membiarkan angin pagi ini masuk dengan baik. Aku Menghirup nafas dalam-dalam dan menikmati udara sekitar, menutup mata sebentar lalu membukanya lagi.
Dan saat aku membuka mata, saat itulah aku hampir berteriak kencang. Sebab Drakon ada di depan mataku dan menatap diriku dengan lekat, namun tak sampai suaraku keluar. Drakon lebih dulu mendekap mulutku dan memeluk pinggangku dengan erat.
Tubuhku memang hampir lunglai ke luar jendela, Aku menatap matanya dan bertanya. mau apa dia kemari? namun dia tidak menjawab, dia malah masuk melalui jendela dan menutup dengan pelan..
Kukira dia akan melepaskan aku, tapi nyatanya dia malah membawaku ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi sambil menguncinya. aku semakin bingung, menatap matanya yang sudah bergerak kesana-kemari. Mau apa dia sebenarnya?
Setelah dia memastikan bahwa tempat ini tidak ada siapapun, saat itulah dia melepaskan bekapan tangannya di mulutku. aku baru bisa bernafas lega dan menghirup udara banyak-banyak.
"Ada apa?." Tanyaku, setelah memastikan pikiranku bergerak Dengan baik.
"Kau akan datang ke upacara pengangkatan itu? Bukankah kau mau mempercayakan semuanya padaku? Jika kau percaya padaku, jangan datang dan tinggal saja disini." Kata kata Drakon membuatku bingung, kenapa aku harus tinggal di sini? maksudku, dia menyuruhku berada di dalam kamar mandi saja? Lalu melihat air pemandian yang suaranya sedikit berisik? Aku tentu tidak mau.
"Aku tidak bisa yang mulia Raja, Aku harus menerima tanggung jawab yang sudah di berikan oleh Kakek. Istana dan kerajaan ini akan menjadi milikku, aku harus bisa mematuhi semua peraturan dan menjalankan kewajiban. memangnya apa yang harus aku percaya padamu? Aku sudah punya panglima yang akan membantuku, aku rasa tidak ada salahnya menerima bantuan Panglima." aku menjelaskan semuanya pada Drakon, Tapi sepertinya Drakon terlihat tidak senang dengan jawaban yang aku katakan.
"Mengertilah Rosa, menjadi seorang Ratu di sebuah kerajaan besar bukan tentang mahkota dan singgasana saja. Ini tentang hidup dan Mati, Menurutmu kenapa banyak Raja atau Ratu yang mati secara mengenaskan? Kenapa Kakekmu bisa terbunuh? jika Panglimamu berkata akan melindungi dirimu, kenapa dia sebelumnya tidak bisa melindungi Kakekmu? kenapa? apakah kau punya jawabannya?." Drakon menghentikan ucapannya dan menunggu aku berbicara, tapi aku bingung ingin mengatakan apa. Aku hanya bisa diam dan menatap matanya, mencari jawaban di balik mata itu.
Aku melihat wajah khawatir, aku melihat ketakutan dan aku melihat rasa sedih di balik wajah tampan Drakon, tapi aku tidak tau kenapa dan apa alasannya.
Apakah Drakon benar-benar sedang memikirkan aku? Maksudku, mengkhawatirkan aku?
"Aku tidak tau, aku hanya ingin percaya saja. Tapi kau benar juga, Jika Panglima berjanji akan melindungi diriku. kenapa sebelumnya dia tidak bisa melindungi Kakekku? Lalu sekarang bagaimana? aku sudah terlanjur berjanji pada Panglima." Aku menggigit kukuku dengan resah, menatap mata Drakon tidak lagi membuatku tenang. aku takut mati, aku takut akan mati seperti kakek, di bunuh perlahan-lahan oleh orang terdekat. bagaimana jika itu juga akan terjadi padaku? aku masih terlalu muda untuk merasakan semua penderitaan ini.
Aku hanya ingin hidup bahagia dan menjalankan semua aktivitas sebagaimana mestinya, aku juga mau bermain bersama teman-temanku. Aku mau bisa berkunjung ke acara festival, lalu bercengkrama riang.
aku tidak mau duduk di atas singgasana dan melihat banyak orang yang membencinya, terutama Ibu. aku ingin sekali melihat ibu mencintaku, aku sudah tidak mau melihat rasa bencinya lagi. jika aku naik tahta, maka aku yakin ibu sudah tidak mau melihatku sama sekali. lalu untuk apa aku hidup? jika kebahagiaan tidak aku temukan?.
"Kalau begitu minta penundaan Untuk upacara pengangkatanmu, kau bisa meminta pada dewan untuk menundanya." Kata Drakon lagi.
"Tapi tidak bisa, kerajaan harus stabil lagi. Harus ada yang mengisi kursi tahta dan memimpin kerajaan untuk melakukan tugasnya, harus ada yang menjadi Raja atau Ratu. jika kursi tahta tidak di isi, maka akan ada banyak keributan dan kerajaan akan goyah." Kataku memberitahu..
"Kalau begitu, berikan Kerajaan ini sementara waktu pada Ibumu. Jika kau memberikan pada ibumu, maka aku akan menjadi Raja dan bisa memimpin kerajaan milikmu, aku akan bertanggungjawab penuh dan kau bisa tenang setelahnya. Hanya beberapa saat, sampai kau siap menjadi seorang Ratu. aku yakin kau bisa membuat alasan dan di setujui oleh Tetua Dewan. Dan kau akan mendapatkan pelukan dari ibumu, kau tau? ibumu sangat ingin menjadi Ratu dan mendapatkan lagi nama baiknya, jika kau memberikan hal ini. maka ibumu pasti akan menyayangi dirimu, menjadikan kau anaknya dengan utuh." Aku yang mendengar kata kata pelukan ibu, langsung Tersenyum dan merasa bahagia. Apakah ibu akan benar-benar memeluk diriku? jika aku berikan Tahta ini sementara waktu?.
"Aku mau, jika ibu berjanji akan menyayangi diriku dan memelukku." Kataku pada Drakon, dan saat itulah Drakon langsung mengangguk dan tersenyum senang.
Aku merasa senang membayangkan kasih sayang ibu, tapi ada satu sisi dimana perasaanku terasa aneh dan menolak permintaan ini.