Dia awalnya memiliki niat mengirim undangan ke Alana, bukan mendapatkan hasil yang tidak dia inginkan!
Dia hanya ingin Alana melihat dengan matanya sendiri, jika pada akhirnya yang dipilih Reynaldi adalah dirinya, Eva. Hanya Eval-lah yang layak untuk berada di samping Reynaldi.
Reynaldi menatap wajah Alana yang berantakan karena menangis.
"Pergilah ke kamar mandi, dan basuh wajahmu. Riasanmu menjadi berantakan."
"Hah? Benarkah?" tanya Alana cemas.
Alana yang masih sesegukan mengeluarkan ponselnya dan melihat wajahnya sendiri di kamera ponsel nya … Benar apa yang dikatakan Reynaldi, wajahnya terlihat sangat berantakan …
Reynaldi terdiam menatapnya dan berkata, "Apa kau tidak pergi?"
"Baiklah!"
Alana meletakkan ponselnya kembali dan berjalan ke arah kamar mandi dengan segera.
Ketika dia pergi, Reynaldi berbalik dan menatap Eva. "Gadis pintar sepertimu, yang selalu teliti, bagaimana kau bisa lupa?"
"Reynaldi ... apa maksudmu?" tanya Eva.