Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Become A Harem king

🇮🇩SetthKyoya
--
chs / week
--
NOT RATINGS
16.7k
Views
Synopsis
Wibu neet yang gemar bermain game tanpa henti mengalami kejadian tragis yang membuatnya kehilangan nyawanya lalu mendapatkan anugrah di hidup kan kembali di dunia lain. dengan ambisinya sebagai wibu dia akan menjadi seseorang yang dapat merubah sejarah di benua yang sangat kacau itu dan mengukir sebuah legenda baru. pict sauce : Pinterest
VIEW MORE

Chapter 1 - Tragedi

"Lala serang menggunakan sihir!"

"Daen serang titik vitalnya"

"Han mundur! Yanu gantikan Posisi Han"

"Semuanya! Serang sekuat tenaga! Ini adalah dungeon terakhir kita tahun ini!"

"Han sekarang! Serang kakinya!"

"semuanya mundur!"

*mengucap mantra*

"Fire~ Ball!" Sihir tingkat tinggi sebuah Bola api raksasa menghantam tubuh boss monster yang membuatnya seketika lenyap

*Boom!!!*

*arrrggghhh* raungan monster

"Yeah! Kita berhasil!" (Lala)

"Akhirnya!"(hana)

"Ini semua karena Arahan ketua kita!"(yanu)

"Ya benar! akhirnya kita menjadi Hunter TOP global! Setelah sekian lama impian kita tercapai!" (Daen)

"Hahaha tidak tidak, ini karena kerja keras kalian semua!"

"Karena saat ini adalah hari tahun baru dan juga terwujudnya impian party kita, bagaimana jika kita merayakannya di kafe?"

"Boleh aku setuju!"(lala)

"Ya aku juga!"(hana)

"Tentu kita semua akan hadir!"(Daen)

" Lalu apakah kau punya rencana kita akan kemana?"

"Ya! Kalau begitu kita akan bertemu di kafe tempat biasanya kita kumpul, jam 7 malam ini Oke!"

"Baiklah aku logout dulu aku akan segera bersiap siap!"(hana)

"Ya! Sampai jumpa teman teman!"(lala)

"Kerja bagus ketua!"(Daen)

"Ketua sampai nanti!" (Yanu)

"Terimakasih! Sampai jumpa!"

*Cliiik*

Aku mematikan komputer dan segera menuju kamar mandi.

"Ahh akhirnya datang hari dimana aku harus mandi..." Gumamku sembari melepas baju.

Aku tidak menyangka quest boss dungeon tingkat SS (World) akan Dapat kita selesaikan disaat saat terakhir hahahaha, kita sebagai Hunter TOP 10 di negara ini akhirnya menjadi salah satu party TOP 10 Global.

Game yang berjudul 'The ancient of jade emperor' Ini booming pada pertengahan tahun lalu dan aku sudah bermain sejak Beta test server dibuka.

Sebagai senior game ini aku merasa sangat bosan karena level ku sudah max akhirnya expku berubah menjadi stat atribut dan bahkan semua equip kami sudah ada di max level, bahkan party ku juga demikian.

Jika hidup ini Game, lantas apakah aku akan merasa sebosan ini? Hmmm.

Tidak ada waktu untuk melamun sebaiknya aku segera menyelesaikan ini.

"Hmmm harumnya, kapan terakhir kali aku mandi ya?" Gumamku sembari mencium anggota tubuhku.

"Ahh sudah saat--"

Saat aku mengeringkan rambutku dengan handuk ku, aku terpleset oleh sabun yang terjatuh di lantai.

Aku yang kehilangan keseimbangan tanganku mulai mencari pegangan.

*SRET*

Aku menggapai Rak yang Terpaku di dinding.

*TING!*

Karena beban tubuhku Rak tersebut Kehilangan pondasi dan aku kembali terjatuh.

*GEDEBUG!*

*BLAK!

*CLANG!*

Aku terjatuh, kepalaku terantuk kloset sangat keras, Rak yang aku gapai sebagai pegangan Terjatuh ke wajahku.

"S-sakit... Seseorang Tolong..." Aku mencoba mengeraskan suaraku, darah terus menerus keluar dari kepalaku.

Tubuhku lemas, kepalaku pusing, hingga aku tak sanggup lagi mengeluarkan suara.

