Chereads / KARA / Chapter 3 - BAB 3

Chapter 3 - BAB 3

Semua yang terlihat baik-baik aja bukan mencerminkan kebahagiaan yang sebenarnya.

*

*

*

Malam ini tidak sesunyi dan sesepi seperti malam biasanya. Kedua orang tua Rizka lagi dan lagi bertengkar. Rizka yang sudah beranjak dewasa pun letih bukan hanya pendengarannya tetapi juga batinnya. Masa pertumbuhan yang harus dihadapin dengan masalah keluarga yang berat. Rizka anak tunggal dari pasangan Farhan Pradita dan Dona Herlina. Keharusan buat Rizka dewasa sebelum waktunya. Masalah keluarga yang sudah hampir 2 tahun ini tidak selesai,  k.arena kesibukkan mama dan papanya. Rizka yang malas dan cape untuk mendengarkan pun memilih untuk tidur . Tetapi air matanya tidak bisa ia bendung lagi. Air mata yang awalnya hanya setetes menjadi aliran dipipinya , dadanya juga menjadi sakit karena sesak . Tidak terhitung berlama ia menangis dan membuat matanya terpejam meninggalkan rasa sakit sesaat untuk beristirahat. 

Pukul setengah lima Rizka bangun dan segera mandi . Sesudah mandi Rizka melihat wajahnya dicermin. Mata sembab dan bibir pecah jauh dari Rizka biasanya. Mau tak mau Rizka memakai make up sedikit supaya menutupi matanya yang sembab. Setelah selesai dengan make up Rizka turun kebawah. Dia hari ini hanya membuat sandwich buat dia dan kelima sahabatnya. Dan tidak lupa membedakan mana buat Althar dan Aulia karena mereka tidak suka dengan sayuran. 

Bunyi klakson motor Althar sudah terdengar dan segera dia keluar rumah. Mama dan papanya belum keluar dari kamarnya makanya Rizka tidak usah pamit dan mendengar pertanyaan tentang matanya yang agak membengkak. Saat membuka pagar Althar berniat untuk pamit dulu tetapi Rizka mengatakan bahwa orang tuanya belum bangun. Althar segera memberikan helm untuk Rizka. Selama perjalanan menuju sekolah tidak ada yang memulai pembicaraan. Rizka dan Althar sama-sama bungkam. 

Setibanya disekolah mereka bertemu Rafka dan Aulia diparkiran. Dan Rafka akan selalu menyadari ada yang beda dari mukanya Rizka. 

"Mata lo kenapa ka? Abis nangis? " tanya Rafka.

"Hah? Engga ko. Ada-ada aja lo Raf " jawab Rizka dengan gugup. "Udah deh ayo masa ketos sama wakketosnya malah disini si" ajak Rizka mengalihkan perhatian. Karena Rizka tidak siap untuk ditanya-tanya oleh sahabatnya. 

"Kalau ada masalah cerita ya ka, jangan dipendem aja " ucap Aulia.

"Tenang aja ul pasti ko" balas Rizka. 

**

Mereka berempat jalan menuju ruangan osis.  Hari ini kegiatan dimulai jam 7 , sesampainya disana mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Hari ini kegiatan lebih banyak dilapangan supaya mereka saling mengenal seangkatan. Bel tanda masuk sudah berbunyi. Semua pj kelas sudah masuk keruangan masing-masing. Ruang osis tampak sepi hanya ada beberapa anggota yang ada disana. Ada yang sibuk membuat dekorasi buat hari terakhir, sibuk mengecek tugas perkelas, dan sibuk mengecek materi buat dikelas jam selanjutnya. 

"Ka kelapangan gamenya kasih tau seksi lapangan. Sekarang ya,  soalnya mempet waktunya lo ke Althar atau gak Bagus aja"  ucap Anto pada Rizka. 

"Oke to makasih ya" kata Rizka. 

