Chereads / Hanimardiani / Chapter 3 - Bab 3.terikat

Chapter 3 - Bab 3.terikat

Hari ini pun tiba, hari dimana halimah akan diikat oleh cincin pemberian seseorang ,Rasanya seperti mimpi meski baru tunangan saja tapi rasanya seperti akan melakukakan akad nikah , ada rasa gugup dan gelisah dalam hati halimah semua rasa bercampur aduk

Dilantai bawah sana sudah terdengar riuh , keluarga dari pria sudah datang dengan membawa beberapa parcel , Halimah rasa sudah saat nya ia turun , ia pun menengok ke kaca ,melihat pantulan dirinya disana ,ia rasa sudah pas , baju gamis berwarna pink dusty dengan kerudung warna pink soft membuatnya terlihat cantik ,Halimah tidak banyak menaburi wajah nya dengan make up ,selain karena dia bukan tipe orang yang suka memoles dirinya dengan make up, ia juga tidak ingin ribet ,karena ini hanya acara tunangan saja 'pikirnya' .

Halimah pun turun ke lantai bawah , ia bisa melihat semua orang disana ,tidak terlalu banyak yang datang hanya keluarga Halimah dari Ibu dan Bapak dan dari keluarga besan pun tidak terlihat banyak karena mungkin ini hanya acara tunangan saja

"Wahh .. calon menantu sudah datang " sambut seorang pria yang kira kira seumuran dengan Alm Bapak nya ,mungkin itu adalah calon mertuanya , Halimah membalas nya dengan senyuman

" Masyaallah cantik nya calon menantu Mama ,emang kita gak salah pilih ya Pah ! " seru wanita disamping pria tadi , dan Halimah pikir itu adalah calon ibu mertuanya , Halimah pun segera menghampiri mereka dan menyalami kedua nya

"Sayang banget Abang belum dateng , padahal kamu udah dandan cantik kayak gini " ucap sang calon Ibu mertua

Halimah membulatkan matanya , 'maksud nya apa ? kenapa calon pria nya belum datang , apakah dijalan nya macet ? tapi keluarga nya sudah ada disini , mana mungkin mereka tidak berangkat bersama ' pikir Halimah ' Ia pun melirik Aa nya Zaki meminta penjelasan

.Zaki yang melihat nya mengerti dan menjelaskan nya

"Gini dek tadi sebelum berangkat kesini , Tiba tiba saja Ibrahim dapet telpon dari kantor ada metting dadakan dan gak bisa di ganggu banget ,Makanya dia harus pergi ke kantor dulu gak lama kok dia pasti dateng " ucap Aa nya meyakinkan Halimah

" Iya Nak ,Mohon maaf ya ?Bukan karena apa -apa tapi Ibrahim itu kalo masalah kerjaan dia gak pernah lalai dia paling gak suka ninggalin sesuatu masalah yang belum selesai ,Apalagi urusan perusahan " ucap calon Ibu mertuanya menenangkan

"Iya gak papa tante , kita tunggu aja " ucap Halimah

" jangan panggil tante , panggil Mama ya ? kamu kan calon menantu mama "

" Hmm iya...Ma..ma " ucap Halimah canggung

Sembari menunggu sang calon pria ,Halimah diajak Calon mertuanya duduk dan Ia menceritakan banyak hal tentang anak lelaki nya itu

Namanya Ibrahim Maliki dia adalah putra seorang pengusaha sukses , ia lahir dari Dua bersaudara dan Ibahim adalah anak pertama dan ia memiliki adik perempuan yang seumuran dengan Halimah namanya , Zahratu nissa selalu dipanggil nissa .

Sudah banyak hal yang diceritakan sang mertua termasuk hal hal kecil seperti makanan kesukaan Ibrahim hobinya ,Dan hal yang tidak disukainya hampir semua diceritakan dalam waktu satu jam ini dan sang pria belum muncul juga , jujur saja Halimah sudah mulai bosan , 'kenapa pria itu belum datang juga sih ! padahal ini adalah hari penting nya dia dan sampai sekarang belum datang juga , niat apa enggak buat tunangan , menyebalkan sekali ' pikir Halimah

Selang beberapa menit , pria yang sedang Halimah dan semua orang tunggu akhirnya datang juga ia mengucapkan salam lalu menyalami semua orang satu persatu termasuk Ibu Halimah , dan Halimah memandangi pria itu tanpa berkedip tatapan nya fokus pada pria yang saat ini sedang berada disamping ayah nya

"woyy dek , ngicep- ngicep " ( woyy dek ngedip -ngedip )

suara Aa nya mengintrupsi ,menyadarkan ia dari sosok yang mengagumkan didepanya ini

'astagfirullah ,ganteng pisan ' lirih Halimah dalam hati

Lalu Calon mertua menggiring sang pria ke arah Halimah untuk dikenalkan

" Nah nak ,ini calon mu , ayo berkenalan "

" Halo Halimah Aku Ibrahim Maliki , Bagaimana kabar mu hari ini ? " ucap nya , Suaranya saja sudah membuat Halimah canggung

" Alhamdulilah sehat mas "

