Chereads / Hanimardiani / Chapter 4 - Bab 4 . Hal yang tak terduga

Chapter 4 - Bab 4 . Hal yang tak terduga

Hari beranjak pagi Halimah sudah siap dengan hari barunya setelah melewati hari beratnya yakni pertunangan , Ia akan melupakan masalah itu sejenak dengan bekerja diperusahaan besar , Setelah wawancara yang ia lakukan satu minggu yang lalu akhirnya dia mendapat panggilan bahwa dirinya diterima bekerja disana , Meski sebenarnya keluarga Halimah memiliki perusahaan juga yang dikelola oleh Zaki namun Halimah ingin bekerja ditempat lain , Memulai semuanya dari nol dan bisa hidup dengan mandiri membanggakan ibunya dengan hasil yang ia dapat dari kerja kerasnya .

Halimah menaiki motor Vespa miliknya menuju kantor tempat ia bekerja , Halimah mengendarai motor agar ia bisa sampai dengan cepat tanpa macet , Dan hal ini sudah ia lakukan semenjak masa kuliah dan benar saja dijam kerja seperti ini jalanan lumayan macet .Tapi tidak untuk dirinya yang mengendarai motor ,Halimah bisa sampai tujuan dengan selamat.

Halimah memarkirkan motor miliknya dan melepaskan helm pink favoritnya itu , lalu berjalan ke dalam perusahaan Ia berjalan dengan penuh semangat Dan menyapa semua orang yang ada disana .

" Halimah ?" Panggil seseorang , Halimah pun berbalik dan melihat Farhan teman kuliah Halimah yang bekerja disini juga bersamanya , minggu lalu mereka melakukan wawancara bersama

" Eh Han ! sejak kapan disini ?"

" Baru datang juga kok , tadi sempet liat kamu di tempat parkir "

" Oh , tadi aku nggak lihat kamu "

" Semangat banget kayak nya "

" Ya harus dong ! ini kan hari pertama kerja , mesti semangat , Btw tempat kerja kita nanti dimana ya ?" belum sempat Farhan menjawab, terdengar panggilan seseorang mengintrupsi

" Halimah !" panggil seseorang dari kejauhan , itu adalah Raisa teman kerja Halimah sejak wawancara seminggu yang lalu , Raisa yang menyapa terlebih dahulu untuk mengajak berkenalan dan akhirnya mereka saling bertukar nomor lalu menjadi lebih akrab

" Eh Raisa "

" Hai farhan , Ganteng terus ya " Sapa Raisa dengan senyumnya , Terlihat sekali bahwa Raisa sudah jatuh hati pada Farhan pada pandangan pertama, namun sang empu menanggapi nya biasa saja dan wajar saja Ia seperti itu karena Farhan memang sosok yang

handsome

" Duh edas banget ya dijalan rame alias macet untungnya ada kamu Halimah yang bangunin pagi-pagi kalo enggak yah terjebak macet nya parah banget , bisa kesiangan " ujar Raisa lagi

,Terkadang ucapan Raisa tidak bisa dicerna baik oleh Halimah karena kata-kata yang ia ucapkan adalah pencampuran antara bahasa sunda dan Indonesia .

namun itu adalah keunikan yang dimilikinya yang membuat Halimah nyaman ,tapi meski begitu Raisa adalah orang yang pintar dan cantik, mungkin ketika bersama teman nya ia seperti ini tapi ketika mulai bekerja ia akan serius .

" iya bener , emang kamu naik apa kesini ? "

"Naik mobil lah , masa ngapung "

(ngapung: terbang )

" hehe kalo ngapung gak bakalan macet dong "

" Haha heu'uh juga" seru Raisa tergelak

" Hmm 11 ,12 " ujar farhan dengan tatapan malas nya

"Hallo .. selamat pagi , Apa kalian pegawai baru ? " Tanya seseorang perempuan

" Ah ya , kami pegawai baru " jawab Halimah

" Ah kenalkan saya staf disini , Kalo begitu mari ikut saya , Saya tunjukan tempat kalian bekerja "

" Baik " ujar mereka , Lalu pergi mengikuti arahan pegawai tadi mereka baru berjalan beberapa langkah , Tiba-tiba terhenti karena seruan seseorang

" Hei hei Bos datang Bos datang " Serunya sembari berdiri tegak di pinggir memberi jalan

lalu pegawai tadipun ikut berdiri disampaing pegawai yang lain siap untuk menyambut kedatangan seseorang yang dipanggil Bos itu.

Dan mereka bertiga pun mengikuti arahan yang lainnya berdiri tegak memberi jalan , Tak lama ketika sang bos datang pegawai yang lain terlihat menundukan sedikit kepala mereka sambil mengucapkan sambutan selamat pagi , Semua melakukannya Kecuali Halimah Yang Tatapannya saat ini fokus pada Ceo nya itu , Halimah terus menatapnya sampai Ceo itu pun menyadari tatapan Halimah dan berhenti Tepat ditempat Halimah berdiri ,Sama- sama saling menatap satu sama lain bedanya Halimah menatap nya dengan tatapan tidak percaya dan tidak suka , sedangkan Ceo nya menatap dengan tatapan datar nya ,yang merasa biasa saja saat melihat dirinya

" Hush Tatapan itu , sangat menyebalkan " batin Halimah

Halimah ingat betul tatapan pria didepan nya ini ,Tatapan yang ingin sekali ia hindari setelah kejadian dihari pertunangan mereka .