Rizka segera menuju lapangan dan mencari Althar.  Setelah menemukan sosok Althar dia menghampirinya. Dan menjelaskan game buat dilapangan . Althar paham dan mengerti game yang dijelaskan oleh Rizka. Sekitar 15 menit lagi anak kelas sepuluh akan turun kelapangan. Semua anggota osis berkumpul dilapangan untuk membantu tugas dilapangan. Kelas perkelas memasuki lapangan dan berbaris sesuai kelasnya. 

Game dimulai semua mengikuti arahan dari Zaky . Mereka mulai melakukan apa yang diarahkan.  Dan hitungan ketiga banyak gumpalan kertas yang melayang. Karena gamenya adalah melempar name tag yang sudah dijadikan gumpalan bulat. Bagi yang menemukan harus dikembalikan ke yang punya.  Mereka saling berteriak nama yang ada di name tag. 

Saat semua anak kelas 10 berpencar, tidak sengaja salah satu dari mereka menyenggol Rizka kencang. hingga membuat Rizka jatuh, hal itu tidak luput dari pandangan Althar.

"aduh" kata Rizka .

"eh, maaf ka maaf" ucap Anak kelas 10 itu.

"Iya iya , gapapa ko" namun setelah itu

"aaa aduh" teriak Rizka lebih keras. membuat pusat perhatian beralih ke arahnya.

"kenapa?" tanya Althar.

"jari gue di injek nih" unjuk Rizka kepada Althar. benar sekali 2 jari Rizka merah dan sedikit bengkak.

"bangun. Ayo ke uks" ajak Althar.

"tapi kaki gue sakit" ucapnya pelan.

"nyusahin, lagi ngapain si ditengah lapangan" omel Althar. tapi gerakanya langsung menggendong Rizka menuju UKS.

semua itu tidak luput dari pandangan semua yg ada di lapangan. membuat sebagian orang iri dan kesana sekaligus.

Setelah game selesai mereka kembali kekelas dan anggota osis kembali ke ruangan. Tidak lama bel istirahat berbunyi.  Semua siswa dan siswi berhamburan di kantin dan koridor. Anggota osis pun sebagaian ada di ruangan dan ada yag dikantin. Sedangkan Rizka dan Althar masih di Uks. Althar mengompres jari Rizka dengan hati-hati.

dilain tempat.

"Mau nitip minum gak? Gue mau beli es teh manis mang ujang" tawar Zaky. 

"Yaudah pesenin aja enam kyy" jawab Bagus.

Zaky hanya menjawab dengan anggukkan dan berjalan menuju warung mang ujang.  Setelah menunggu 5 menit enam es teh manis sudah ada ditangan Zaky. Segera Zaky menuju meja dimana para sahabatnya sedang duduk. Sesampainya Zaky di meja mereka makan dengan diam dan setelah semua makanan minuman sudah habis mereka ngobrol bareng. Rafka mengajak 4 orang itu ke Uks untuk melihat Rizka dan membawakan makanan serta minuman.

didalam Uks

"ka Althar"

Althar menoleh mendapatkan adik kelasnya sedang berdiri sengan wajah tersipu malu. 

"Iya?" jawabnya.

"Ini aku mau ngasih hadiah buat ka Althar ,  dibukanya dirumah aja ya ka" ucap si cewe itu, sambil memberikan kotak berwarna merah maron itu. 

"Ini apan? Gak usah repot-repot " jawab Althar. 

"Udh ambil aja gak enak juga Al dia udah berani nyamperin lo" bisik Rizka. 

"Yaudah sini, makasih "kata Althar.

Adik kelas itupun tersenyum dan meninggalkan meja Althar dan Rizka Saat masuk ruangan, Zaky menyadari kotak Maroon tersebut. saat ingin menanyakan kotak itu . bel sudah berbunyi semua anggota osis masuk keruangan untuk mengambil materi bagi pj. Serta yang bertugas dilapangan mengambil peralatan buat dekorasi. Karena besok adalah hari terakhir,  anggota osis mepersiapkan persembahan buat adik-adik kelas mereka. 

"gue tinggal" Kata Althar.