" Maaf aku telat datang , pasti kamu udah nunggu lama banget ,tadi ada beberapa hal yang harus diuruskan dikantor " Ucap nya menyesal , sepertinya Perkataan Aa nya itu benar , dia pria yang baik dari ucapanya pun terlihat baik

"Hmm tidak apa ,yang penting mas selamat sampai tujuan "

Namun kekaguman Halimah hanya sampai disitu saja ,karena selanjutnya ia benar-benar merasa Tidak percaya pada pria itu , karena saat Acara dimulai , Saat hendak memasangkan cincin , sang empu malah bertanya

" Cincin nya dimana ? " Tanya pria itu dengan Watados nya yang membuat Halimah melongo karenanya

"Loh Aa. kan tadi udah Mama kasih ke kamu !"

pria itu mengernyitkan kening dan terlihat akan teringat satu hal

" Aa lupa bawa ma . " ucapnya enteng yang membuat ibu nya menatap tidak percaya

" Astaghfirullah Aa.."

"kenapa Ma? " tanya Syarif ayah Ibrahim

"Aa lupa bawa cincinnya pah " ucap istri nya berbisik , dan sang ayah pun menata ibrahim tajam seakan berbicara lewatan tatapan itu

" Bagaimana bisa kamu lupa bawa !"

Sang Ibu dari perempuan penasaran kenapa belum mengeluarkan cincin nya ,dan semua orang pun sedang menunggu-nunggu moment itu

Sang ibu mertua baru teringat sesuatu ketika melihat ke arah tangan nya , Ia memiliki dua cincin , cincin yang satu adalah cincin mas kawin dan cincin satunya lagi adalah pemberian dari anak sulungnya itu , ia pun tersenyum lalu segera melepaskan cincin pemberian anak nya dulu

" Ini cincin nya Mama baru inget kalo mas kawin nya pake cincin dari mama , khusus special buat calon mantu " ucap tersenyum Kaku , membuat ibrahim mengernyitkan kening ,namun mama nya itu mengintrupsi pada ibrahim untuk segera memasangkan cincin itu pada Halimah

dan Ia pun menurut saja dan memasangkan cincin tu di jari manis Halimah , semua mengucapkan rasa syukur dan saling berdoa , begitu pun Halimah .Meski ia tahu ini bukanlah cincin asli nya Halimah tetap berdoa dalam hati

"Ya allah semoga ini menjadi awal yang baru untuk Halimah, semoga ini menjadi pilihan terbaik untuk Halimah "

"Ya allah semoga aku bisa lebih ikhlas dan semua ini berakhir dengan baik " ucap ibrahim dalam hati .

Setelah menukar cincin semua tamu pun makan hidangan yang disajikan ,Ibu memilih masakan catering yang memang sudah ia rencanakan sebelum Halimah ditanya oleh Zaki tentang pertunangan itu .

Halimah yang sedang asik mengobrol dengan calon Ibu mertua ,harus terhenti karena sebuah panggilan telpon dari temannya , Ia pun pamit pada calon Ibu mertuanya untuk mengangkat telpon itu , Halimah pergi ke halaman samping rumah nya yang terlihat luas sekali bahkan ada kolam renang disana

" Assalamu'alaikum git ? "

" Waalaikumsalam Halimah kok kamu gak ngasih tahu aku sih kalo kamu mau tunangan ? " seru Gita teman Kuliah nya Halimah

" Eh .. tahu dari mana ?" tanya Halimah setahu dia , baru hanya Aa dan Ibu saja yang tahu , Halimah tidak memberitahukan siapapun karena memang ia tidak ingin ada orang lain yang tahu

"Ibu kamu yang bilang ! Tadi lewat WhatsApp , Ia menyuruhku untuk datang kemari , tapi Aku kan masih nyenyak di dunia mimpi " jawabnya lesu

" Hehe Maaf ya ,Aku gak ngasih tahu , yah Banyak hal sih yang pengen aku omongin sama kamu , dan ini juga diluar dugaanku , aku gak nyangka kalo bakal kayak gini "

" Pokoknya kamu mesti jelasin se jelas- jelas nya ?! gak ada yang ketinggalan sedikit pun "

" Iya- iya nanti aku jelasin , sekarang udah dulu ya ,aku tutup telpon nya soalnya lagi banyak tamu gak enak "

" Hm oke aku tunggu !"

" Ya , Assalamu'alaikum "

" Waalaikumsalam "

Sang Ibu mertua mendekati anak nya Ibrahim dan menyuruhnya untuk menemui Halimah yang sedang berada dihalaman rumah , Ibrahim pun menurut dan pergi untuk menemui wanita itu

Menurut pandangan Ibrahim saat pertama berjumpa dengan Halimah , wanita itu terlihat cantik dengan baju gamis pilihan nya sendiri , namun sepertinya Ia masih lah Wanita yang polos yang memiliki ambisi kuat untuk menggapai apa yang ia inginkan ,tapi terlihat penurut , namun sayang Ibrahim belum merasakan jatuh cinta untuk yang ke dua kalinya , Ia tidak merasakan apa yang Ia rasakan ketika bersama orang yang dulu sempat berada di hidupnya , Memang Dia adalah sosok yang tidak bisa tergantikan, itulah pikir Ibrahim .