Kini aku hanya bisa berharap keajaiban...

"Ayolah aku bahkan belom menikah! Apakah aku akan mati disini?! Yatuhan!!" Helaan napas panjang keluar dari mulutku

"Seandainya aku dapat bergerak sebentar saja... Aku ingin menghapus Vidio Xx dari komputer ku...ayolahhh Perjaka 24 tahun mati terpleset dikamar mandi ternyata dia seorang neet mesum, apa yang akan di katakan orang orang nanti....." Gumamku yang sedang berusaha menggerakkan anggota tubuh

"Ara ara, aku akan tertidur untuk selamanya..." Ucapku sembari berusaha untuk tetap membuka mata

Setelah berselang cukup lama hingga kesadaran ku mulai hilang.

"Kakak! Kakak! Bangun jangan tinggalkan maya sendirian! Huaaa!"

Eh siapa itu yang menangis...perlahan aku membuka mataku, pandangan pertamaku melihat sosok gadis kecil yang bertelinga binatang

"Ah! Kakak apakah kakak baik baik saja?! maya takut kakak akan pergi! Huaaa!" Dia menangis dan memeluk ku

"A-Ah siapa --!"

Sakit!! Ada apa dengan kepalaku sangat sakit,

Rasa sakit yang begitu luar biasa hingga membuatku kembali pingsan

"Kakak! Maafkan aku aku terlalu bahagia melihat kakak siuman! Halo kakak? Kakak?!"

Ucap maya yang khawatir cemas akan keadaan ku

"Eh ingatan ini bukan milikku huh?! Hah aku kenapa perasaan ini... ini mimpi kan? A-apa mungkin aku telah berpindah dunia dan menempati tubuh ini?! Ti-tidak mungkin aku tidak percaya ini! Tapi kenapa ini begitu terasa nyata ingatan ini adalah ingatan pemilik tubuh ini...dia di buru karena melindungi adik yang dia sayangi, dan orang tuanya mati karena melindunginya, lalu aku di tempatkan di tubuh ini...Jadi begitu hmmm oke aku paham sekarang" Gumam Ku di alam bawah sadarku

Adik ku ini bernama Maya dulu saat aku pergi berburu bersama ayahku, aku tidak sengaja menemukan gadis kucing yang tergeletak lemas di bawah pohon.

Pada awalnya ayah ku takut untuk membawa Dia pulang, tetapi aku tidak tega meninggalkan dia yang terluka di tengah hutan sendirian, aku memohon kepada ayah untuk membawa dia pulang dan aku berjanji untuk merahasiakan ini

Akhirnya ayah ku setuju untuk membawa dia pulang, waktu itu maya berumur 10 tahun dia sangat manis mungkin karena ekor dan telinga kucingnya yang membuat nya sangat imut.

Singkat cerita adik ku tidak sengaja ketahuan saat dia menengok keluar jendela untuk melihatku memetik beberapa buah di belakang rumahku, warga desa yang mengetahui soal keberadaan manusia hewan langsung melapor ke walikota .

Selang 3 hari setelah itu banyak warga kota yang berbondong-bondong menuju rumah ku

Mereka semua meminta agar menyerahkan gadis ras hewan itu yang tidak lain adalah adik ku, karena di benua ini atau di seluruh kerajaan terdapat peraturan bahwa manusia hewan di anggap ancaman dan di jadikan budak.

Saat itu aku tidak mengetahui bahwa

keberadaan adik ku telah di ketahui oleh salah satu warga, karena aku sangat menyayangi adik ku aku menolak untuk menyerah kan maya, namun aku mengatakan agar maya dilepaskan agar dapat kembali ke tempat asalnya

Namun sayang karena wali kota sangat tamak akan kekayaan dia menolak usulanku, pada hari itu aku melakukan pemberontakan aku berencana melarikan diri bersama maya.

Alih alih dapat melarikan diri, ternyata rumahku telah dikepung oleh warga kota, dan wali kota pun memerintahkan para warga untuk menangkap kami, dengan naluri insting bertahan hidup aku berlari dengan menggandeng maya dan berusaha menjatuhkan satu persatu warga yang mengepung ku.

