Chereads / Unexpected Past / Chapter 2 - Reaksi Yang Kurang Menyenangkan

Chapter 2 - Reaksi Yang Kurang Menyenangkan

Di tempat lain, jauh dari Coil Cottage. Tepatnya di pusat koordinasi peserta didik dan wakil kesiswaan Tummulotary Academy, terdapat kerumunan orang-atau bisa di sebut-antrian manusia yang padat. Mereka merupakan suruhan atau bawahan dari para orang tua siswa yang anaknya bersekolah di Tummulotary Academy yang tengah melakukan aksi protes. Para orang tua siswa sedang duduk santai di ruang kerja kepala sekolah Tummulotary Academy. Meskipun duduk santai, nampaknya pembicaraan mereka lebih menegangkan dari pada yang para suruhan mereka bicarakan di ruangan wakil kesiswaan sebelah.

"Aku menyekolahkan anakku dengan bayaran setimpal sebesar 12000 goldia, dan kau dengan mudahnya memasukkan mahluk menyedihkan (para Orph) itu hanya dengan iming-iming lulus tes? aku harap kau telah mengoreksi selera humormu Professor Giddleton," ujar seorang wanita paruh baya yang berpakaian mewah. Wanita itu memang tidak meninggikan suaranya, namun nadanya amatlah dingin dan menusuk.

"Apa sebenarnya maksudmu Tuan Giddleton? sekolah yang agung ini sudah lebih dari 2 abad menerapkan peraturan untuk melarang Orph menginjakkan kaki dan bersekolah di sini. Tapi kenapa tiba-tiba dirimu melonggarkan peraturan tersebut?" ujar seorang pria paruh baya berambut klimis dengan dasi perak berkilauan.

Masih banyak lagi bentuk protes yang diutarakan para orang tua siswa. Baik orang tua siswa yang anaknya sudah lama bersekolah disitu, ataupun yang baru saja akan mendaftar di sekolah itu.

Seorang pria tua berambut dan alis putih nan panjang-Giddleton Hamsberg-menghela nafas namun masih dalam keadaan tenang. Sebagai seorang kepala sekolah yang dipandang dan bijaksana, tentunya beliau tidak akan berperilaku sembrono dan tiba-tiba naik pitam.

"Ini adalah kebijakan yang saya terapkan menimbang banyaknya pengguna kekuatan magis jahat yang terbentuk karena tidak adanya pendidikan akademik dan psikis yang baik. Para Orph juga berhak mendapat pendidikan ilmu magis dengan harapan mereka akan menjadi pengguna ilmu magis yang baik dan berguna untuk kita semua, jadi angka kejahatan yang disebabkan oleh Orph berandalan juga akan menurun. Bukankah hal tersebut adalah kebaikan untuk kita semua?" Profesor Giddleton menjelaskannya dengan penuh wibawa.

Para orang tua yang mendengar pernyataan tersebut hanya bisa memandang dengan ekspresi tak percaya. Alasan yang dikemukakan Professor Giddleton nampak seperti omong kosong memuakkan bagi mereka. Mengingat mereka tidak akan menerima keberadaan para Orph apapun alasannya.

Profesor Giddleton selama ini dikenal sebagai sosok kepala sekolah yang baik hati, dan memeperhatika para Orph. Menurut rumor, kebijakan ini sudah hendak dilakukan bertahun-bertahun sebelumnya. Namun selalu tertunda karena menimbang-nimbang persetujuan banyak pihak. Sekarang ini keputusan Profesor Giddleton sudah bulat, ia tidak mau menunda lagi. Urusan persetujuan orang tua siswa lain bukan masalah, asalkan beliau bisa mengelola sekolah ini dengan baik. Maka kebijakan ini akan bisa diterapkan tanpa masalah yang serius.

"Kebaikan kita semua? itu omong kosong belaka! aku tidak mau anakku satu-satunya bersekolah di tempat yang sama dengan para anak-anak rendahan yang tidak berkualitas seperti mereka?!" kini seorang pria klimis yang tengah menghisap cerutu dengan label merek Annelzoskie (perusahaan cerutu terkemuka dengan bahan bubuk sihir magis gunung avelsoon di dalamnya).

"Saya tidak memberikan kelonggaran tanpa pertimbangan yang sesuai. Tes yang akan mereka jalani bukan sembarang tes. Saya juga akan memilah anak dengan kekuatan magis yang kuat, serta tekat belajar yang besar. Kalian terlalu berlebihan menanggapi ini, maaf Tuan dan Nyonya...apakah kalian takut kalau anak kalian tersaingi oleh para Orph?" balas Professor Giddleton telak.

Semua orang di ruangan tersebut terdiam. Hanya ada bunyi gemericik perapian serta denting lonceng biji pohon gusion berwarna hijau azmer yang beradu. Mereka menatap ragu satu sama lain. Lalu salah satu dari orang tua siswa membuka suara.

"Apa-apaan pertanyaan mu itu Professor Giddleton? mana mungkin kami merasa tersaingi oleh mahluk rendahan seperti mereka? kami hanya tidak ingin nama sekolah tempat anak kami belajar tercoreng dengan adanya orang seperti mereka." Seorang wanita paruh baya angkuh beranjak pergi dari tempat duduknya.

