Rain merasa dunianya ambruk saat itu juga. Kenapa takdir hidupnya begitu pahit mempermainkannya? Kenapa rasanya dunia tidak pernah adil padanya? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Hanya itu yang terngiang di kepalanya. Tidak terasa air matanya jatuh menetes di pipinya tanpa bisa ia cegah. Dengan gerakan cepat Rain mengusap pipinya menghapus air matanya. Dan berusaha tegar ketika kenyataan menamparnya berkali - kali.
Rain tersenyum sumbang, "Oh iya Bu Dokter, lalu apa yang harus Devi lakukan? Apa Devi bisa sembuh?" tanyanya memaksakan senyum dengan ragu. Rain sudah tahu jawabannya. Rain tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Kenyataan pahit itu selalu mengelilinginya kemanapun ia pergi. Ia seperti masuk ke dalam lingkaran maut, tanpa bisa keluar lagi.