Tinggal sedikit lagi tubuh Icha beserta pisau tajam itu mendekat padanya, bayangkan saja hanya sejengkal lagi jarak pisau itu pada Tubuh Ara yang mengarah ke Jantungnya...
Dan tiba tiba terdengar suara teriakan "AAAKKKHHH!!!"
____________
____________________________________
Jika kalian mengira bahwa itu suara teriakan dari Icha, maka kalian salah besar.
Tanpa diduga oleh hantu tersebut, saat tadi ujung pisau nya sudah mengenai bajunya, Ara dengan refleks menghindar ke bawah dan berlari menjauhi hantu tersebut melalui celah kaki kecil Icha yang membuat tubuh yang dirasuki hantu itu malah terjatuh dari atas balkon karena kehilangan keseimbangan nya membuat hantu itu terkejut setengah mati "AAAKKKHHH" pekiknya
Namun sebelum tubuh Icha mendarat ke tanah hantu itu dengan sengaja menusukkan pisau nya ke jantungnya(jantung Icha maksudnya) terlebih dahulu.
Ara yang menyaksikan kejadian mengerikan itu seketika tubuhnya bergetar karena terlalu ketakutan melihat keadaan tubuh Icha yang sudah sangat mengenaskan.
Batu yang berasal dari aspal jalan menggores wajah,lengan serta kakinya. Pisaunya yang menancap di jantung. Dan kepalanya yang mengeluarkan darah. Sungguh banyak darah yang berserakan disana membuat Ara yang melihatnya langsung saja ambruk.
~~~
Perlahan lahan mata kecil Icha mulai terbuka, menampilkan suasana ruangan sepi yang bernuansa putih dan berbau obat-obatan, ya Ara tengah berada di rumah sakit.
Tubuhnya berusaha bangkit untuk duduk namun perutnya yang terasa sakit membuat Ia mengurungkan niatnya tadi.
Kalau kalian bertanya Mengapa perutnya jadi sakit? Jawabannya karena sewaktu Ara menghindar dari Hantu itu, tubuhnya sempat terkena sedikit goresan dari pisau yang diarahkan padanya itu. Walau tak begitu dalam lukanya namun tetap saja ada bekas goresan panjang dari letak Luar jantungnya sampai ke perutnya itu tertampang jelas.
Seketika Ara kembali menangis lagi, bukan karena kesakitan akibat luka yang terdapat pada tubuhnya itu, namun karena Ia mengingat kejadian yang kemarin tanpa di duga duga terjadi yaitu pada saat kematian Sahabat yang paling disayangi nya itu, Icha.
"Hiks hiks hiks i-ini s-semua g-gara g-gara Ara hiks I-Icha j-j-jadi h-hiks huaaaaa" tangisnya seketika pecah, membuat Orang tua Ara yang baru saja dari ruangan administrasi rumah sakit seketika masuk ke dalam ruangan tempat dia dirawat itu, kedua orangtuanya serta Abangnya pun membujuk Ara agar berhenti menangis.
Namun hasilnya nihil, Ara terus saja menangis, menyalahkan dirinya dan berasumsi bahwa dia lah yang membunuh Sahabatnya sendiri.
Jika saja Ia tidak menghindar dari tusukan hantu itu, mungkin saja Icha masih bisa selamat, pikirnya. Lebih baik Dirinya yang mati daripada Sahabatnya yang malah menjadi korban, sungguh Ia sangat menyesal.
Sampai sampai Ia mengacaukan ruang inap yang ditempatinya, tidak perduli rasa sakit yang terus menyerang tubuhnya, Ara terus saja menggila membuat Semua yang ada di ruangan itu kalut dan terus saja menekan tombol khusus yang tersedia disana untuk memanggil dokter "Pah dimana dokternya?!?!"
"Tunggu sebentar lagi Mah dia pasti akan datang" ucap Arion yang sama paniknya dengan istrinya itu.
Selang beberapa detik dokter pun segera datang menyutikkan Ara yang tengah di peluk erat oleh Ester, Ibunya agar tidak kemana mana dengan obat tidur.
Tubuhnya yang sedari tadi terus saja bersikeras lepas dari kungkungan ibunya itu seketika perlahan mulai melemah, sayup-sayup Ia masih dapat melihat sesosok anak laki laki yang berada di unjung ruangan itu tengah melihat ke arahnya dengan senyuman yang tertampang di wajahnya.
Namun setelah itu semuanya menggelap, Ia sudah memasuki ke alam mimpi, yaa Ara akhirnya sudah tertidur membuat semua orang yang ada di sana mulai merasa lega.
____________
______________________________________
Hai guys aku up lgi, aku kirain gk ada yg tertarik bca disini tpi ternyata byk bgt yg bca mksh bykðŸ˜ðŸ§¡ðŸ§¡