Chereads / Become A Harem king / Chapter 3 - Para penyihir

Chapter 3 - Para penyihir

Disana aku melihat para warga maupun prajurit berkerumun.

"Apa yang kalian lakukan?!" Teriak Dabao dari kejauhan

"Salam kakak, Budak manusia ini tidak mau bekerja dan malah membuat keributan antar sesama nya membuat sebagian besar mereka mogok kerja" Jawab salah seorang prajurit

"Cih menyedihkan sekali...mungkin aku harus memulai rencana ku lebih awal" Saut ku yang muncul dari balik Dabao

"Siapa tadi?! Eh! Ka-Kau manusia penyusup yang kemarin kan?!" Ayo cepat kita tangkap dia!

Serentak beberapa dari mereka membentuk formasi melingkar dan mengacungkan tombak ke arah leherku

"Hentikan! Dia adalah Tuan Muda terhormat Tam-- " Sebelum dia dapat menyelesaikan perkataan nya itu di potong oleh prajurit yang memiliki kebencian terhadap manusia

"Apa?! Bagaimana manusia ini Tuan muda?! Jelas Dabao sudah berkomplot dengan penyusup tangkap mereka berdua! Dan segera laporkan kepada Nona besar!"

"Cepat berlutut! Dan ikat mereka!"

Dalam hal ini aku hanya bisa mengikuti perkembangan alur, aku tidak boleh mengambil tindakan yang membuat diriku dibenci, yah abaikan sajalah karena aku harus menjalin hubungan dan kesan yang baik diantara para manusia hewan.

[Mansion kota, Kamar Maya]

"Maya, apakah Maya benar benar menyukai manusia itu?"

"...." Maya tertunduk dengan wajah merah merona.

"Maya ingat! di dunia ini belum pernah terjadi pernikahan antara manusia dan ras hewan jika itu terjadi kakak takut akan terjadi bahaya kepadamu"

"Kakak aku tidak per--" Sebelum Maya selesai bicara, tiba tiba seseorang datang dengan tergesa - gesa.

"Nona Besar! Kami telah menangkap manusia yang menyusup kemarin malam" Ucap seorang prajurit dengan nafas terengah-engah.

"Penyusup? Manusia? Jangan - jangan... Cepat Bawa aku kesana! Maya kamu istirahatlah terlebih dahulu kakak akan segera kembali"

Nana yang mengetahui diriku dalam masalah segera berlari ke tempat dimana diriku dan Dabao berada.

Setelah berselang beberapa saat Nana pun tiba

"Ah Nona besar -" Prajurit yang takut ketika melihat Nana tiba dengan raut wajah menakutkan seolah dirimu akan dimangsa.

"Apa yang kalian lakukan?! Dia adalah Tamu Terhormat!"

"Nona besar manusia ini adalah penyusup -"

"Hentikan omong kosong kalian, dia bukan manusia seperti mereka! panggil dia Tuan Muda! Karena dia akan tinggal disini bersama kita, Dan juga adik ku telah kembali, manusia ini lah yang telang menyelamatkannya!"

"....Maaf kan kami Nona besar, kami tidak mengetahuinya" Para prajurit berlutut dan tertunduk menghadap Nana.

"Ehem Ehem bukannya aku ingin merusak moment, tetapi bisa kah kalian melepaskan ikatanku terlebih dahulu?"

Lalu mereka melepaskan ikatan ku dan berlutut meminta maaf.

"Maafkan kami Tuan Muda yang tidak mengetahui -"

"Sudah lah berdiri tidak perlu se formal itu kepadaku" ucapku sembari memegang salah satu pundak prajurit dan menariknya untuk berdiri.

"Kembali ke masalah awal, aku mengusulkan untuk penjarakan para budak yang tidak ingin bekerja dan jangan beri mereka makanan"

"Tetapi bagaimana dengan penanam gandum ini jika kita memenjarakan mereka?" Tanya Dabao.

"Aku melihat banyak penduduk lokal yang pengangguran dan ini tidaklah baik, lebih baik kalian mempekerjakan mereka lalu beri mereka upah"

"Upah dalam bentuk apa? Jika kita memberikan upah berupa uang itu akan sia sia karena jalur perdagangan di Utara sudah lama tidak berfungsi sejak dulu, kami dari dulu hanya memakan hasil ternak kami sendiri" Saut Nana.

