Pagi harinya Leon keluar dari kamar dengan keadaan lebih segar ia mendengar juga opanya sedang mengobrol dengan Rani. Opa bukan orang yang mudah untuk akrab dengan seseorang apalagi perempuan. Bahkan dengan beberapa teman perempuan yang ia bawa sering kali opa menunjukan hal yang tidak ia sukai, entah bersikap sinis atau bahkan di kerjain membuat semuanya tidak maul ai bertemu dengannya.
Leon menghampiri mereka, membuat keduanya menajdi diam langsung.
"Pagi mas" kata Rani sopan menundukan kepalanya.
"Ya, pagi, opa baik-baik aja?" tanya Leon langsung ke opanya.
"Lebih baik, karena ada teamn untuk ketawa. Kalau sama kamu hanya tegang terus membahas bisnis" kata opanya.
Leon hanya diam tidak menanggapi memang setelah neneknya pergi keduanya hanya akan mengobrol soal pekerjaan saja.
"Hari ini Leon harus ke Surabaya ada project, opa Leon tinggal gak masalah?" tanya Leon sebenarnya izin juga si. Padahal ia belum sepenuhnya yakin dengan Rani. Karena melihat dari kemarin Rani sosok yang tidak lepas tanggung jawab membuat ia ebrnai meninggalkan opanya di sini.
"Gak amslaha pergi saja, jaga perushaan untuk opa dan kelak kelaurga kamu. Opa sudah ada Rani yang menemani" kata opanya.
"Kmau bisa saya percaya?" tanya Leon ke arah Rani yang sedari tadi menunduk saja mengupas buah untuk opa.
"Bisa mas, nanti perkembangan opa juga Rani kabarin ke mas" kata Rani sopan.
"Yasudah kalau gitu, Leon pulang dulu opa mau bersiap untuk ke Surabaya" kata Leon lalu menyalim tangan opanya dan keluar dari ruangan rawat opa.
Sedangkan Rani terus menatap punggung Leon yang hilang di balik pintu membuat opa mengernyitkan dahinya bingung.
"Kmau suka dengan Leon?" tanya opa langsung, membuat Rani tersadar kembali.
"Eh, gak opa hanya aja kenapa mas Leon sedikit dingin dengan Rani ataupun opa" kata Rani menyampaikan perasaannya sejak ia bertemu dengan Leon di lobby hingga detik ini.
"Leon hanya merasakan kesepian dan kehilangan yang terus menerus. Lagi pula juga ia sellau di manfaatkan oleh perempuan-perempuan yang tidak benar itu" kata opa mengomel.
Jelas karena umur ia bisa tahu mana yang tulus, dan mana yang hanya ingin mendapatkan harta dirinya dan Leon. Hingga detik ini pula juga Leon belum menemukan perempuan yang memang bisa membuat dirinya menghangat. Kehilangan orangtuanya dan neneknya membuat Leon amat snagat merasakan kehilangan.
Dari dulu juga ia tidak punya teman banyak karena memang dirinya selalu membatasi diri dengan orang lain. Ia membuat pager membatas yang benar-benar tidak mudah di tembus oleh orang banyak. Sama speerti mencari orang untuk opanya. Ia harus meyakinkan benar-benar dirinya akan ada orang baru di sekitar dirinya.
"Mas Leon sellau dingin gitu opa ke setiap ornag ?" tanya Rani penasaran.
"tidak smeua kalau udah kenal dan tahu bagaimana Leon, ia tidak akan sedingin itu. Ia bersikap dingin ke opa karna ada kamu aja kalau tidak, ia akan sedikit lembut" kata opa dengan sedikit senyuman kecil.
"Semoga mas Leon cepat dapat yang bisa ngertiin mas Leon ya opa" Do'a Rani . memuat opa mengaminkan saja.
Karena ia mau di saat dirinya pergi dari dunia ini, Leon tidak lagi sendiri. Tentunya ia harus sudahpunya pasangaan untuk ia bisa pulang dan berkeluh kesah.
**
Leon sudah sampai surbaya sedari siang sementara di sini sudah menunjukan pukul 7 malam. Ia sudah beberapa kali mendapatkan kabar tentang bagaimana perkembangan kesehatannya opa nya. Dlam dua hari ini selama Rani yang menjaga tidak ad ahal yang membuat dirinya khawatir.
Maka dari itu ia sangat bersyukur kalau memang Rani cocok dnegan opa. Jadi mungkin ia akan lebih tenang kalau berpergian seperti ini.
Ponslenya berdering nama Rani yang muncul membaut ia langsung mengangkatnya.
"Halo ad apa menelpon saya ?" tanya Leon langsung.
"Gak mas cuma ngabarin doang, tadi kata dokter opa udah bisa pulang besok siang. Terus besok Rani harus kayak gimana mas? Apa ikut opa pulang atau pekerjaan Rani sudah selesai?" tanya Rani.
Karena kan perjanjiannya hanya menjaga selama di rumah sakit. Itu artinya kalau opa sudah smebuh dan boleh pulang maka pekerjaan Rani selesai juga.
"Besok pagi saya kabari, untuk mala mini jangan lenggah menjaga opa supaya besok opa bisa pulang ke rumah. Perhatikan juga demam opa untuk mala mini" perintah Leon.
"Iya mas, baik. Nanti Rani kabarin lagi kondisi opa ke mas Leon" katanya.
Sambungan telpon dimatikan, Leon membuang napasnya lelah. Kalau opa sudah di rumah tandanya ia harus ekstra menjaga opa, kadang kelalaian penjaga atau dirinya membuat opa terus menerus masuk rumah sakit. Penyakit opa juga sudah bukan 1 atau dua saja sudah masuk ke dalam komplikasi.
Mau tak mau ia harus meneyelesaikan smeua pekerjaan hingga siang besok. Agar Rani hanya menjaga opa hingga sore di rumah dan selanjutnya ia yang akan mengurus opa di rumah. Padahal ia di Surabaya mempunyai waktu hingga lusa tapi apa daya kalau memang rencana harus lebih dulu di selesaikan.
Semenatar itu Rani setelah menyelesaikan laporan kondisi opa ke Leon ia melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya. Walau terkadang materi yang diberikan saat online seperti tidak terllau masuk ke otak. Tapi tugas tetap saja berjalan selayaknya bagaiamna menumpuk.
Mau mengeluh juga sepertinya ia tidak pantas karena ini semua kemauan dirinya dan ia harus menyelesaikan juga bukan?
**
Salam sayang
Webnovel
Cerita ini akan selow update jadi tetap terus pantengin notif ya masukin juga ke daftar pustaka thank you sayang.