"Terima kasih untuk penjelasanmu yang sangat-sangat bijaksana tersebut Professor Giddleton," ucap salah satu orang tua siswa lain seraya berlalu. Tentunya itu bukan ucapan terima kasih yang tulus, itu adalah bentuk sindirian sarkastik yang tidak begitu ditanggapi oleh Professor Giddleton.

Setelah ruangan itu sepi karena para orang tua siswa telah keluar. Professor Giddleton sekarang bisa menghela nafas tenang. Beliau sudah menerka kalau kejadian seperti ini akan terjadi, dan ia tidak terkejut lagi menanggapinya. Malah kejadian tadi tidak seburuk ekspektasinya. Professor Giddleton jadi berfikir untuk selalu memikirkan kemungkinan terburuk dari suatu kejadian. Tapi ia buru-buru menapis pemikiran tersebut. Karena bisa-bisa dia jadi seperti Professor Rughinell Snelly, guru sihir energi alam Tummulotary Academy. Dia berdiri dan menatap keluar jendela ruangannya yang besar tersebut. Di situ, ia bisa memandang indahnya gemerlap malam di bumi Kerajaan Ellenia.

Setiap kerajaan tentunya memiliki ciri khas sendiri yang membedakan dari kerajaan lainnya. Seperti Kerajaan Ellenia contohnya, Kerajaan ini punya sebutan negeri kemilau cahaya. Sesuai dengan nama Kerajaan Ellenia sendiri yang berarti Kerajaan Cahaya.

Dan benar saja, Kerajaan ini baik daerah pusat kota ataupun sela-sela rumah masyarakat di beberapa sudut kota di selimuti oleh kilauan cahaya, tak terlalu terang namun kilaunya lembut dan indah.

Kalau di tempat kalian ada yang namanya Paving Block untuk membuat tanah pijakan jadi rapi dan tidak becek saat hujan. Maka Kerajaan Ellenia punya yang namanya Padatan Clarus. Mirip seperti Paving Block. Tapi bagian menariknya, kalau kalian memijakkan kaki di atasnya akan keluar cahaya indah sesuai dengan ketukan kaki yang berpijak.

Telusuri lagi lebih ke dalam. Saat musim dingin. Ketika bernafas maka akan keluar uap panas saat kita menghembuskan udara dari hidung kita. Di Kerajaan Ellenia ada keunikan apabila di musim dingin. Uap yang dihembuskan saat bernafas berkilau dan berwarna. Warna tergantung pada perasaan apa yang dirasakan orang tersebut. Hmm kalau orang tersebut sedang bau mulut, warna apa yang akan keluar saat dia bernafas ya?

Meskipun ramai, namun Kerajaan ini tidak mengalami polusi berlebih. Itulah yang menambah kenyamanan saat berada di Kerajaan ini. Pohon-pohon ketika musim gugur akan mengeluarkan daun kering yang mengeluarkan percikan cahaya apabila bergesekan. Para anak kecil suka mengumpulkan daun yang berguguran dan menggesekannya. Sungguh penuh dengan cahaya.

Tidak lengkap rasanya bila dalam suatu wilayah tidak ada sumber mata air atau daerah perairan yang bisa dikunjungi. Baik itu sungai, laut, ataupun danau. Bila di Kerajaan ini, pada malam hari orang-orang tak jarang datang ke perairan setempat untuk menikmati pemandangan unik. Ya, di dalam dasar perairan itu mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Tak perlu memakai suatu penerangan apabila ada di dekatnya.

Nampaknya kalau terjadi pemadaman lampu oleh badan pusat pembangkit listrik tenaga alam magis tidak akan membuat Kerajaan Ellenia gelap gulita.

Kembali ke Professor Giddleton sekarang. Setelah keadaan Tummulotary cukup tenang, beliau kembali meninjau para Telltalein. Mereka adalah tim khusus yang mempersiapkan acara-acara penting sekolah, lomba, pertemuan, kunjungan, ujian, dan tes seleksi masuk academy untuk para Orph. Bukan main, meskipun tes seleksi akan diadakan sekitar 8 sampai 9 bulan lagi, namun sekarang para Taletalein telah sibuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan tes tersebut. Maklum, tes ini tidak hanya akan diikuti oleh Orph dari Kerajaan Ellenia. Melainkan seluruh kerajaan yang ada, baik dari daerah superior kingdom maupun

Sebagian besar vellum(berkas berisi tulisan penting seperti perjanjian, proposal, data-data, dsb) telah ia cek dan di tanda tangani. Adapun juga vellum laporan dari guru-guru serta staf Tummulotary Academy. Semoga saja Fliase Pelly-guru hukum ilmu magis-tidak lupa mengisi vellum dan rincian rapor ujian praktek setengah semester siswanya.

Professor Giddleton sedang menunggu vellum royal dari badan perizinan Kerajaan Ellenia. Karena akan banyak Orph dari kerajaan lain yang akan datang ke Kerajaan Ellenia untuk mengikuti tes di Tummulotary Academy. Tentunya ini sudah ia rencanakan matang-matang. Dia berharap lisensi izin dari pusat kerajaan bisa didapatkan dalam kurun waktu sebulan ini. Professor Giddleton tidak ingin para Orph dari kerajaan lain kehilangan kesempatan emas seperti ini.