"Hais, jangan khawatirkan itu, ikuti saja perkataan ku"

"Ummm baiklah" Dabao membalas dengan anggukan kecil, mungkin dia masih tidak percaya dengan diriku, ya wajar lah tetapi kalian akan segera mengetahui siapa aku.

"aku memiliki sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu, ayo kembali" Ucapku sembari berlari dan menggandeng tangan Nana.

Nana yang terkejut itu tersipu malu, fis menunjukkan wajah gadisnya yang sungguh menawan, Ugh....aku tidak kuat dengan yang manis manis.

Setelah kami berlarian bersama, sesampainya di mansion aku memutuskan untuk membicarakan perihal ini bersama Maya juga, aku juga meminta Dabao untuk segera datang.

Saat di depan pintu kamar Maya, Nana tiba tiba menepis tanganku, ups aku tidak sadar selama ini aku menggandeng tangannya, karena itu aku telah menanam bibit kecemburuan di mata Maya.

"Ahh itu hanya--, lupakan aku memiliki sebuah usulan, dan mari kita tunggu Dabao agar mendapatkan hasil yang memuaskan" ucapku sembari berjalan dan duduk disamping Maya.

"Ehem, Maya adik ku apakah kakimu sudah baikan? Apakah masih sakit?"

"....Kakak Nana bisakah aku berbicara berdua bersama kakak eldar?"

"Ahhh tidak aku telah membuat adik ku yang imut sedih!" Gumamku yang sedang memperhatikan wajah maya.

"Ba-baiklah aku akan menutup pintunya sekalian menunggu Dabao,dah!" Nana keluar dan menutup pintu dengan keras

"A-Ada apa? Maya ingin bicara apa? Katakan asal maya tidak sedih lagi"

"Kakak apa kakak membenci maya?"

"Apa yang kamu maksud, tentu tidak!"

"Lalu apakah itu berarti kakak mencintai Maya?"

"Ya pastinya! Kakak selalu mencintai adik kakak yang imut ini!"

"Hanya sebagai Adik?"

".....ahhh ini...kamu masih kecil, mari kita bicarakan ini 3tahun mendatang!" Aku terkejut dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Maya, seolah olah jantungku serasa ingin meledak.

"Berarti kakak benci aku! Kalau begitu kakak boleh pergi!" Maya merajuk dan memalingkan wajahnya

"Tidak! Bukan seperti itu, ini situasi yang rumit ini tidak bisa dimengerti oleh anak anak"

"Ya! Aku masih anak anak aku tahu itu! Sekarang kakak pergi!"

"Maya tidak bukan seperti itu, jika kakak mencintaimu lebih dari sebagai adik itu akan bahaya...Gk boleh oke" Jawabku sembari meraih tangan Maya.

"..." Maya hanya terdiam, bahkan dia tidak menatap wajahku sama sekali.

"Ka-kalau begitu, apa yang di inginkan Maya agar Maya tidak sedih lagi?"

"Ma-maya ingin...Maya ingin selalu berada disisi kakak selamanya..." Jawab Maya yang tiba tiba berbisik di telingaku.

"Y-Ya Maya bisa tapi itu tidak boleh bagi anak kecil...Maya harus paham oke, Maya tidak usah khawatir kan aku hanya milik Maya seorang"

Maya yang mendengar penjelasan ku langsung memeluk erat diriku, wajah nya saat tersipu malu itu unch* imutnya.

*muach*

Tiba tiba Maya mencium pipiku,

"A-ah apa yang terjadi? Aku siapa? Aku dimana?" Aku yang pertama kali merasakan ciuman dari seorang gadis seolah lupa diri.

Maya yang melihatku malu malu itu mengeluarkan tawa kecil.

"Nona besar kenapa anda berdiri didepan pintu?"

"DaoDao bodoh ssssttt diam!"

Aku yang mendengar mereka telah tiba itu membuka pintu.

"Oh...Jadi seperti itu ternyata Nona besar memiliki sisi yang tersembunyi" ucap Dabao setelah melihat aku yang berdua bersama Maya.

