Harsa tidak menyangka Mona melafalkan ini, "Mona, bagaimana kamu tahu bahwa kasihan para petani, kamu belum pergi ke sekolah."
Mona bahkan tidak memberitahunya apa yang dia pelajari dengan kakak laki-lakinya. Dia tidak berharap ini berdampak besar pada Harsa. Pada saat ini, lelaki kecil itu diam-diam bersumpah di dalam hatinya bahwa dia harus belajar dengan baik di masa depan. Biar dia tidak kalah pandai dengan adiknya.
Sesampainya di rumah, Dewi sudah pulang lebih awal, "Bibi, masuk dan beristirahatlah, apa kamu sudah menemui Paman Ji?"
Wanita tua itu tersenyum dan mengangguk, "Situasinya cukup baik setelah aku melihatnya sendiri, kali ini aku lega."
Harsa mengangkat telur angsa yang dia ambil tinggi-tinggi, "Bibi, lihat ini. Kami akan memberimu telur angsa, kami mengambilnya di luar."
Dewi menyentuh wajah imut anak kecil itu, "Harsa sangat cakap, bibi akan memberimu tumis telur di siang hari nanti."