Leo Aditama adalah penerus satu-satunya dikeluarga Aditama. Ia anak yatim piatu sejak dirinya masih kecil karena orang tuanya mengalami kecelakaan lalu lintas. Kakeknya hidup sebagai duda sejak 10 tahun yang lalu. Bagi Leo oma dan opanya adalah orang tua dirinya juga, ia bersyukur di rawat dengan begitu baik walaupun opa sangat keras kepada dirinya.
Tapi bukan masalah baginya, buktinya sekarang ia mampu menjadi pengusaha muda yang bisa di andalkan oleh opanya. Malam ini ia berniat akan tidur di rumah sakit dan seklian mengecek peempuan yang menjaga opanya itu.
Sebelum ke rumah sakit Leo mampir untuk membeli beberapa makanan untuk stock Rani juga. Ia membelikan roti rasa dan beberapa cemilan yang mungkin di sukai anak seumurannya. Sampainya di rumah sakit banyak yang menyapa dan tunduk hormat padanya. Rasanya seperti di rumah sendiri karena sang opa langganan sekali masuk rumah sakit.
Leo masuk ke dalam ruangan opanya ia mendengar gelak tawa opanya yang sangat jarang sekali terdengar.
"Ah kamu bisa saja, sulit menajdi perawat?" tanya Opa Dery ke Rani.
"Karena Rani suka dan mau, jadi gak ada yang sulit opa" kata Rani sambil mengupas apel untuk opa Dery.
"Assalamu'alaikum" kata Leo membuat mereka berdua menoleh. Rani langsung bangun dari duduknya dan nunduk hormat.
"Wa'alaikumssalam" jab Opa dan Rani bersamaan.
Leo meletakkan makanan yang ia bawakan dan meminta Rani memasukan ke kulkas depan dan siapkan beberapa untuk opa.
"Baik-baik aja opa?" tanya Leo sayang dengan usap tangan opanya.
"Baik karena ada Rani, cucu opa sendiri sibuk" keluhnya.
"Leo banyak kerjaan opa gak bisa ditinggal hari ini" kata Leon memberikan penjelasan ke opanya.
"Perushaan kan milik kamu, kenapa gak di tunda atau nyuruh orang lain?" tanya opanya.
Rani yang sedang membereskan makanan mendengarkan saja keluahan opa Dery ke cucunya. Sebenarnya ia juga ingin tahu sekaya apa keluarga Aditama. Tapi kalau kaya tapi tidak Bahagia untuk apa, ia bersyukur hidupnya pas-pasan tapi masih bisa kumpul dengan ibu dan bapak di rumah.
"Yaudah opa sekarang L eon ada di sini udah" kata Leo pegel sekali mendnegar opanya merengek di saat dirinya sedang capek kayak sekarang.
"Iya untung ada Rani jadi opa tidak kesepian" katanya.
"Opa makan buah sama Rani dulu ya, biar mas Leo mandi istirahat dulu" kata Rani melihat wajah Leo yang Lelah sekali.
Opa tidak menjawab dan meminta Rani untuk mengambilkan buah. Dengan sikap opa yang seperti itu Leo langsung bangun dan mandi saja. Untuk malam ini ia akan menjaga opa juga di sini, tidak mungkin ia membiarkan opa di rawat begitu saja lepas tangan dengan Rani yang notabennya orang baru.
**
Kehidupan seorang Rani tidak sebagus dan semulus oran lihat. Berpendidikan tinggi di dunia kesehatan membuat harga kedua orang tuanya habis-habisan. Ditambah masa pandemic seperti ini sungguh membuat yang miskin semakin miskin dan yang kaya mungkin juga akan jatuh miskin. Tapi pendidikannya harus tetap jalan hingga akhir. Ia ingin selesai tepat waktu bersama dengan teman-temannya.
Rani mempunyai pacar yang sudah bekerja tapi sekarang ini juga keadaannya tidak bisa di bilang baik. Ibu dan bapak Rani di rumah juga tahu dan kenal siapa lelaki itu anak yang cukup baik dan sopan hingga detik ini.
Ponsel Rani berbunyi saat sedang menonton tv bareng denagn Leo dan Opa Dery.
