"Siapa juga yang ingin membunuhnya? aku berusaha memotong benda itu, tapi katana ku tidak bisa menemukan benda itu. Tidak terasa sama sekali." Patience langsung mengangkat katana nya.
Ia lalu menyeka darah yang mengalir dari leher gadis itu. Ia langsung merobek pakaiannya untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pada leher Lyosha. Beruntung karena dalam keadaan tercekik, darahnya tidak mengalir dengan deras.
"Bertahanlah gadis sangar," ujar Rey sembari memangku tubuh yang mulai menegang tersebut. Ia langsung berusaha melonggarkan jeratan itu, namun apa daya tak ada yang dapat ia raih.
Rey habis akal, dia panik dan takut kalau gadis yang ada di pangkuannya ini mati mendadak. Karena sedikit banyaknya ia juga pasti akan merasa bersalah.
Rey lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Lyosha. Tidak, ia bukannya mengambil kesempatan dalam situasi seperti ini. Ia murni ingin membantu Lyosha, setidaknya dengan udara tambahan bisa sedikit mengulur waktu.