Hari Senin, pekan berikutnya, Kanaya tidak masuk sekolah. Keenan lantas mencari tahu tentang Dean, di kelas sebelah. Ternyata, Dean pun tidak masuk sekolah.
Keenan kembali merasa kesal. Seandainya kemarin, Jumat, ia tetap menunggu Kanaya pulang, mungkin, hatinya tidak lagi merasa cemburu, dan tidak memikirkan hal yang tidak-tidak.
Keenan mengeluarkan ponselnya dengan tergesa, lalu mengetikan sesuatu di aplikasi hijau.
*Keenan*
["Nay, kamu gak masuk hari ini?"]
Lima menit, masih centang satu. Membuat Keenan menghela napas. Diputar-putar ponselnya di atas mejanya. Mengusir jenuh. Baru kemarin Kanaya masuk sekolah, mengapa hari ini tidak masuk lagi? Apakah dia sakit haid lagi? Pikir Keenan.
Tak lama, Bima masuk, melihat temannya yang sedang murung. Membuatnya penasaran, lantas mendaratkan bokongnya di tempat duduk Kanaya.
"Kenapa lagi, lo? Pagi-pagi udah suntuk gini? tanya Bima, sambil mencuri-curi pandang ke arah ponsel Keenan. "Kanaya?" tebaknya. Keenan mengangguk.