"Ih kok ngegas gitu sih? Aku kan cuma tanya Arkan sayang. Jangan marah - marah, nanti tampannya berkurang." sahut Rain tersenyum menatap Arkan yang moodnya memburuk. Arkan seperti perempuan saja, suka marah tidak jelas. Rain jadi gemas ingin menoel - noel pipi Arkan. Tapi ia takut jika Arkan mematahkan tangannya.
"Bodo amat dah, biarin aja tampanku ilang, juga kamu kan gak suka punya pacar tampan!" sahut Arkan makin cuek menjadi - jadi pada Rain.
"Arkan kenapa marah? Emangnya aku salah apa sih? Aku kan cuma tanya aja, kok Arkan malah marah gitu?" tanya Rain dengan raut wajah sedihnya. Arkan akhir - akhir ini sensitif padanya. Rain sendiri tidak tahu kenapa, Arkan sangat cepat marah.