Hingga sebuah panah yang dilesatkan kearahku...ibuku yang mengetahui bahwa aku dalam bahaya langsung menjadikan tubuhnya sebagai pelindung akhirnya anak panah itu menembus dada ibuku.

Suasana mulai memanas, ayahku langsung bertindak dia melesatkan satu persatu anak panah ke arah warga yang berada di depanku,

Ayah berteriak kepada ku untuk segera lari meninggalkan nya...aku sangat bimbang namun aku tidak ingin mensia-siakan pengorbanan ibu ku.

Aku berlari menuju pedalaman hutan, beberapa warga dan penjaga kota mengejar ku, aku sudah tidak tahu bagaimana nasib ayahku, disepanjang pelarianku aku menangis apakah semua ini sepadan dengan kebahagiaan yang sangat singkat ini?

Aku berlari dan terus berlari hingga aku kelelahan, aku fikir aku telah menjauh dari kejaran warga kota tetapi sebuah anak panah tiba tiba menancap di tangan batang pohon yang berada di sampingku.

Naluri ku kembali membuat ku berlari menjauh seketika, kami kelelahan karena berlarian tanpa arah hingga kami menemui sebuah tebing yang curam, posisi kami terpojok dan kami hanya ada 2 pilihan menyerah atau terjun.

Aku yang melihat warga kota semakin dekat tanpa pikir panjang lagi aku memeluk adik ku dan terjun dari tebing itu, kami berguling guling tanpa henti aku tetap menguatkan pelukanku untuk melindungi adik ku dari hantaman batu, kaki dan tangan ku patah aku tak sanggup lagi untuk memeluk adik ku, namun aku berusaha untuk tetap memeluknya.

Hingga sebuah batu besar menghantam punggung ku aku benar benar tak berdaya aku mengalami patah tulang di sekujur tubuh, aku hanya pasrah sambil menahan tubuh adik ku yang berada di atasku.

Lalu karena aku berguling sangat cepat saat sampai di bawah tebing kepalaku menghantam pohon, aku sudah tidak dapat bergerak ataupun berbicara, tubuhku lemas dan kepala ku sakit sekali.

Aku hanya dapat melihat dan mendengar adik ku yang menangis memanggil namaku, aku sungguh sungguh tidak menyesal menghabiskan waktu 5 Tahun ini bersamanya, kehadirannya membuat keluarga ku merasakan kehangatan.

Hingga kesadaran ku mulai hilang, pandangan ku mulai kabur, aku tak lagi dapat mendengar suara maya, dan aku pun mati mengenaskan

Pada awalnya mungkin kami hanya benar benar memiliki 1 pilihan karena walaupun kami menyerah mungkin aku juga akan dipenjara dan dijual sebagai budak oleh walikota tamak itu, itu kan sama saja kehidupan kami telah direnggut oleh kaum bangsawan brengsek yang menerapkan peraturan peraturan yang tak masuk akal

Yaaa hingga aku yang datang dari dunia lain dan merasuki tubuh lelaki yang bernama Mura ini.

"Argh!"

Aku mengerang kesakitan karena ingatan yang menumpuk di kepala ku ini

"Ah! Kakak! Apakah kakak baik baik saja?! Kakak katakan sesuatu!"

"I-iya aku baik baik saja aku hanya sedikit pusing saja kok" Jawabku yang sedang berusaha untuk duduk dan menyandarkan tubuh ku ke pohon yang berada di samping ku

"Eh kakak! Jangan banyak bergerak dulu! Luka kakak sangat parah!"

"Eh? Luka?" Aku terheran karena aku tak merasakan rasa sakit apapun kecuali sakit kepala ini

"Ah iya aku ingat aku telah terjatuh dari tebing ini namun aneh kenapa luka lukaku langsung sembuh? Dan anggota tubuhku juga baik baik saja, tidak ada yang menandakan kalau aku patah tulang hmm..." Gumam ku yang sedang menggerakkan satu persatu anggota tubuh ku

"Ah! Kakak!!!! Aku senang kakak baik baik saja! bagaimana kakak bisa-- ah tak penting, yang penting kakak dapat bangun kembali! Sekarang giliran kakak yang menjaga ku, aku akan isti-rahat dahu--" Ucap maya yang perlahan lahan terjatuh dan tak sadarkan diri

"Maya!" Dengan sigap aku mengulurkan tanganku dan menahan tubuhnya, aku pun memeriksa nadi dan nafas nya

"Syukurlah hanya pingsan" Ucap ku sembari menaruhnya perlahan

Aku terkejut melihat memar di siku tangan kirinya dan pergelangan kaki kanannya...Aku yang mengetahui kalau maya mengalami patah tulang itu segera melakukan pertolongan medis.

