"Hanya itu?" tanya Kanaya ketika Jihan selesai menceritakan kisahnya. Masa lalunya bersama Keenan.
"Umm, aku juga sempat menghubungi Keenan, baru-baru ini ...," jelas Jihan. Mata Kanaya serta merta melirik suaminya.
Keenan terlihat tanpa ekspresi. Namun, Kanaya yakin, ada sesuatu yang Keenan sembunyikan. Lantas ia bertanya pada Jihan, "Oh, ya? Kapan itu tepatnya?" Mata Kanaya masih menyorot tajam pada wajah suaminya, meski ia bertanya pada Jihan.
Sementara Jihan sendiri, terlihat gugup sekarang. Hilang sudah keberaniannya yang tadi ia punyai, saat berani berbicara dengan lantang di kantin, agar semua orang mendengarnya. Mencari perhatian Keenan.
"Dua, tiga pekan lalu ...," jawab Jihan tertunduk. Memilin pakaiannya dengan jari-jemarinya.
"Baiklah. Sepertinya sudah cukup kita berbicara. Kuharap, kamu tahu diri, siapa Keenan sekarang dan juga statusnya." Kanaya beranjak setelah mengucapkan kata-kata penegasan kepada wanita di hadapannya. Menyampirkan tasnya di bahu.