"Apa, apa? Apa yang Gevan bilang barusan? Kata - kata terkahir Gevan tadi? Coba di ulang, aku gak dengar, hmm..." ucap Rain pura - pura tidak dengar, padahal nyatanya ia mendengarnya secara jelas, namun Rain masih tidak mempercayai pendengarannya. Kenapa semudah itu Gevan mengatakannya? Kenapa se-enteng itu? Padahal bagi Rain itu adalah hal yang sakral untuk di lakukan.
"Yang mana Rain yang tidak dengar?" tanya Gevan sekali lagi. Benarkah Rain tidak mendengarnya? Bukankah tadi ia menyebutkannya dengan jelas dan tidak pelan? Oh tidak! Apakah Rainnya mempunyai sedikit gangguan pendengaran? Ah tidak, tidak, tidak mungkin. Mungkin Rain hanya tidak mendengarnya saja. Tapi apa bisa ia mengatakannya dengan se-enteng seperti tadi? Pasti ia akan gugup mengatakannya lagi untuk yang kedua kalinya.