"DaoDao bodoh hentikan itu! dan Kau katamu kau mempunyai usulan tentang apa?! Cepat katakan aku sibuk!" ucap Nana sembari bersandar di dinding.

Suasana pun menjadi canggung.

Dan Dengan tepukan tangan akan memecah suasana ini

*plok*

"Jadi begini aku memiliki beberapa rencana 1.membeli Pangan dan beberapa domba dari daerah manusia

2.aku ingin membangun kembali sistem ekonomi kota ini dengan cara mempekerjakan mereka

3.Membuat tempat dimana tanpa adanya diskriminasi antar Ras!"

"....Buahahahahaha, apa kau bercanda? Rencana ke 3 mu sungguh bodoh!" Nana yang sedang tertawa terbahak bahak mendengar rencanaku

"Ya, tuan muda rencanamu yang 3 sungguh terdengar bodoh, dan juga dengan rencana mu yang ke 1 itu aku tidak yakin akan berjalan mulus" Tegas Dabao

"Eh memang ada apa?"

"Kota ini berada dekat dengan perbatasan daerah manusia dan ras hewan, kerajaan manusia dan Kerajaan ras hewan ini dipisahkan oleh jurang, gunung, bukit bebatuan, yang membentang diseluruh daratan, salah satunya adalah gunung hitam, oleh karena itu kita tidak pernah berperang secara langsung, tetapi karena manusia yang gila kekuasaan itu, telah membuat rute di gunung hitam sehingga digunakan untuk menyusup ke kerajaan ras hewan ini, kami mengetahui rute ini setelah kami menangkap beberapa manusia dan menginterogasi nya, demi keselamatan kota ini dimasa depan, dengan bantuan penyihir yang telah kami tangkap kami menghancurkan rute di gunung hitam itu dengan cara meledakkan tebing tebing di sekitar rute perjalanan, sehingga jika kau ingin ke kerajaan manusia itu akan sangat jauh sekali dan mustahil" Setelah Dabao menjelaskan perihal rute di gunung hitam sempat membuatku kecewa, namun setelah dia mengatakan kata penyihir itu membuatku semakin bersemangat.

"Hahahahaha ya itu akan menjadi perjalanan yang mustahil bodoh! Hahahaha" Nana tetap tertawa dan mengejek diriku.

"Diamlah...dan bukankah kau pernah menyebutkan penyihir? Dimana mereka?"

"Oh mereka aku tahan di penjara bawah tanah, ingin melihat?" jawab Nana dengan santai

Setelah itu Aku meminta Nana untuk menunjukkan jalan menuju penjara bawah tanah.

Disepanjang perjalanan Nana bercerita tentang penyihir penyihir yang mereka tangkap, terdapat 5 penyihir mereka semua memiliki kemampuan yang berbeda seperti dapat mengendalikan air ada juga yang dapat mengendalikan api, lalu dia yang dapat meramal masa depan, dan dia yang mempunyai kemampuan menyembuhkan dan salah seorang penyihir yang tidak diketahui kekuatannya karena dia hampir tak pernah berbicara.

"Tunggu tadi kau mengatakan jika ada penyihir yang memiliki kemampuan menyembuhkan? Lalu kenapa kau tidak menyuruhnya menyembuhkan Maya?" Tanyaku kepada Nana

"Yaaa pada awalnya aku juga berpikir begitu tetapi aku takut, kau tahu aku tidak percaya dengan manusia" Tegas Nana dengan Raut wajah sedih, ya wajar karena semua kejadian ini diperbuat oleh para manusia.

"Berarti diriku-"

"Tentu saja" Nana memotong perkataan dengan memalingkan wajah dan bergerak menjauh.

Ya ini mungkin memang masih terlalu cepat untuk mendapatkan kepercayaan mereka sepenuhnya, Tetapi setelah ini aku yakin rasa percaya mereka akan mulai menguat dikit demi sedikit.

Sesampainya di ruang Bawah tanah, Tempat para penyihir ditahan.

