Althar mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Ia bingung harus bersikap seperti apa sedangkan om Farhan sama sekali tidak pernah mendengarkan dirnya saat ingin membicarakan soal perjodohan. Kedua orang tuanya juga sama malah semakin haru semakin di tekan juga dirinya.
Rafka duduk di samping Althar yang terlihat sangat frustasi ini.
"Kenapa lo?" tanya Rafka.
Althar menoleh dan menyandarkan punggungnya di kursi taman. Ia merapihkan sedikit rambutnya yang bernatakan.
"Ada masalah?," tanya Rafka.
"Bukan hal penting" jawab Althar.
"Tapi kayaknya penting, semenjak dari kemah lo makin aneh" kata Rafka mengutarakan apa yang ia rasakan seminggu lebih ini.
Althar melirik sedikit, mau bagaimana pun yang berhak mengasih tahu pokok masalah ini adalah Rizka. Agar Rafka tidak merasa di khiyanatinoleh Rizka kalau ia yang memberikan.
"Bukan hal penting Raf" kata Althar mengulang katanya tadi.