Setelah aku melakukan pertolongan medis,

Aku pun membopong adik ku di punggung ku,

Aku berjalan menulusuri hutan untuk mencari mata air lebih tepatnya sungai.

Selang beberapa lama aku mendengar suara gemericik air yang tak jauh dari arah ku, aku segera berlari menuju suara air itu, akhirnya aku menemukan air terjun.

Aku menaruh adik ku di pinggir sungai untuk membersihkan luka luka memar yang ada di tubuhnya.

"Ka-kak..." Dengan nada yang lemah maya memanggil namaku

"Maya apakah kamu baik baik saja? Apakah ada yang sakit? Katakan dimana?"

"Ta-tangan kiri ku tidak dapat ku gerakkan dan kedua kaki ku sangat sakit..." Jawab maya sembari mengangkat tangan kanannya untuk meraih tangan ku

"Sudah jangan banyak bergerak! Apakah kamu haus?"

"I-iya"

"Baiklah tunggu sebentar kakak akan ambilkan air"

Aku pun berjalan mencari daun yang agak lebar, setelah aku mendapatkan daun yang selebar telapak tangan aku kembali menuju sungai

Aku mengambil air menggunakan daun itu dan meminumkan nya perlahan kepada maya.

"Baiklah apakah maya sudah selesai istirahat nya? Kalau sudah sebaiknya kita segera pergi untuk menemukan tempat yang akan untuk kita istirahat nanti malam" Ucap ku sembari mengelus rambut maya

Maya hanya menjawab dengan anggukan kecil

"Baiklah jangan memaksakan anggota tubuh yang terasa sakit oke"

Aku pun kembali menggendong Maya dan bergerak tanpa arah berharap menemukan bukit bebatuan atau Goa yang dapat di tinggali untuk sementara waktu.

"Cih! tubuh macam apa ini sangat tidak bertenaga tubuh anak usia 18 tahun sangat lemah seperti ini??...." Gumam ku

Dengan perawakan rambut hitam pekat lalu tubuh kurus dan tinggi badan sekitar 170 CM dan baju compang camping aku menyusuri hutan, entah sudah berapa jauh aku telah berjalan.

setelah beberapa lama dari kejauhan aku mendapati asap hitam aku berasumsi bahwa disana kemungkinan terdapat kelompok pemburu atau sejenisnya yang sedang beristirahat.

Aku pun berencana untuk kesana saat malam hari tiba, jadi kami memutuskan untuk beristirahat tidak jauh dari arah asap tersebut.

Di dunia ini dengan keterbelakangan teknologi membuat ku tidak paham akan apa yang harus aku lakukan. Aku tiba tiba di pindahkan ke dunia ini aku tidak mempunyai Uang sama sekali lalu bagaimana aku dapat memastikan adik ku baik baik saja...Dimana kah kita akan tinggal?

Yang dapat ku lakukan hanyalah memandangi adik ku yang terbaring lemas, jika luka lukanya tidak segera di obati akan mengalami peradangan, aku harus segera menemukan tempat tinggal untuk menghindari udara dingin malam hari karena itu hanya akan membuat kondisi adik ku memburuk.

Lalu Tepat Setelah langit sudah gelap aku kembali melanjutkan rencana ku, aku berjalan dengan hati hati tanpa menimbulkan suara, aku berjalan lurus ke arah Asap yang aku lihat saat sore hari tadi.

Tak Lama setelah aku sampai di tempat Munculnya asap tersebut, sesuai dengan perkiraan ku beberapa saat yang lalu ada beberapa orang yang sedang membakar daging disini jadi aku memutuskan untuk berjalan lurus berharap disana benar benar terdapat pemukiman, lalu aku mendengar suara beberapa orang suaranya seperti prajurit yang sedang menerima komando dari atasan lalu apakah disana benar benar terdapat pemukiman atau hanya kelompok tadi yang sedang menetao untuk sesaat?