"iya makasih ya" jawab Rizka

Seperti biasa soal penampilan Althar bersama Aulia,  Rizka bersama Rafka. Mereka juga sering tampil disekolah untuk mengisi acara-acara yang dibuat dilingkungan sekolah. Tiba-tiba hujan turun membasahi lapangan outdoor. Terpaksa untuk apel hari ini mereka menggunakan lapangan indoor. Bel bunyi menandakan jam pulang . Siswa siswi kelas 10 berjalan menuju lapangan indoor. 

"Semua udah ada dilapangan nih? " tanya Rafka. 

"Udah Raf mulai aja mumpung ujan udah reda " jawab Anisa.

"Selamat sore buat semua,  karena hari ini udah hari kedua dan besok hari terakhir buat MOS kalian. Kita dari osis akan menampilkan beberapa ekskul dari SMA Gardala dan penampilan dari beberapa anggota osis. Jadi buat besok kalian pulang lebih sore dan bisa membawa baju ganti. Dan tolong diinformasikan kepada orang tua masing-masing " ucap Rafka.

"Iya ka" jawab semua kelas 10.

"Yaudah sekarang kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing.  Berdoa dimulai" Kata Rafka.  

Semua menundukkan kepala dan berdoa dengan keyakinan masing-masing. Setelah berdoa selesai Rafka membubarkan kelas 10 . Sedangkan anggota osis kembali sibuk dengan dekorasi dan sound sistem buat besok. Rafka dan Rizka juga mulai berlatih untuk besok. Althar yang sedang sibuk dan tidak bisa diganggu, akhirnya Aulia memilih latihan sendiri. 

Semua sudah rapih dan beres diaula tinggal beberapa anggota osis. Rafka , Rizka, Althat, Zaky, Bagus dan Aulia masih setia diaula sambil istirahat. Mereka sedang mengobrolkan tentang rencana ending besok buat penutupan. Sedangkan Rizka hanya melamun,  sambil mengusap pelan jari yang membengkak. Althar yang memperhatikan Rizka pun ingin bertanya tapi dia enggan karena kalau Rizka punya masalah pasti dia sudah cerita ke teman-temannya. 

Sekolah mulai sepi dan mereka berenam beranjak pulang. Karena besok hari terakhir mereka memilih untuk segera pulang tanpa mampir kemana mana. Althar dan Rizka pun meninggalkan sekolah.  Setibanya dirumah Rizka, Rizka segera melepas helm dan masuk kedalam rumah . Tetapi tiba-tiba tangan Althar menahan pergelangan tangan Rizka. Ditatapannya mata Rizka dan terlihat rasa cape dimata Rizka. Segera Althar melepaskan tangan itu. 

"Kenapa Al? " tanya Rizka. Setelah Althar melepaskan genggamannya.

"tangan lo gimana ?" tanya Althar.

"sedikit nyeri si, tapi nanti gue kompres lagi ko"

"yaudh, gue pamit" kata Althar Dan melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. 

Selalu seperti itu, sikap Althar terkadang membuat orang memikirkan asumsi tersendiri. Siapa yang tidak akan memikirkan banyak hal,  kalau dari seorang Althar yang dingin menjadi sedikit peduli?  Bahkan Rizka kadang memikirkan hal yang menurutnya tidak masuk akal contohnya kalau Althar menyukainya?  Itu mustahil baginya. 

"Mama nginep dirumah eyang 4hari ka,  kamu sendirian gapapakan?  Maaf ya mama gak bilang dari kemarin. Hati-hati dirumah ya sayang" isi pesan dari mamanya dan Rizka hanya bisa memakluminya.

Rizka menuju kamarnya dilantai dua dan segera membersihkan diri. Dia sangat ingin berbaring,  setelah menghabiskan waktu setengah jam Rizka keluar dari kamar mandi nya. Rizka mencari handphone nya dan dia membuka aplikasi line sambil mengompres jaring. Ada chat dari beberapa grup tetapi mata Rizka tertarik dengan pesan dari Rafka

Line

Rafka Putra M: kalo lo ada masalah cerita jangan cuma dipendem gue selalu ada disamping lo. 

Perhatian biasa menurut Rizka dari seorang sahabat. 

"Mau cerita pun gue belum sanggup Raf" gumamnya sambil meneteskan air matanya.

**

Vote jangan lupa.