- Masih Berduka -
Via terdiam lama, wajah imutnya mulai memelas merutuki kejadian ini semua. Shandy yang melihatnya tidak tega, ia pun duduk mendekat mengusap pelan pucuk kepala Via dan membawa ke dekapannya.
"Gue tahu perasaan lo, ini memang berat buat lo. Tapi lo nggak mungkin sedih terus kayak gini. Tunjukin ke nyokap mbokap lo kalo lo tuh kuat. Kalo lo sedih,nangis kaya gini nanti mereka juga ikut sedih" ucap Shandy pelan
"Gue belum siap, cepet banget mereka ninggalin gue.. hiks..hiks..hiks.." ujar Via menangis di dada bidang Shandy
"Sudah jangan nangis lagi. Gue yakin lo jauh lebih kuat dari gue. Hati lo pasti tegar!" sahut Shandy melepas pelukannya,memegang ke dua Pipi Via menghapus air mata yang mengalir dari manik mata indah itu.
"Lo mandi, ganti baju gih, terus ntar nyusul ke bawah" tukas Shandy lagi
"Gue keluar dulu" sahut Shandy lagi
"Lo tungguin gue di sini" pinta Via pelan mengusap matanya yang lembab
"Tapi lo jangan macem-macem!" tukas Via lagi, memperingati dengan telunjuknya
"Kalo gue macem-macem gimana, kita kuma berdua lho di sini. Gue tinggal kunci pintu terus gue bakal…..." sahut Shandy dengan wajah mesumnya
"Awas aja kalo lo berani! Mendingan lo keluar aja deh" ujar Via cepat
"Nggak,nggak.Gue nggak bakalan ganggu lo. Gue bakal duduk anteng di sini, udah sana lo mandi!" tukas Shandy
"Nggak usah nangis lagi di kamar mandi! ujar Shandy mengacak- acak rambut Via brutal
"Ishh rambut gue!"
"Iya-iya bawel banget sih" tukas Via lagi. Ia mulai beranjak berdiri dari nakasnya menuju kamar mandi
Demi apapun, dalam hatinya sejak tadi ia menemukan sisi lain dari cowok itu. Hari ini ia memperlakukannya sangat baik,bahkan ia tidak melontarkan kata-kata kasar sama sekali padanya.
Shandy berbaring di kasur empuk Via, memandangi langit-langit kamar dan melihat sekeliling kamar Via yang di hiasi banyak sekali poster-poster oppa-oppa korea. Ia baru sadar dari tadi ia disini, ternyata rame banget hiasan-hiasan,gambar-gambar,poster-poster di kamar Via. Kamar yang baru di renovasi dua minggu yang lalu itu tampak sangat ramai tapi menakjubkan. Kamar yang cukup luas, berbentuk segi empat simetris .Dinding sebelah kiri di penuhi dengan foto-foto "HARRY POTTER" ada poster-poster pemain film harry potter disana. Ada juga poster besar foto harry potter dan semua pemain. Semua tokoh pemain,ia rasa di pajang semua memenuhi dinding itu. Dan di sebelah kiri poster terdapat foto bertulisan "JK.ROWLING" penulis novel harry potter, dari sinilah Shandy baru tahu bahwa Jk.Rowling yang membuat novel seri misteri sihir itu.
Dinding yang berada di sebelah kanan, terdapat foto-foto kecil, jam dinding, rak besar yang berisi boneka-boneka bertulisan BT21. Ada juga album-album yang berjajar di sana. Dan ada tulisan besar WE ARE ONE EXO AND BANGTAN SONYEONDAN. Dan juga poster-poster,foto-foto di bawah tulisan itu. Banyak sekali foto member-member groub band asal korea yang di tempel di dinding itu.
Tepat di dekat balkon, ada sebuah meja belajar yang sengaja cover luarnya di desain seperti tulisan rumus-rumus fisika. Ber alas warna putih dan rumus-rumus itu bertulisan hitam. Banyak buku-buku besar tertata rapi di sana, ada 3 figura kecil yang berdiri di meja itu. Shandy pun mendekat ke meja tersebut, mendapati 1 foto Via bersama keluarganya, foto bersama Syila dan juga Dita dan fotonya sendiri.
"Heh lo ngapain megang foto gue!" sahut Via berjalan mendekat
"Gue cuma lihat-lihat aja,galak banget dah!" sahut Shandy membalikkan badannya
"Masih untuk nggak gue berantakin, mau gue obrak-abrik nih?" ujar Shandy mengambil posisi tangannya yang akan mendepakkan barang-barang di meja itu.
Dengan sigap Via berlari dan mencegah tangan Shandy. Dengan jarak yang sedemikian dekatnya, Via baru sadar ia memegangi tangan Shandy dengan kuat dan menetap matanya lekat. Sangat dekat.
"Cewek ini masih aja tetap cantik" batin Shandy
"Tanpa make up, dan habis mandi. Wajahnya tetap imut dan cantik" batinnya lagi
"Nih cowok kenapa random banget sih, kenapa sikapnya gini sih! Mendingan gue ngadepin sifatnya yang ngeselin kayak biasanya" batin Via
"Woy!" ujar Shandy mengagetkan lamunan Via
"Udah sana lo ganti baju cepetan, terus ke bawah! tukas Shandy lagi
"I..iya bentar" sahut Via
************
Shandy menuntun bahu via menyusuri tangga ,dan mengantarnVa mendekat ke jenazah nyokap juga mbokapnya.
"Papa.. maafin Via belum bisa buat papa bangga sama Via" sahut Via pelan
" Bun… Via sayang sama bunda, bunda baik-baik ya disana. Maafin Via yang belum bisa buat kalian bangga sama Via hiks..hiks.." ujar Via lagi
"Lo yang sabar ya Vi" sahut Dara mengelus pelan bahu Via. Syila dan Dita juga ikut menenangkan Via. Kemudian mereka semua ikut mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya
*****************
Setelah kepergian orangtuanya, Via di izinkan untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah selama 3 hari. Dan selama Via di rumah, ia tidak tahu bahwa pengumuman liburan akhir tahun sudah di umumkan.
"Vi lo gimana, udah mendingan?" tanya Syila di telfon
"Sudah kok" jawab Via
"Lo kesini gih, gue ada di kafe deket taman!" pinta Syila
"Oke deh,sekalian gue refreshing. Gue siap-siap sekarang" sahut Via langsung menutup telfon itu sepihak
Singkat waktu Via sampai di kafe tempat Syila biasa nongrong bersama teman-teman lamanya.
"Eh Vi, sini duduk!" panggil Syila
"Lo sendiri?" tanya Via mulai duduk
"Nggak, tadi gue sama temen SMP tapi udah pada pulang" ujar Syila
"Gimana lo sekarang, udah nggak murung-murung lagi kan?" tanya Syila
"Sedikit ada perubahan lah" ujar Via
Beneran lo ngajak gue?" tanya Via yang terlihat sangat antusias dengan ajakan Syila
"Iyalah, ntar ajak Dita juga,kita bertiga kesana bareng-bareng. Seru banget pasti!" ujar Syila girang
"Jadi nggak sabar deh gue,hahaha" sahut Via senang
"Iyanih, ntar gue urus semua. Besok langsung berangkat!" sahut Syila semangat
"Eh gue ke toilet bentar ya" tukas Via yang tiba-tiba kebelet
"Yaudah sana cepetan, eh gue pesenin makanan ya" sahut Syila