Aku pun berjalan menuju arah suara tersebut, yap dugaan ku tidak salah dari kejauhan disana aku melihat samar 4 penjaga di depan gerbang

Bahkan di setiap sudut kota terdapat menara pengawas disana pastinya ada seorang pemanah.

Aku memutuskan untuk berjalan memutari kota berharap terdapat cela yang dapat aku masuki, namun hasilnya nihil aku tak menemukan cela sedikit pun, aku hanya berani mengawasi dari kejauhan jika aku mendekat adik ku akan menjadi sasaran Lagi.

Aku pun memutuskan untuk membuat rencana menyelinap saat penjagaan mereka lengah, aku mengawasi setiap detailnya.

Penjaga menara pengawas akan bergantian saat tengah malam pastinya, lalu bagaimana aku agar berhasil melewati 4 penjaga yang berada di depan gerbang?

Ah aku ingat dulu aku pernah berlatih kendo saat berlibur ke Jepang bersama teman temanku...Aku juga belajar teknik pencak silat tepat dimana aku tinggal, yaaa mungkin dulu aku hanya ikut berlatih karena terlihat keren jika aku menggunakan pedang tapi saat era teknologi itu serasa tidak berguna tetapi di era ini mungkin itu akan sangat membantu.

Aku pun memutuskan melakukan penyelinapan saat tengah malam aku hanya memiliki waktu yang singkat sebelum pergantian penjaga Menara pengawas yang baru.

Beberapa saat kemudian saat tengah malam tiba

"Hei Maya kamu tunggulah disini oke jangan mengeluarkan suara sama sekali" Ucap ku yang sedang menaruh tubuh adik ku secara perlahan dan membaringkan nya

Dan maya hanya menjawab dengan anggukan kecil.

Lalu berjalan mendekati arah gerbang, dan aku bersembunyi di balik pohon dan semak semak dengan posisi tengkurap.

"To-long...Tolong..." Ucapku sembari bersiap menyergap penjaga yang akan menghampiri ku

Penjaga yang mendengar suara ku itu mulai bereaksi.

"Ssst apakah kamu mendengar suara seseorang tadi?"

"Ya aku juga mendengar nya"

"Lalu bagaimana?"

"2 orang dari kalian segera cek kondisi disana kami akan mengawasi kalian"

"Baiklah, ayo"

Dari tempat aku bersembunyi aku melihat 2 orang penjaga yang datang menghampiri ku, aku terus mengatakan kata 'Tolong' dengan nada pelan tanpa henti.

Mereka yang memastikan bahwa tidak salah mendengar nya langsung segera mendatangi ke arahku dengan terburu buru.

Dengan kondisi mereka yang terburu buru mereka akan melemahkan pertahanan mereka,

Saat mereka sudah mulai mendekat dengan sigap aku menarik kaki mereka ke dalam semak semak dengan sangat keras hingga membuat mereka terjatuh tanpa memberi mereka kesempatan untuk bertahan aku melancarkan serangan pada titik vital yang berada di leher mereka sehingga mereka tak sadarkan diri.

Aku pun melucuti pakaian tempur yang ia kenakan, aku pun terkejut ketika melepas pelindung kepala mereka, ternyata mereka adalah manusia hewan, mungkin ini bagus untuk adik ku tetapi ini akan buruk bagiku, karena dengan semestinya mereka pasti sangat membenci manusia, aku terpaksa mengambil resiko karena kondisi adik ku yang buruk.

Aku pun mengenakan pelindung tubuh yang telah aku dapatkan dari mereka serta mengambil tombak sebagai senjata dan aku kembali bersembunyi Di balik pohon dengan posisi siap menyerang.

2 penjaga yang tersisa didepan gerbang itu mulai curiga karena temannya yang tak kunjung kembali mereka mulai mendatangi ku dengan hati hati, kondisi ini akan sangat sulit bagiku karena jika mereka memanggil yang lain akan sangat bahaya.

Mereka semakin mendekat, aku beruntung posisi ku sangat menguntungkan tanpa ada cahaya mereka tidak akan mengetahui lokasi ku dengan pasti mereka hanya berjalan maju dengan kondisi siap menyerang.

