Chereads / Jingga (Jihan dan Angga) / Chapter 4 - Chapter 2

Chapter 4 - Chapter 2

Jihan sedang duduk di taman. Ia sudah muak dengan sikap Reva yang sok manis kepada Angga. Dan sekarang betapa keselnya Jihan karena melihat Reva satu meja dengan Angga.

"Hei!" ucap Galih dari belakang Jihan.

"Aish upil dugong lo mau buat Jihan jantungan ha? Biar Jihan cepet mati?" omel Jihan.

"kenapa lu? Kok murung gitu?" tanya Galih.

Jihan hanya memutar bola matanya malas.

Galih menarik Jihan dan membawanya ke lapangan basket.

"ish apaan sih lo main narik-narik aja. Sakit tau tangan Jihan." Jihan memegang tangannya yang terasa sakit.

"udah lo diem aja liatin gue latihan"

Jihan menuruti Galih. Melihat Galih bermain basket membuat mood Jihan kembali membaik.

Jihan pun ikut-ikutan menyoraki Galih bersama siswa lain.

Sudah 2 jam Jihan menonton Galih.

Ya, bisa ditebak Jihan sekarang lagi bolos pelajaran.

Galih berjalan ke arah Jihan ketika latihan basketnya telah selesai.

"ga seru ah. Lu nyorakin nama gue kurang semangat" ucap Galih sambil mengelap keringatnya.

"Aish nih bocah. Seharusnya lo itu bersyukur karena masih ada cewek secantik gue mau nyorakin nama lo"

Jihan melipat kedua tangannya di dada.

Galih mengacak-ngacak rambut Jihan.

"Iya-iya gue bersyukur ada cewek pendek, jelek, idup lagi yang mau nyorakin nama gue"

"ish jahat" Jihan melangkahkan kakinya meninggalkan Galih.

"eh tunggu! Mau ke mana?"

"Jihan mau ngambil tas"

"pulang bareng gue ya! Gue ga terima penolakan!" ucap Galih melewati Jihan.

Jihan melongo mendengar perkataan Galih dan mencoba melempar Galih dengan sepatu miliknya.

Bukannya mengenai Galih malah nyemplung di got.

"huaaa sepatu Jihan" Jihan langsung berlari menyelamatkan sepatunya yg butuh pertolongan.

"Hahaha...makanya jadi orang jangan iseng" ucap Galih meninggalkan Jihan.

Jihan cemberut dan membawa sepatunya yang udah basah. Jihan mengambil tasnya dan pergi menuju parkiran untuk mengambil sepedanya.

Tin-tin!!

"ish Galih, Jihan mau naik sepeda" Jihan meletakkan tasnya di atas keranjang.

"kan gue udah bilang ga nerima penolakan!"

"dih maksa banget jadi orang"

"cepetan naik!"

"trus ini sepeda sama tas Jihan gimana?"

"udah ntar temen gue yang urus"

Jihan pun naik ke motor Galih dan memakai helmnya.

"pegangan" ucap Galih.

"udah"

Galih melihat kebelakang lalu tertawa.

"pegang gue dong bukan itu."

"ish..ga usah nyari-nyari kesempatan deh lo!"

"hahaha..iya-iya"

Galih menjalankan motornya dan mengantarkan jihan. Mereka pun akhirnya sampai di rumah Jihan. Jihan turun dan melepaskan helmnya.

"makasih"

Galih mengambil helm yang diberikan Jihan.

"gue ga disuruh mampir dulu gitu?"

"gak!"

"beh..udah dianterin juga"

"kan Jihan gak minta dianterin. Tapi lo nya aja yang maksa" Jihan memutar bola matanya malas.

"iya deh iya" Galih pun pergi meninggalkan Jihan. Jihan pun masuk ke dalam rumahnya.

"assalamualaikum. Jihan unyu anak bunda udah pulang" teriak-teriak Jihan sambil melepaskan sepatunya.

"eh anak gadis masuk rumah kok teriak-teriak" ucap bunda sambil menggelengkan kepalanya.

Jihan berjalan ke arah sofa lalu menyalim bundanya.

"bunda bukannya jawab salam Jihan malah ngomel-ngomel"

"iya walaikumsalam..udah sana mandi,sholat,baru makan" ucap bunda Jihan.

"iya-iya..ckckck bunda Jihan yang satu ini"

"lah jadi bunda mu ada berapa kalo gak satu?" tanya bunda Jihan.

