***
Jadi begitu caranya bertarung, mungkin ini akan sedikit merepotkan. Setidaknya dia tidak tau kalau ayahku sedang menganalisisnya, semoga saja tidak ketahuan.
"Kenapa kau terlihat sangat khawatir seperti itu?"
"Ya mau bagaimana lagi, aku hanyalah seorang istri yang mengkhawatirkan keadaan suaminya."
"Jadi kalian ini sudah menikah ya."
"Secara teknis belum, tapi kami sudah memiliki 2 anak."
"Aku jadi penasaran, bagaimana ekspresi Snow kalau melihat istrinya mati didepan matanya."
Dia lengah, dengan cepat aku menggunakan katana hitam ini dan menghempaskanya sangat jauh sampai ke ujung gedung. Sayangnya aku menggunakan punggung katana untuk menyerangnya tadi. Aku memang ingin mengakhiri ini secepat mungkin, tapi aku ingin melihat nya menderita lagi, oh tidak! Aku memiliki nafsu membunuh! Aku harus mengendalikan ini, aku takut kalau nafsu membunuh ini bisa sampai melukai orang lain.
"Sakit sekali, kali ini kau lebih cepat."