Chereads / KARA / Chapter 4 - BAB 4

Chapter 4 - BAB 4

Kalau berbagi bisa bikin lo lebih ringan, kenapa harus ditanggung sendirian si.

*

*

*

Kesiangan adalah hal buruk bagi Rizka. Hari ini Rizka bangun pukul 5 lewat dengan kecepatan kilat Rizka segera mandi dan bersiap-siap. Meja makan tampak sepi saat Rizka turun kebawah. Papanya memang jarang pulang kerumah karena kesibukkannya dikantor. Rizka hanya sempat meminum susu karena Althar sudah didepan rumah.

"Kesiangan?" tanya Althar karena tidak biasanya Rizka terlihat buru-buru.

"Iya alarmnya gak gue atur terus juga mama gak dirumah" jawab Rizka sambil memakai sepatu.

Althar hanya menganggukkan kepalanya, lalu setelah Rizka selesai mereka menuju motor Althar , ia menyodorkan helm ke Rizka.

"Udah , ayo jalan " ajak Rizka.

***

Tiba di parkiran yang mulai tampak ramai, banyak pasang mata yang melihat kearah Rizka dan Althar. Althar yang cuek hanya mengabaikan tatapan itu. Beda dengan Rizka yang merespon dengan senyuman manisnya. Mereka berdua jalan menuju ruangan osis yang sudah ramai dan sibuk buat acara penutupan. Rizka segera menghampiri Zaky yang tampak sibuk dengan laptop. Althar setelah menaruh tas di ruangan osis ia pergi menuju aula. Sampai bel masuk berbunyi Rizka masih sibuk dengan laptop. Sehingga tiba-tiba tangannya ditarik oleh Althar.

"Mau ngapain si Al? Tugas gue belom selesai ih" ucap kesal Rizka kepada Althar.

"Kantin " jawab Althar .

"Ngapain? " tanya Rizka polos.

"Makan" jawab Althar.

"Ya gue juga tahu tapi gak perlu ditarik juga kali" keluh Rizka.

Althar tidak menjawab hanya diam saja.

Rizka hanya mengerut kan bibir mungilnya. Dia pun jalan sambil menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil. Sesampainya dikantin yang sepi Althar langsung memesan nasi goreng dan 2 gelas teh manis. Karena kantin sepi jadi tidak usah ditunggu nanti akan diantar oleh mang ujang. Rafka yang melihat Althar bersama Rizka dikantin merasakan kelenjar tidak suka, entah perasaan apa itu.

Makanan yang dipesan oleh Althar sudah ada dimeja. Tetapi Rizka sudah tidak berselera untuk makan. Badannya mungkin dihadapan Althar tetapi tidak dengan jiwanya yang entah kemana. Althar yang menyadari kalau Rizka sedang melamun hanya bisa menghela napas dengan kasar. Ini udah kesekian kalinya Rizka melamun saat sedang bersama Althar.

"Makan " tegur Althar.

"Hah? Apaan Al?" tanya Rizka.

"Makan" Ucap Althar tegas.

"Iya. Gue makan "

Selama Rizka makan tidak ada obrolan sama sekali. Keduanya sama-sama diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

Setelah nasi goreng Rizka habis mereka segera menuju ruangan osis. Rizka kembali mengerjakan tugasnya yang tadi dia tinggal. Sedangkan Althar kembali lagi ke aula. Sejam berlalu tugas Rizka sudah selesai dia pun keluar ruangan menuju aula. Senyum manis yang biasa Rizka perlihatkan tidak semanis kehidupan remajanya. Dia sampai di aula dan banyak anggota osis disana. Karena sebentar lagi jam istirahat makannnya mereka berkumpul di aula. Acara penutupan akan dimulai 1 jam setelah bel tanda masuk istirahat.

Aulia yang sedang berlatih dengan Althar melihat kedatangan Rizka. Dia melambaikan tangan ke arah Rizka, Rizka yang melihat langsung berlari kecil ke arah Aulia. Disana juga sudah ada Zaky, Bagus dan Rafka. Rizka duduk disamping Bagus dan menyenderkan kepalanya dibahu kiri Bagus. Buat mereka sikap Rizka yang seperti itu biasa.

"Latihan dulu yuk 2 kali aja abis itu istirahat lagi ka " ajak Rafka.

"Hmm" deheman dari Rizka.

Rizka menegakkan kepalanya dan mulai latihan bersama Rafka. Sedangkan Bagus dan Zaky melanjutkan tugas mereka. Tidak terasa waktu sudah satu jam berlalu. Tidak lama lagi anak kelas sepuluh akan ke aula. Bel berbunyi bertanda bahwa kelas sepuluh akan turun ke bawah. Semua yang berada diaula bersiap-siap mulai dari penampilan dan ekskul. Untuk pembukaan acara ini ditampilkan Althar dan Aulia. Mereka berdua naik ke atas panggung. Althar yang siap dengan gitar akustiknya dan Aulia yang siap dengan mikrofonnya.

Petikkan gitar sudah mulai terdengar. Dan suara Aulia mulai terdengar.