"Hai Kalian semua!" Ucap ku dengan tersenyum

Aku terkejut ketika melihat keadaan para penyihir, Ternyata mereka semua perempuan, dan lebih parahnya lagi mungkin kami kami mungkin seumuran, mereka dirantai dengan kondisi pakaian yang usang dan robek robek,

Sehingga membuat beberapa bagian tubuhnya terlihat.

Saat disana pandanganku hampir tak terelakkan kepada seorang wanita yang dirantai pada bagian pergelangan tahgan yang di tarik kebawah dan leher yang di tarik kendinding.

"Mesum! Jangan tatap mereka terus!" Bentak Nana yang melihatku terdiam dan hanya memperhatikan wanita di depanku.

"Ummm bisahkah aku masuk? Aku ingin berbicara dengan mereka"

"Apa yang ingin kau lakuin didalam emang?!"

"Tenang saja aku hanya ingin berbicara, bisakah kau hentikan rasa kecurigaan mu itu, lagian kau kan tetap berada diluar sini"

"Yaaa, baiklah aku akan akan membuka pintunya"

Nana membuka pintu seraya berkata "Berhati-hatilah dengan wanita yang kau tatap, dia berbahaya karena dapat mengeluarkan api"

"Apakah kau mengkhawatirkan diriku?" ucapku dengan maksud mengejek.

"si-siapa yang khawatir dengan orang mesum bodoh!" ucap Nana dengan malu malu.

"Hai bisakah kalian berbicara sebentar denganku?"

Mereka semua membalas perkataan ku dengan anggukan kecil.

"Aku ingin menawarkan kesepakatan dengan kalian, apakah kalian ingin mendengarkannya?"

Mereka kembali membalas dengan anggukan kecil .

"Sebelum itu aku ingin mengajukan pertanyaan, kemana kah kalian akan pergi jika kalian mendapat kebebasan?"

"Kami tidak memiliki tujuan, maupun masa depan, impian, serta harapan kami telah musnah direnggut" Saut wanita berambut pendek berwarna coklat yang berada di pojok.

"Ya lebih baik kami berada di penjara ini dari pada pergi ke dunia luar" Tambah wanita berambut panjang berwarna hitam yang berada di samping ku.

"Ke-kenapa?" Tanyaku yang terheran karena melihat wajah murung mereka.

"Aku akan bercerita sedikit,

Sejak dulu kehadiran para penyihir dikalangan para manusia itu menjadi hal yang tabu, kami dibunuh, di per jual belikan, kami ber 5 dulu ditangkap oleh Gereja suci dan dijual sebagai budak di Kerajaan Kerajaan yang ada, lalu saat kami dalam perjalanan penjualan karavan kami dihadang oleh ratusan bandit mereka seolah olah menjanjikan kami sebuah harapan kebebasan pada awalnya kami percaya dan ternyata di balik maksud memberi kebebasan itu mereka meminta kami membayar dengan tubuh kami, mereka mengancam jika kami tidak mau kami akan dijual kembali atau kami akan di eksekusi gantung, kami tidak memiliki pilihan selain menuruti keinginan mereka, kami digunakan sebagai alat merampok, mengancam, membunuh, sekaligus alat pemuas nafsu, hingga kami berada di penjara ini dan merasakan apa itu kebebasan yang sesungguhnya yaitu hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri" Ucap wanita berambut hitam tadi

"......" Aku merasa sedih setelah mendengar cerita nya

"Maaf jika aku membuat kalian mengingat hal yang seharusnya kalian lupakan...." ucapku sembari duduk bersila didepan mereka

"Tidak, kami baik baik saja" jawab wanita berambut hitam

"Bisakah aku mengetahui Nama kalian?"

"Namaku anastasia" Gadis dengan tubuh tinggi namun kurus, rambut pendek berwarna coklat, dan memiliki mata berwarna hijau terang.

"Namaku Vara" Gadis dengan tubuh pendek, rambut hitam bergelombang, dan dia periang.

"Namaku Ratih" Gadis dengan tubuh ramping, rambut berwarna coklat serta mata dengan pandangan tajam.

"....." Gadis pendek, dia pendiam karena malu, dan dia memiliki wajah yang imut, namun sayang telah ternodai.

