Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bheem Bomma Padam

Tunangan Iblis

Kisah seorang pria yang membawa maut dan gadis yang menyangkalnya. ---- Di gunung berhantu di kerajaan itu, mereka bilang ada seorang penyihir yang tinggal. Dia terlahir sebagai putri. Tapi bahkan sebelum dia dilahirkan, pendeta telah menyatakan dia terkutuk dan menuntut kematian dia. Mereka meracuni ibunya untuk membunuh bayi sebelum dia lahir, tapi bayi itu terlahir dari ibu yang sudah mati—seorang anak yang terkutuk. Berulang kali, mereka mencoba untuk membunuh bayi itu tapi dia secara ajaib selamat dari setiap percobaan. Setelah menyerah, mereka meninggalkannya di gunung berhantu untuk mati tapi dia tetap bertahan hidup di tanah tandus itu—Seorang penyihir ‘Kenapa dia tidak mati?’ Bertahun-tahun kemudian, orang-orang akhirnya muak dengan penyihir itu dan memutuskan untuk membakar gunung itu. Tapi Setan datang untuk menolongnya dan membawanya pergi dari tempat yang terbakar itu, karena mati bukanlah takdirnya bahkan saat itu. Draven Amaris. Naga Hitam, yang memerintah atas makhluk supranatural, Setan yang tidak ada yang ingin melintasi jalannya. Dia membenci manusia tetapi gadis manusia tertentu ini akan menariknya ke arahnya kapan saja dia dalam bahaya. ‘Apakah dia benar-benar manusia?’ Dia membawa manusia itu bersamanya dan menamai gadis misterius yang tangguh ini “Bara”, potongan arang yang menyala dalam api yang sedang padam. Sebuah jiwa tercemar dengan balas dendam dan kegelapan neraka, akan bangkit dari abu dan memenuhi rasa dendamnya. ------ Inilah buku kedua dari seri Setan dan Penyihir. Buku 1 - Anak Penyihir dan Putra Setan. Buku 3 - Tunangan Setan. Semua buku saling terhubung satu sama lain tapi Anda bisa membacanya sebagai kisah mandiri.
Mynovel20 · 11K Views

Vanessa Lynx

“Tidak peduli seburuk apa kita di mata mereka dan bagaimana mereka merendahkan kita, apapun yang terjadi di masa depan akan bergantung pada pilihan-pilihan kita. Bukan orang lain. Jadi biarkan saja. Jangan dengarkan mereka.” -Raihan- Raihan adalah penyelamat hidupku yang pertama. Ketika usiaku 15 tahun dan aku hampir mati rasa. Waktu itu, tidak ada kehangatan dalam duniaku. Semuanya membeku. Sejauh mata memandang, aku hanya melihat warna hitam dan abu-abu. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan di dunia yang seperti itu. Sampai suatu hari Raihan datang mengulurkan tangan padaku. "Apa kau keberatan jika aku menjadi temanmu?" tanyanya. Aku menggeleng samar dan kami pun menjadi teman. Sejak saat itu, dunia tempatku tinggal tidak lagi menyeramkan. Pelangi bermunculan setelah hujan. Kunang-kunang beterbangan, dan dunia yang gelap itu pun berubah menjadi tempat yang sangat nyaman. Terang, hangat, dan penuh warna. Sayang, kehancuran datang disaat yang paling tidak kuinginkan. Telalu cepat bahkan sebelum aku bisa bersenang-senang. Raihan menghilang dan semua lampu di duniaku padam. Lalu aku dipaksa untuk melanjutkan hidup dalam kegelapan. Sendirian. Waktu berlalu dan aku mulai terbiasa dengan keadaan –kegelapan, dan kesendirian. Sampai suatu ketika seseorang datang dan mengajakku untuk melihat dunia luar. Aku menolak. Aku memilih untuk tetap tinggal di dunia yang gelap berteman kesendirian. "Kenapa?" tanyanya. Tapi aku hanya diam. Bukan karena aku tidak mau melihat dunia yang dia ceritakan. Dunia luar yang indah dan banyak teman. Tapi aku takut melangkah ke luar. Jika nanti aku mengiyakan ajakannya dan menjadi nyaman berada di luar, aku takut kejadian sebelumnya akan terulang. Aku takut dia menghilang dan meninggalkanku sendirian. Seperti Raihan yang mengubah duniaku menjadi lebih menyeramkan. "Meskipun nanti ketika aku tidak ada, kau tidak akan sendirian. Kau akan menemukan banyak teman di sana." Bujuknya. Aku berpikir cukup lama untuk memutuskan. Tapi akhirnya aku menyetujui ajakannya. Aku melangkah ke luar, meninggalkan dunia yang gelap tanpa kehangatan. Dunia tempat aku mengjalani hidup sendirian. Seperti sebuah festival perayaan, dunia di luar sangat meriah. Ada banyak makanan dan minuman. Udaranya hangat dan wangi. Orang-orang pun menyanyi dan menari mengikuti alunan musik yang menggema di sana-sini. Aku suka tempat ini. “Kau tidak sendiri lagi sekarang.” Ujar seseorang yang mengajakku ke dunia luar. “Kau tidak harus menahan semua beban sendiri. Kau bisa berbagi dengan teman-temanmu di sini.” Aku tersenyum. Merasa sangat bersyukur karena memilih untuk pergi dari duniaku yang gelap dan beku. Di duniaku yang baru, hari-hari terasa begitu panjang dan nyaman. Aku sama sekali tidak merasa lelah meski harus melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu yang bersamaan. Aku memiliki banyak teman yang siap mendengarkan keluh kesahku. Mereka bahkan tidak keberatan jika aku meceritakan tentang masa laluku. Sayangnya, aku belum siap untuk itu. Aku tidak ingin mereka tahu bagaimana aku menjalni kehidupanku di masa lalu. Sendirian, dalam kegelapan. “Kau tidak perlu terburu-buru. Aku akan memberimu waktu sebanyak yang kau mau.” Kata seseorang itu. “Untuk apa?” “Untuk sembuh dari luka-luka lama.” Aku pun mengagguk setuju. Lambat laun aku mulai jatuh cinta dengan dunia baruku. Di sampingku, ada seseorang yang selau mengkhawatirkanku dan dia menjagaku dengan baik. Dia adalah seseorang yang mengajakku ke luar dari dunia lamaku yang gelap dan beku. Aku menyukai kehidupanku yang baru. Tentu saja, sebelum kematian merenggut semua kebahagiaan dariku. Saat aku mulai mempercayai teman-temanku dan hampir membuka diri pada duniaku yang baru.
Vanessa_Lynx · 1.9K Views
Related Topics
More