Ku teringat hati

Yang bertabur mimpi

Kemana kau pergi cinta

Perjalanan sunyi

Engkau tempuh sendiri

Kuatkanlah hati cinta

Ingatkan engkau kepada

Embun pagi bersahaja

Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkan engkau kepada

Angin yang berhembus mesra

Yang kan membelaimu cinta

Kekuatan hati yang berpegang janji

Genggamlah tanganku cinta

Ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri

Temani hatimu cinta

Ingatkan engkau kepada

Embun pagi bersahaja

Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkan engkau kepada

Angin yang berhembus mesra

Yang kan membelaimu cinta

Ku teringat hati

Yang bertabur mimpi

Kemana kau pergi cinta

Perjalanan sunyi

Engkau tempuh sendiri

Kuatkanlah hati cinta

Ingatkan engkau kepada

Embun pagi bersahaja

Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkan engkau kepada

Angin yang berhembus mesra

Yang kan membelaimu cinta

Ingatkan engkau kepada

Embun pagi bersahaja

Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkan engkau kepada

Angin yang berhembus mesra

Yang kan membelaimu cinta

Kan membelaimu cinta

Setelah lagu itu selesai Althar dan Aulia turun dari panggung. Mereka kembali ke balik panggung . Dan selanjutnya adalah penampilan dari berbagai ekskul. Siswa siswi kelas sepuluh sangat antusias , karena memang banyak ekskul di SMA Gardala. Tidak terasa waktu sudah sore, penampilan terakhir akan ditutup oleh Rafka dan Rizka , dua sejoli SMA Gardala.

Semua adik kelas sangat menantikan penampilan Rizka dan Rafka. rambut Rafka acak-acakkan malah membut ia semakin menawan. Dan Rizka yang sangat cantik tidak luput dari siulan anggota osis serta adik kelas mereka.

Rafka yang sudah siap dengan gitar akustiknya dan Rizka dengan mikrofonnya. Intro mulai terdengar dari petikkan gitar yang dimainkan oleh Rafka.

ku tatap dua bola matamu

tersirat apa yang kan terjadi

kau ingin pergi dariku, meninggalkan semua kenangan

menutup lembaran cerita oh sayangku aku tak mau

ku tahu semua akan berakhir

tapi ku tak rela lepaskanmu

kau tanya mengapa aku tak ingin pergi darimu

dan mulutku diam membisu

salahkah bila diriku terlalu mencintaimu

jangan tanyakan mengapa karena ku tak tahu

aku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan aku

masihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi

Semua mata tertuju pada Rizka sama Rafka. Tetapi mata dua sejoli itu saling tatap dan saling mengunci satu sama lain. Seakan hanyut dengan nada dan makna dari lagu itu.

apakah yang harus aku lakukan

tuk menarik perhatianmu lagi oooh

walaupun harus mengiba agar kau tetap di sini

lihat aku duhai sayangku

salahkah bila diriku terlalu mencintaimu

jangan tanyakan mengapa karena ku tak tahu

aku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan aku

masihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi

salahkah bila diriku terlalu mencintaimu

jangan tanyakan mengapa karena ku tak tahu

aku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan aku

masihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi

(salahkah bila diriku terlalu mencintaimu

jangan tanyakan mengapa karena ku tak tahu) oooh

(aku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan aku) huuu oooh

(masihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi) lagi .

Sampai lagu selesai mata mereka masih saling tatap. Saat suara siulan dan tepuk tangan terdengar barulah mereka memutuskan kontak mata itu. Penutupan dari Rafka adalah akhir dari acara kegiatan MOS 3 hari ini .

"Perhatian semuanya. Karena hari ini hari terakhir kegiatan MOS. Gue selaku ketua osis SMA Gardala mengucapkan Selamat Datang di SMA Gardala bagi kalian anak kelas sepuluh. Dan terimakasih dari gue buat kerja keras Osis SMA Gardala yang membuat acara ini sukses sampai akhir"ujar Rafka.

Dan dibalas dengan tepuk tangan dari anggota osis dan kelas 10. Karena hari semakin sore maka Rafka membubarkan adik-adik kelasnya dan di pimpin oleh Althar.

"Untuk menutup kegiatan ini kita berdoa menurut keyakinan masing-masing. Bedoa dimulai" kata Althar.

Semua tampak berdoa dan menundukkan kepalanya. Setelah doa selesai mereka bubar buat kelas sepuluh. Bersih-bersih buat anggota osis. Sudah hampir satu jam untuk merapihkan aula. Anggota osis juga satu-persatu pulang, diaula tinggal beberapa saja anggota osis. Sedangkan Rafka dan Rizka merapihkan ruangan osis. Saat semua sudah selesai dan rapih barulah mereka pulang kerumah masing-masing.

Althar langsung menghantarkan Rizka pulang. Saat sudah di depan rumah Rizka terdengar suara mama dan papanya Rizka yang sedang bertengkar. Althar yang melihat dan mendengar kekacauan itu menatap Rizka.

"Lo gapapa? "tanya Althar santai.

"Kerumah Rafka aja deh Al, gue ada perlu sama bundanya hehe" jawab Rizka sambil mengalihkan pandangannya supaya Althar tidak bisa menatap mata Rizka.

"Yaudah. Ayo" ucap Ardi.

Selama perjalanan Rizka hanya diam. Dia lelah, cape dengan semuanya ini. Dia mau lepas dari beban ini, beban yang mengharuskan dia menyembunyikan semua air matanya selama ini. Sesampainya di rumah Rafka, Rizka meminta Althar langsung pulang saja tidak usah menunggu Rizka masuk kerumah Rafka. Althar menurut dan langsung melajukan motor besarnya menuju rumahnya.

Saat masuk ke halaman rumah Rizka mengetuk pintu utama. Setelah ketukkan ketiga pintu rumah kebuka. Rizka yang sudah tidak bisa menahan lagi air matanya dia segera memeluk orang yang membuka pintu itu. Yang dipeluk pun merasakan rasa khawatir, saat melihat Rizka menangis seperti ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

**

Vote jangan lupa.