"Namaku lala dan gadis pemalu ini lita" Lala ini memiliki aura sebagai seorang kakak, dengan rambut hitam panjang serta tubuh yang ideal bagi seseorang wanita, dengan semua apa yang telah dia alami, dia masih mampu untuk tersenyum, inikah yang dinamakan bahagia walaupun sederhana.

Mereka Pun menyebutkan nama mereka satu persatu mulai dari kanan hingga kiri.

"Salam kenal namaku eldar, langsung saja ke intinya aku butuh bantuan kalian, aku akan memberi kalian kebebasan dan juga aku akan memberi kalian upah 50 perak perbulan bagaimana?"

"Eldar! Apa yang kau--" Saut Nana yang terkejut mendengar pembicaraan ku.

"Yakinlah aku akan membuat kota ini kembali makmur"

"Baiklah, jika kau berani macam macam aku akan...."

"Hentikan aku tidak akan menghianati adik ku sendiri" Saut ku yang mendengar Nana terus mengoceh.

"Baiklah kembali ke topik apakah kalian bersedia? Mungkin kalian sedikit tidak percaya dengan diriku jika melihat dari pengalaman kalian--"

"Tidak, kami setuju" Saut Lala

"Wah, sungguh? Kalau begitu, Hei Nana kemari berikan kuncinya"

Nana yang kesal itu melemparkan kuncinya kepadaku, aku pun melepas rantai yang menjerat mereka selama 5 tahun ini.

"Mulai besok aku akan mulai mempekerjakan kalian, untuk sekarang kalian bisa mengikuti aku ke kamarku kalian harus mandi terlebih dahulu dan mengganti pakaian kalian"

"Mesum...." Gumam Nana yang sedang cemberut.

Kami pun pergi meninggalkan ruang tahanan, aku menyuruh mereka untuk terlebih dahulu untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian mereka, kecuali anastasia yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, aku meminta anastasia untuk mengikuti ke tempat dimana Maya berada dan menyembuhkan nya.

"Hai adik ku! Apa kabar!" Seru ku dari balik pintu.

"Kakak! Eh- Kak dia siapa?" tanya Maya yang terkejut ketika melihat anastasia berada disamping ku.

"Ahh nama dia anastasia, dia aku bawa kesini untuk menyembuhkan kamu!" ucapku sembari menarik tangan anastasia untuk mendekat ke arah Maya.

"Hai salam kenal Nona" ucap anastasia sembari membungkuk memberi hormat

"Benarkah?! Berarti aku akan segera bisa berjalan kembali?!" ucap Maya yang penuh dengan kegembiraan

"Iyaaa"

Anastasia pun segera merapal mantra dan mengarahkan kedua tangannya ke kedua kaki Maya yang terluka, hanya butuh beberapa saat luka memar maupun patah tulang yang terdapat pada kedua kaki Maya dengan sekejap hilang tak berbekas seolah olah tidak pernah terjadi apapun.

Nana yang melihatnya dari kejauhan itu merasa sangat bahagia, seketika dia berlari dan memeluk Maya.

"Umm Maya sebaiknya Maya segera mandi, kakak memiliki beberapa urusan setelah itu kakak akan membawa Maya untuk bermain bersama oke" ucapku sembari menggandeng tangan anastasia dan berjalan keluar dari kamar Maya untuk menuju ke kamarku.

*knock knock*

"Ini aku eldar dan anastasia" ucapku dan dilanjutkan dengan membuka pintu.

"Eh... Kenapa kalian semua duduk di lantai?! Dan Kenapa kalian tidak segera mandi?"

"Kami tidak berani duduk di kursi yang mahal itu dengan tubuh kami yang kotor ini, dan kami juga tak ingin mengotori bak mandi Tuan eldar"

Jawab Lala dan di barengi anggukan mereka semua.

"Itu kan hanya masalah sepele..., dan juga tidak perlu se formal itu jangan panggil aku Tuan ketika kita berbicara secara pribadi seperti ini"

"Baik Tuan, eh maksud ku eldar" Ucap Lala

"Kalau begitu kalian segera mandi dan aku akan keluar untuk mengambil kan kalian pakaian"

aku pun pergi mencari Nana...