Saat posisi mereka telah berada tepat di samping ku, aku berlari dan menendang kepala salah satu penjaga dengan sekuat tenaga sehingga membuatnya terpental jauh, dan dengan tombak ku aku menghunuskan nya ke arah telapak tangan penjaga yang berada di depanku.

Aku menyerang dengan membabi buta titik vitalnya untuk membuatnya tak sadarkan diri seketika, setelah itu dengan sigap aku melakukan gerakan gerakan mengacau dan teknik serangan mematikan untuk mengalahkannya, pada awalnya untuk melakukan gerakan gerakan ini sangat sulit karena otot otot tubuh ini masih belum terbiasa.

Setelah mengalahkan keempat penjaga itu aku kembali ke tempat dimana adik ku berada,

"Hai kakak kembali apakah kamu rindu?" Ucapku sembari tersenyum kecil dan mengangkat tubuhnya di kedua tanganku

adik ku hanya dapat tersenyum dan mengangguk, kondisinya semakin membuatku cemas

Aku pun segera berlari menuju ke dalam kota sebelum penjaga menara pengawas menyadari keanehan.

Saat setelah didalam kota aku di sambut dengan pemandangan yang memprihatinkan

Kondisi kota yang kumuh bahkan rumah rumah yang berada disini tidak layak disebut rumah, karena rumah rumah disini sudah berlubang dan usang.

Aku tidak memiliki waktu untuk menghawatirkan orang lain lalu aku melanjutkan tujuanku, dengan lincah aku bergerak kedalam tanpa disadari oleh beberapa penjaga yang berpatroli, pengawasan disini sangat ketat aku harus berhati hati untuk memasuki rumah yang ingin ku tinggali.

Saat aku bergerak menyelinap aku terkejut dengan apa yang aku lihat, sesuai dugaan ku bahwa manusia hewan sangat membenci manusia, mereka memperlakukan manusia seperti hewan yah pemandangan ini sangat tidak asing karena di 4 kerajaan manusia juga memperlakukan ras hewan seperti itu.

Ada beberapa hal yang membuatku bertanya tanya seluruh manusia hewan disini menjadi prajurit atau memang tidak terdapat penduduk manusia hewan? Jika aku menebak mungkin para manusia hewan ini telah berhasil menginvasi kota ini, sehingga membuat kondisi ini sangat memprihatinkan saat di lihat.

Dengan apa yang telah aku lihat tadi, dengan hati hati aku menelusuri dan mencari rumah yang tidak akan di pantau atau di lewati oleh patroli, maka jika aku pemimpin kota ini aku tidak akan menempatkan prajurit ku di tempat yang kecil kemungkinan untuk timbul masalah.

Jadi aku memilih berjalan menuju utara jika gerbang kota berada di timur dan barat lalu kediaman walikota yang berada di tengah kota lalu selatan yang kemungkinan di pakai sebagai tempat berkumpul, ini hanya sebatas perkiraan dan teori tetapi ya aku percaya dengan keberuntungan ku yang diberikan Tuhan kepadaku.

Setelah berlarian dengan menggendong adik ku cukup lama, akhirnya aku menemukan tempat yang sesuai dengan harapanku dimana tempat ini sepi tanpa pengawasan mungkin aku dan adik ku akan aman untuk beberapa hari ini.

Aku pun memasuki rumah yang sedikit berlubang pada bagian atap walaupun begitu ini masih lebih baik dari pada tidak sama sekali, bahkan disini masih ada tempat yang layak untuk tidur.

Aku pun segera membaringkan adik ku, suhu tubuh adik ku sangat menghawatirkan kami tidak memiliki pakaian yang layak untuk adik ku dengan keadaan rumah yang seperti ini dan kondisi adik ku yang memburuk lalu kondisi kota yang berbahaya bagiku aku mendapati jalan buntu.

Setelah lama berfikir baiklah jika ini jalan buntu bagiku tetapi tidak bagi adikku, jadi aku memutuskan untuk besok aku akan mencari tahu tentang walikota ini jika kepribadian dia sesuai dengan harapanku maka aku akan menyerahkan Maya.

lalu aku segera melepas baju pelindung yang aku kenakan, dan melepas baju ku untuk menutupi memar di kedua kakinya, mungkin hawa dingin ini akan membuat keadaannya semakin memburuk.

lalu tiba tiba.....