Jihan sedang berdiri di depan rumahnya menunggu seseorang yang sangat dinantikannya untuk lewat.
Jihan sudah rapi dengan pakaian putih abu-abunya.
Menunggu,menunggu dan menunggu itulah yang dia lakukan.
Saat Jihan mendengar suara motor yg sangat dikenalnya dia langsung tersenyum lebar.
"Angga!" lambaian ke-70 di pagi hari yg dilakukan Jihan.
Seperti sebelumnya Angga tidak merespon dan hanya melewati Jihan dengan kaca helm tertutup.
Jihan menghela nafas. Angga tidak pernah menganggap bahwa dia itu ada.
Jihan mengambil sepedanya lalu pergi menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah Jihan langsung memarkirkan sepedanya dan berjalan menuju kelas. Jihan duduk ke kursinya dengan wajah cemberut.
"kenapa lagi sih lo? Karena Angga lagi?" tanya Ify sahabat Jihan plus teman sebangkunya.
Ify selalu mendapat peringkat dua di kelas.
Angga peringkat pertamanya.
Sedangkan Jihan peringkat 3 dari belakang alias ke 27 dari 30 siswa.
Jihan hanya mengangguk.
"Udah deh berhenti aja ngejar Angga. Toh dia gak peduli sama lo kan?" Jihan makin cemberut mendengar ucapan Ify.
Kring...kring...kring
Bu Mida memasuki kelas dengan membawa setumpuk buku.
"pagi anak-anak" sapa Bu Mida.
"pagi buk" ucap siswa serentak.
"kumpulkan tugas yang ibuk berikan seminggu yg lalu" ucap Bu Mida.
"tugas?" Jihan membulatkan matanya dan langsung mengecek-ngecek tasnya.
"Han? Jangan bilang lo ga buat lagi?" ucap Ify.
"Hehe" Jihan hanya nyengir.
Brrakk!!
"eh astagfirullah" Jihan memegangi dadanya.
"tidak usah pake ribut yang tidak buat tugas silahkan berdiri" ucap Bu Mida.
Jihan dengan gugup lalu berdiri. Semua pandangan tertuju pada Jihan
"kamu lagi,kamu lagi. Kapan kamu pinternya Jihan kalo tugas saja tidak dibuat" Bu Mida menggelengkan kepala melihat sifat Jihan.
"berdiri di depan tiang bendera sekarang juga!!" ucap bu Mida.
Jihan pergi meninggalkan kelas dan berdiri di depan tiang bendera.
Entah sudah berapa lama dia berdiri di sana.
"lo dihukum?" ucap seorang cowok tiba-tiba dari belakang
"innalillahi wainna ilaihi rojiun" Jihan memegangi dadanya akibat terkejut.
"hobi banget ya orang-orang di sekolah ini ngagetin. Untung ga ada yg punya penyakit jantung. Udah tau pake nanya lagi." omel Jihan.
Cowok itu terkekeh melihat tingkah Jihan.
"Jiahh malah ketawa. Udah ga waras kayanya nih orang" ucap Jihan memutar bola matanya.
"oh iya gue galih" cowok itu mengulurkan tangannya ke arah Jihan.
"owh gue Jihan" Jihan membalas uluran tanngan galih.
"ya udah gue duluan ya" galih pergi meninggalkan Jihan
Kring...kring...kring
"huaa lelah hayati ya Allah" Jihan berjalan sempoyongan ke arah kelas.
"duh bayiku kecian banget dihukum bu Mida" Ify mengipas-ngipas Jihan menggunakan buku.
Jihan hanya memanyunkan bibirnya.
"besok-besok ga usah buat tugas lagi" celetuk Dion yang dihadiahi tatapan tajam Ify.
"alah biasanya lo juga ga buat tugas. Tumben-tumbenan aja lo hari ini buat tugas" ucap Ify.
"lah gue kan emang rajin,ganteng lagi" ucap Dion sambil memegang kerah bajunya.
"huuueekk" ucap Jihan dan Ify berbarengan.
"bayiku lapar? Ke kantin yuk!" Ify mengajak Jihan agar tidak cemberut lagi.
"lah si Jihan masih bayi? Pantesan aja bego banget." ucap Dion sambil berlari ke luar kelas.
"DIOONN!!" teriak Jihan.
***
Jihan berjalan dengan membawa nampan berisi dua bakso dan celingak-celinguk mencari meja.
Akhirnya Jihan melihat Angga dan Dion sedang makan.
Niat Jihan ingin menghampiri mereka tetapi langkah Jihan terhenti saat Reva duluan menghampiri Angga dan Dion.
"gue gabung bareng kalian boleh?"
Ucap reva sok manis.
"ha? Boleh-boleh" Dion menjawab karena Angga diam saja.
Ify menghampiri Jihan dengan membawa 2 buah es teh.
"loh kenapa diem aja? Ga cari meja?"
Jihan pergi tanpa berkata apa-apa.
Ify pun langsung mengejarnya.
Hai guys! Makasih buat yg udah baca.