"kata ayah mau cari bunda yang baru" ucap Jihan langsung lari ke kamarnya.

"Jihan kamu ya..nakal banget sama bundanya! Punya anak satu kok gini amat" ucap bunda Jihan sambil memegang keningnya.

****

Jihan menuruni tangga sambil celingak-celinguk mencari bundanya.

"bunda oh bunda" teriak Jihan.

"bunda di dapur Jihan" ucap bunda membuat Jihan berlari ke arah dapur.

"wah bunda masak banyak banget"

Jihan mengambil pergedel kentang di meja.

Pletak!

"awh"

Bunda memukul tangan Jihan yang membuat Jihan meringis.

"ga sopan main ambil aja. Gak cuci tangan lagi"

"hehe" Jihan hanya nyengir ga jelas.

"nih anterin ke anaknya kanaya tsabitah" ucap bunda sambil menyodorkan kotak berisi makanan.

"siapa itu bunda? Jihan gak kenal" Jihan memakan pergedel yang ada di meja.

"itu loh tetangga kita. Si Angga"

Ukhuuk!

Jihan tersedak mendengar nama Angga.

"ohm iya namti jihanm amntrimn" ucap Jihan sambil mengunyah pergedel.

"kamu ngomong apa sih? Habisin dulu itu yang di mulut baru ngomong. Dan ya! Anterinnya sekarang gak usah pake nanti-nanti" omel bunda Jihan.

"iye-iye" Jihan pergi membawa kotak makanan yang dikasih bundanya.

Tok! Tok! Tok!

"assalamualaikum"

Ceklek!

"walaikumsalam"

"nih dari bunda" Jihan menyodorkan kotak makanan.

"oh bilangin sama bunda makasih" ucap Angga mengambil kotak itu.

Jihan melirik-lirik ke dalam rumah Angga.

"ngapain masih di sini? Udah pergi sana!" ucap Angga dingin.

"Jihan gak di suruh masuk dulu?"

"gak!"

"boleh ya?"

"gak!"

"bolehin lah"

"Enggak gue bilang ya Enggak"

Jihan menerobos masuk rumah Angga tanpa menghiraukan perkataan si tuan rumah.

"buseet dah rapi bener di rumah. Kamar Jihan aja gak serapi ini" ucap Jihan.

"keluar gak lo!" ucap Angga menarik Jihan.

Tetapi Jihan memberontak dan lari sampai Angga sendiri lelah mengejarnya.

"anak siapa sih lo! Susah bener dibilangin"

"wwllee"

Jihan melompat-lompat di atas kasur Angga. Angga yang melihat pemandangan itu terduduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Bruuk!!

"awh" Jihan terjatuh dari atas kasur langsung membuat Angga tertawa.

"hahaha..syukurin!"

Angga melihat Jihan yang tidak bergerak langsung menghampirinya.

"han...han..Jihan" ucap Angga sambil menepuk-nepuk pipi Jihan.

Jihan yang pura-pura pingsan tiba-tiba tertawa.

"ga lucu!" ucap Angga dengan wajah datar.

"hahaha abisnya Angga ketawa manis banget. Sampai hampir pingsan beneran Jihan."

Angga diam-diam memperhatikan cewek di depannya tertawa. Entah kenapa ketika ada Jihan semua beban yang dia rasakan seakan hilang.

Angga mengerutkan keningnya.

"kenapa lo?" tanya Angga melihat Jihan tiba-tiba menangis.

"sakit ini" Jihan menunjukkan lengannya yang terluka akibat terjatuh tadi.

"cengeng!"

"ish sakit tau"

Angga mengambil p3k dan menarik lengan Jihan. Jihan hanya memperhatikan Angga yang mengobati lukanya.

Jihan gak mimpikan ya Allah? Huaa kalo mimpi Jihan rela gak bangun setahun yang penting bisa sama Angga. Ucap Jihan dalam hati.

Angga yang merasa diperhatikan menoleh ke arah Jihan. Jihan yang diliatin balik oleh Angga langsung gugup.

"oh iya Jihan lu-lupa ka kalo bunda nyuruh Jihan cepet pulang" Jihan langsung berlari ke luar. Angga yang melihat Jihan merasa bingung.

Nih cewek aneh banget. Tadi main masuk rumah orang aja. Nah,sekarang kabur kek setan. ckckck dasar kelakuan cewek. Batin Angga

TBC!!

Huaaa padahal lagi baper-bapernya...

Jangan lupa vote ya temen-temen

Coment juga ceritanya bagus apa nggak?