"Enggak Lea!" sahut Tisya dan Jey berbarengan.
"Kenapa enggak boleh?" tanya Lea dengan polosnya. Seakan-akan itu adalah hal yang biasa ditanyakannya.
Padahal bagi Jey dan Tisya itu adalah hal menyebalkan yang ditanyakan oleh Lea. Kenapa sih Lea sekeras kepala ini? Ia tak menyangka jika mempunyai teman sekeras kepala ini.
"Ya nggak boleh Lea. Jangan perjuangin Saturnus lagi. Udah segini aja kamu sakit karena Saturnus. Udah segini aja kejar dia. Gak perlu kejar Saturnus lagi, gak perlu. Banyak yang suka sama Lea. Lebih baik pilih salah satu dari mereka saja, jangan kejar Saturnus lagi Lea." ucap Tisya memberikan nasehatnya dengan perlahan pada Lea. Lea benar-benar keras kepala. Kalau begini terus pasti Lea akan sakit hati lagi. Ia sebagai sahabat tidak mau melihat sahabatnya sakit hati lagi. Ia begitu sayang pada Lea, juga Jey.