#Flashback Dihari tunangan

Halimah dikagetkan oleh kehadiran Ibrahim yang tiba-tiba itu dan hampir terjatuh ke kolam renang jikalau saja Ibrahim tidak menarik Halimah kepelukannya

Halimah terkejut dengan kejadian tiba-tiba ini , Tatapan mereka bersibubruk Halimah yang terhipnotis oleh wajah tampan Ibrahim disadarkan oleh sang empu

" Aku emang ganteng , Natap nya biasa aja. " Ucapnya datar sama dengan raut wajah nya ,

Halimah tersadar dan segera memperbaiki posisi mereka ia melangkah mundur

" Eh maaf mas .. " ucap Halimah tersipu malu

" Hmm mas .. butuh apa kenapa kesini?"Tanya Halimah mencoba mencair kan suasana namun sang empu terlihat tidak tertarik untuk berbicara dan memilih untuk duduk dibangku dekat kolam renang

Halimah merasa sedikit kesal , Namun terbesit dalam pikiran nya untuk menanyakan satu hal dan ia pun bertanya kembali

" Hmm Maaf Mas Halimah mau nanya sama mas, Boleh ? " Tanya Halimah hati-hati

lagi sang empu hanya terdiam , Namun Halimah tetap akan menanyakan nya

" Mas kenapa datang nya terlambat ? Apakah pekerjaan mas itu lebih penting dari pada pertunangan ini? " Tanya Halimah hati-hati

Ibrahim berdiri kembali menatap halimah dengan tatapan datarnya itu ,

" Apakah pertanyaan itu penting untukmu?"

Halimah menganggukkan kepala

" Tentu saja pekerjaanku lebih penting dari pada pertunangan ini " ucap Ibrahim santai ,membuatnya mengerutkan kening

" Tapi kenapa? Bukannya ini adalah keinginan mas sendiri? makanya mas menyetujui pertunangan ini ?"

" Kenapa kamu begitu percaya diri bahwa ini adalah keinginanku untuk melamarmu ? "

" Maksudnya ?"

" Dengar . Apa yang terjadi saat ini bukanlah kehendakku , Tapi tidak apa kita lakukan saja sesuai rencana yang sudah dituliskan , Kita hanya perlu mematuhi tanpa harus saling perduli jangan mengacaukan apa yang sudah terjadi lakukan saja dengan baik dan akhiri dengan baik pula " Jawab Ibrahim

"Dan lagi , jangan sampai oranglain tahu tentang pertunangan ini " ancamnya *

"Hah ?Kenapa mas yakin kalo aku bakal umbarin hal ini ke orang lain ?" ujar Halimah , lelaki ini terlalu percaya diri

"who now ? perempuan punya dua bibir " acuhnya Lalu berbalik pergi meninggalkan Halimah dengan Kekesalan nya dan berbagai macam pertanyaan dikepalanya pun juga muncul ia tidak mengerti dengan kata ' Rencana yang dituliskan ' Jikalau bukan keinginan pria itu untuk menikahinya lantas mengapa ia datang untuk melamarnya ?

Hal ini membuat halimah menggerutu kesal ,Apalagi Ketika pria itu melupakan cincin pertungan nya dan akhirnya memasangkan cincin milik calon ibu mertua nya sendiri yang berdalih sebagai hadiah untuk calon mantu .

Halimah masih terus menggerutu dalam hatinya dan disadarkan oleh Raisa yang menyenggol lengannya ,Halimah pun tersadar dan menatap Ibrahim dengan ekspresi yang berubah

" Selamat pagi pak Bos , semoga hari anda menyenangkan " Seru Halimah dengan senyuman yang mekar membuat semua karyawan termasuk Farhan Dan Raisa melongo tidak percaya , Sedangkan yang disapa menaikan alis sebentar ,Dengan tatapan datar nya lalu pergi tidak memperdulikannya atau bahkan membalas sapaan nya , Sedangkan Halimah berekspesi seperti biasa kembali

"Edasss maneh , Wanian nyapa kayak gitu "

(buset kamu berani nyapa kayak gitu ) decak Raisa sambil menepuk pelan pundak halimah

"Kayak nya Dia lagi demam " Farhan hanya menatapnya dangan miris

Sedangkan di tempat lain Ibrahim menatap dirinya di balik pantulan pintu lift , Ada perasaan tidak percaya bahwa Halimah bekerja ditempat perusahaan nya sendiri , Apakah harus dia melakukan hal seperti ini Bekerja di perusahan nya agar bisa menaklukkan hatinya dan menjalin hubungan dengannya ? Atau dia berniat untuk masuk ke perusahaannya dan mencoba untuk memberitahukan pada semua orang bahwa mereka sudah bertunangan ? tentu saja aku tidak akan membiarkan nya

karena memang tidak akan ada yang berubah baik perasaannya maupun keadaannya nanti ,karena apa yang terjadi pada kita itu hanyalah perjanjian diatas kertas ,pikir Ibrahim .