"Siapa Rani?" tanya opa Dery.
"Sebentar ya opa Rani angkat dulu" katanya lalu ia pergi ke ruang tamu yang ada di depan. Dari tatapan mata Rani benar-benar terlihat senang sekali. Tapi karena Leo bukan orang mau ikut campur ia tidak peduli.
"Halo" kata Rani.
"Kamu dimana? Aku ke rumah kata bapak kamu kerja gak pulang" kata lelaki di sebrang sana.
" iya maaf aku lupa ngabarin kamu, Uty tadi pagi ngirim pesan gitu soal info kerjaan. Aku langsung siap-siap dan sekarang di rumah sakit" kata Rani. Ia lupa kalau seharian ini belum mengabari Kino selaku pacarnya.
"Bilang aku khawatir jadinya kalau kayak gini" kata Kino bernapas lega.
"Iya maaf, kamu masih di rumah sekarang?" tanya Rani.
"masih tapi mau pamit lagi, besok aku banyak kerjaan juga" kata Kino.
"Yaudah kalau gitu hati-hati ya. Besok kabarin kalau udah berangkat kerja" kata Rani menutup telpon.
Saat hendak berbalik dan mengecek onselnya ia kaget karena menabrak beda keras seingatnya tidak ada tembok di dekat dirinya.
"Aduh" kata Rani mengusap kepalanya.
"Pacar kamu?" tanya Leo ke Rizka.
"eh" kata Rizka mengerjapkan matanya.
"Iya mas" jawab Rani sedikit malu.
"Kerja?" tanya Leo.
Rani mengangguk menjawab pertanyaan Leo.
"Baguslah, udah sana tidur awal besok pagi-pagi sekali saya harus ke kanyor lagi. Malam ini saya yang jaga dekat opa, kalau tidak ada saya kamu jaga opa di ruangan bukan di kamar situ" kata Leo dengan badan tegapnya.
"Iya mas" jawab Rani, aura berbicara dengan Leo lebih menakutkan saat bersama dengan opa Dery.
Leo menatap Rani dari belakang, anak yang cukup baik dan sopan . disaat anak-anak seumuran dengannya masih mementingkan main tapi ia rela untuk bekerja dan hasil kerjanya mungkin juga bukan untuk dirinya foya-foya.
Leo langsung menuju sofa yang ada di dekat bangkar opa dan memeriksa beberapa kerja. Selama pandemi ini memang cukup banyak pekerjaan yang ia bawa ke rumah. Itu juga karena opa belakangan ini manja sekali dneagn dirinya.
Mungkin benar apa kata orang kalau umur semakin tua ia akan balik lagi menjadi anak kecil. Manja dan sifat menyebalkan orang lansia tapi sepertinya melebihi anak kecil.
Beberapa dokumen yang dipegang Leo membuat kepalanya berdenyut nyeri. Selama pandemi banyak sekali penurunan dan ia mungkin tidak akan tega untuk mealkukan pengurangan pekerja di kantornya.
"Mas belum tidur?" tanya Rani saat dirinya keluar kamar untuk mengecek opa.
"Belum, kenapa kamu keluar kamar?" tanya Leo.
"Mau cek opa, opa bilang selama di rawat kalau malam suka mengigil" kata Rani.
Leo diam tidak menjawab atau melarang baru kali ini ia mendengar kata-kata itu. Opa sebelumnya tidak pernah bilang apapun kepada dirinya. Ia melihat Rani yang memakai handsanitizer lalu mengambil thermometer.
"Berapa ?" tanya Leo ke Rani.
"37,5" jawab Rani.
"demam?" tanya Leo.
"sedikit demam, mas Leo aja yang di akmar biar Rani yang di sini. Opa mau Rani kompres sama air putih banyak kalau opa bangun" kata Rani.
Leo masih menatap takjub ia pikir Rani akan menjaga opa saja bukan merawat seperti ini. Karena semuanya sudah di sediakan oleh pihak rumah sakit.
**
Salam sayang
Cerita kedua ini mungkin yang merasa masih gitu-gitu aja minta masukannya ya. Konflik akan slow banget di judul kali ini semoga kalian suka.