"Mama minta maaf ya nak kalau sudah buat kamu takut, tapi mama hanya bicara kemungkinan terburuk. Mama juga gak siap, mama juga gak ikhlas, tapi jika itu terjadi... Mama bisa apa? Kita semua bisa apa? Tidak ada yang bisa membantah takdir nak. Mama tahu nak, putra mama itu memang tidak akan mengingkari janjinya, tapi kematian tidak ada yang tahu nak, apalagi Arkan sakit. Tapi mama berharap yang terbaik untuk Arkan. Kamu tidak sendirian nak, banyak yang sayang sama kamu. Jangan lah terus merasa sendirian seperti itu ya sayang." ucap mama Arkan mendekat kearah Rain dan mengelus puncak kepalanya dengan sayang. Ia sangat tahu bagaimana perasaan Rain. Pasti hancur, tapi tidak lebih hancur dari perasaan seorang ibu yang harus kehilangan anaknya.